GEMINI || 52

187 57 2
                                    

Setiap hari sepulang sekolah Rania selalu datang menjenguk Deandra. Hari ini ia datang dengan buah buahan segar yang sudah di potong, untuk Deandra.

Lorong rumah sakit ini, lorong yang sudah lama tidak Rania lalui sejak dirinya sudah jarang datang memeriksakan kesehatannya.

"Tak ada perubahan di rumah sakit paman Jayantra tetap bersih seperti biasa" monolog Rania matanya berkeliling mengitari pemandangan di sekitarnya sambil terus berjalan

"Rania"

Rania dapat mendengar seseorang memanggil namanya dari belakang. Ia menoleh mendapati paman Jayantra dengan jas putih dan stetoskopnya berjalan menghampiri Rania.

"Sudah berapa bulan paman tidak melihatmu" sapa Jayantra bertukar senyum dengan Rania

"Iya paman, Rania sudah sangat sehat sekarang" jawab Rania membusungkan dada

Jayantra tersenyum simpul lalu menepuk undak Rania "paman tahu kau ada masalah dengan Kevin, meskipun paman tidak tahu apa penyebabnya tapi paman harap itu tidak kau jadikan alasan untuk menghindari paman juga"

Rania tersenyum kaku

"Terimakasih atas perhatian paman tapi Rania memang sudah sangat sehat sekarang bahkan jantung Rania sudah normal"

"Syukurlah kalau Rania memang tidak merasakan sesak dan sakit lagi"

"Rania kesini mau jenguk temen Rania, paman tau? Namanya Deandra di bangsal tulipe"

Jayantra terlihat menerawang keatas seperti berpikir. Mungkin dia mengingat pasien yang sudah Rania kenalkan bernama Deandra.

"Oh pasien dengan dua luka tusuk di perutnya" kata Jayantra setelah mendapatkan ingatannya

Rania kaget mendengar pengakuan dokter pribadinya itu

"Paman ingat, kemarin paman juga ikut di menangani oprasinya luka tusuknya cukup dalam"

Rania benar benar tercekal Deandra tidak mengatakan apapun padanya tentang luka tusukan diperutnya

"Rania? Ada yang salah?" Jayantra menyadarkan Rania dari lamunannya

Rania gelagapan bingung harus memberi jawaban apa. Ia lantas pamit dan langsung pergi ke bangsal Deandra.

Rania melihat Deandra yang tertidur pulas di kasur rumah sakit. Wajahnya damai dengan napas teratur. Cairan infus di sebelahnya menetes mengikuti iram detik jam lalu mengalir menuju selang yang menghubungkan lengan Deandra.

Entah kenapa pikiran Rania tiba-tiba teringat akan Kevin. Setiap dirinya tak sadarkan diri dan harus menjadi penghuni kamar inap Kevin selalu setia menemani di samping Rania. Meskipun Rania tak tahu apakah Kevin melakukannya dengan terpaksa atau tidak.

Air mata Rania menetes tanpa sadar. Bukan karena melihat keadaan Deandra namun karena teringat akan Kevin. Apakah ini bisa disebut air mata kerinduan?

Mungkin jika ia tak mengingat Deandra bisa saja detik ini juga Rania pergi menemui Kevin, memeluknya erat dan menyampaikan rasa rindunya.

Katakan saja Rania egois tau plin plan terhadap Kevin dan Deandra. Namun seperti kata pepatah kalau cinta pertama sulit untuk dilupakan.

Deandra membuka matanya perlahan. Bayang bayang Rania muali masuk ke penglihatannya samar. Ia melihat Rania yang berdiri di sebelahnya sambil mengisi

"Ran.. aarrhh" Dean meregang kesakitan saat berusah duduk

Rania sadar dari lamunannya kemudian beralih membantu Deandra

"Jangan duduk dulu kalau masih sakit" katanya sambil menopang punggung Dean agar kembali tidur

Sebenarnya Rania ingin menanyakan tentang luka tusukan yang dikatakan paman Jayantra padanya namun melihat senyum ceria Deandra Rania mengurungkan niatnya.

GEMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang