×16× {Seo Myungho}

28 6 0
                                    

"Benar benar payah! Dia menghilang begitu saja saat tongkat sihirnya hancur!" Seungcheol mengibaskan tangannya menghalau abu ungu yang mengambang di udara.

"Baiklah, kita harus menemukan mereka berdua. Apa mereka ada di balik dinding ini?" ujar Jeonghan.

"Mereka di dalam sana."

"Biarkan aku mencoba menghancurkan dinding ini." Seungcheol mengubah tangannya menjadi kaki depan serigala yang tegap. Mengepalkannya lalu melayang pukulan.

Buagh!

Tidak terjadi apa apa.

Buagh!

"Mengapa sangat sulit," desisnya.

"Dinding ini penuh dengan pajangan yang membuatnya semakin tebal," ucap Jeonghan lalu meraba semua pajangan itu terutama pada replika tangan yang menangkup bunga.

"Ada sesuatu di sini," ucapnya sambil memutar bunga itu. "Kunci, bunga ini seperti kunci untuk membuka dindingnya. Bagaimana kita membukanya?" Jeonghan memutar bunga itu ke kanan dan ke kiri namun tak terjadi apapun.

Plak!

Jeonghan memukul replika bunga itu dengan keras. Ia kesal. "Apa ini harus dibuka dengan cara khusus? Apakah diberi mantra?" ujarnya kesal.

"Biar ku coba." Joshua meletakkan tangannya di atas bunga itu.

"Force!"

Krriing!

Krakk!!

Bunga itu berputar dengan cepat dan terbelah. Ya, kemampuan Joshua yang merupakan Elf. Mantra klan Elf untuk membuka paksa benda atau sesuatu.

Kemudian dinding tebal itu bergerak perlahan. Menunjukkan lorong gelap dengan satu obor.

×××

Karena emosinya, Seokmin mengeluarkan cakarnya dan melesat menuju Myungho.

Bruagh!

Bahu Myungho dicengkram oleh cakar Seokmin. Punggungnya menabrak rak buku di belakang sana.

"SADARLAH! KOTA INI ADALAH TEMPAT TINGGALMU! BERHENTI MELAKUKAN HAL YANG AKAN MEMBUATMU MENYESAL!"

"Menyesal? Hahahaha! Kau tak mengerti apapun ..."

"Kau akan membunuh banyak orang! Apa kau tak menyayangi keluarga atau temanmu?!"

"Keluarga? Teman? Aku tak memiliki mereka," desis Myungho mengeraskan rahangnya.

Wushh!

Brakk!

Seokmin terlempar hingga menghancurkan kaca balkon. Kepalanya terasa pusing bahkan darah keluar di sana. Ia mendongakkan kepala. Di luar sana terlihat langit yang sedikit mendung dan hutan ternyata tak jauh dari tempat mereka.

Tempat ini tenyata tidak terletak di pusat kota. Lorong itu tak nyata. Mereka terpindahkan akibat melewati lorong itu.

Dari sirat mata Myungho, terlihat tatapan sedih bercampur dendam di sana. Apa yang terjadi padanya di kota ini hingga membuatnya seperti itu?

Tidak Seokmin, kau bukanlah orang yang tega melihat orang lain menderita seperti itu.

Myungho melangkah menuju patung tangan raksasa itu dan mengucapkan mantra di depan bunga mawar putih setengah cistus. Bunga itu mengeluarkan sinar biru gelap. Ini pertanda buruk, pikir Seokmin.

"Baiklah tinggal menghancurkan apa yang seharusnya hancur." Myungho menyeringai.

"Berhenti!"

Di sana Joshua, Seungcheol dan Jeonghan berdiri di depan pintu dengan.

Revenge | Svt × Trz × NctTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang