GEMINI || 61

172 50 0
                                    

Rania memaksa untuk tetap pergi ke sekolah karena ia tak mau jika sampai harus mengulang ujian hanya karena penyakit sialan itu. Setelah berkali kali mendesak Kevin dan dokter pribadinya bahkan Rania sampai mengancam akan berbicara keras keras jika masih di suruh melakukan perawatan, akhirnya Rania mendapat persetujuan untuk pulang.

Kevin mewanti-wanti agar tidak ada seorangpun teman sekelasnya yang memaksa Rania untuk berbicara. Semua menurut tak terkecuali Harka yang yang biasanya banyak menggoda Rania.

Ujian berjalan lancar meski Rania hanya belajar beberapa jam saja semalam. Begitu istirahat, Deandra langsung datang menghampiri Rania seperti biasanya.

Kevin sengaja membiarkan mereka. Awalnya ia memang berniat untuk terus berada di samping Rania namun mengingat ucapan Mark kemarin sore akan lebih normal jika Kevin berlaga cuek seperti biasanya namun dibalik itu tak ada yang tahu jika Kevin mengamati setiap gerak gerik orang di dekat Rania.

Kecurigaannya terhadap Mark juga masih belum berubah terlebih seharian ini Mark dan Harka mengekor pada Rania dan Deandra kemanapun. Padahal biasanya mereka berdua hanya akan bergabung saat makan di kantin saja.

Entahlah semua masih abu-abu.

Ino, lelaki yang Mark bilang memukuli saksi mata habis habisan juga tak luput dari pengawasan Kevin. Bahkan sekarang mereka terlihat duduk berhadapan di perpustakaan.

Seperti biasa, mereka akan selalu mencocokkan jawaban ujian lalu lanjut belajar untuk ujian selanjutnya. Kevin berada di sudut perpustakaan memerhatikan mereka dengan berpura-pura mempelajari bab untuk ujian.

"Yess! Jawaban gue bener semua" Harka bersorak mengangkat kertas ujiannya keatas

"Yakin banget gue naik pringkat abis ini"

Luke yang merupakan pesaing Harka dalam perebutan pringkat terakhir tidak terima dengan Harka yang lagi-lagi mendapat nilai sempurna di ujian

"Kok lo makin pinter sih? Curang ya lo?" Tuduh Luke

"Dihh enak aja! Gue tuh emang pinter kalo cuman ya kemarin kemarin lagi tidak menunjukkan kemampuan gue aja"

Harka menepuk dadanya dengan bangga wajah tengilnya membuat mereka yang duduk didekatnya merasa geli sampai harus tertawa

"Sebenernya gue sama Kevin lebih pinter gue cuman ya gue gak mau sombong jadi mengalah aja"

"Mending kita lanjut belajar aja deh dari pada lo halu cuma gara-gara bener semua" tungkas Lolita melempar wajah masam pada Harka

"Dih bilang aja lo iri lolipop"

"Ka lo ngatain dia lolipop diliatin pawangnya loh" kata Elsa menunjuk Ino pada Harka

Harka menoleh sebentar ke Ino kemudian memberikan senyuman kaku "aman bang lolipop adalah panggilan kesayangan kok"

"Oh lu sayang Lolita?" Ino menatap Harka sambil mengangguk anggukkan kepalanya

Harka kehabisan jawaban karena ekspresi yang ia lihat di wajah Ino apalagi setelah ingatannya tentang kejadian Ino tempo hari

"Maksudnya.. panggilan kesayangan untuk teman  ya kan pop" jawab Harka mengangkat kedua alisnya untuk Lolita

"Gak mau gue temenan sama harkambing!"

"Nahh itu bang dia lolipop dan gue harkambing so, damai kan?"

Mark terbahak di tempatnya melihat wajah Harka yang seolah ketakutan pada Ino tangannya bahkan sampai memukul mukul bahu Harka

"Sumpah Mark receh banget"

"Dia ngetawain apa sih?" Deandra melirik heran pada Mark yang terbahak sampai sebegitunya

"Oh kalo dia ngakak emang passion kok bang jadi tenang aja ini bukan kerasukan" Harka mencoba menjelaskan pada Deandra sekaligus agar ada alasan untuk membuang muka pada Ino

GEMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang