"tunggu , Vin" suara Kenzo membuat Kevin yang hendak beranjak keluar jadi mengurungkan niatnya
Ada sesuatu yang menarik perhatian tim mereka di layar komputer yang masih menampilkan peta lokasi dari GPS. Titik pusat yang berbentuk lingkaran kecil berwarna merah menunjukkan 2 tempat yang berbeda dan berjauhan.
"Kenapa ada dua titik?" Tanya Kevin, mengedarkan pandangannya pada titik yang berkedip di tempat yang berbeda
"Apa ini jebakan? Kita harus hati-hati karena pelaku sangat banyak perhitungan" salah satu teman Kenzo melontarkan pendapatnya yang lalu mendapat anggukan dari Kenzo
"Apa gak bisa di perjelas itu di daerah mana?" Tanya Kevin
"Bisa kok" jari kenzomembawa mouse ditangannya untuk membuat pembesaran layar dan menunjukkan keberadaan titik GPS di layarnya
"Perumahan? Kayaknya gak mungkin deh ada penculik bodoh yang sekap tawanan di daerah ramai" salah satu anggota disana terlihat bingung
"Bisa aja itu jebakannya coba di titik yang satunya" kata anggota yang lain
Kenzo berpindah pada titik GPS yang satu lagi, melakukan pembesaran layar yang serupa dengan yang ia lakukan tadi.
"Nah kan.. kalo di tempat ini mungkin aja, jauh dari pemukiman, jauh dari jalan besar"
Kevin diam seperti berpikir. Ia tak setuju dengan pendapat orang-orang disana sekalipun mereka ahli di bidang hacker. Kevin punya asumsi lain
"Kirim semua alamatnya ke gue-" kata Kevin namun Kenzo langsung memotong kalimatnya begitu melihat wajah Kevin yang tampak kacau
"Jangan gegabah Vin, inget dia penuh perhitungan bisa aja dia lokasi ini cuma jebakan. Mending lo kabari paman Ricardo biar dia lapor polisi buat cari Rania" kata Kenzo
"Paman sama bunda udah gue kabari, mereka masih di pesawat dan untuk polisi," Kevin menjeda kalimatnya dengan kepala yang menggeleng
"Lo tau sendiri aturan polisi di Indonesia baru dianggap penculikan kalo udah hilang 2x24 jam. Gue bisa cari Rania sendiri, lo bantu di masalah ini aja" ungkap Kevin menunjuk semua komputer dihadapannya
Kevin keluar setelah mendapat dua alamat dari titik GPS yang ditemukan. Tanpa berpikir panjang ia langsung menancap gas dan pergi menuju titik itu.
Entah kenapa instingnya menyuruh Kevin menuju komplek perumahan yang ditunjukkan GPS. Padahal firasatnya tidak mengatakan jika Rania ada disana.
Mobilnya melaju dengan kecepatan tinggi mengikuti petunjuk garis yang di tampilkan oleh peta di mobilnya. Jalanan yang sangat asing untuk Kevin dan pasti Rania jug tidak pernah melewati jalanan ini pikirnya. Semakin kedalam, jalannya semakin sempit dan rumah rumah semakin padat.
Begitu garis petanya berhenti membentuk titik yang berkedip Kevin juga menghentikan mobilnya. Sedikit waspada dengan keberadaannya karena ia sedang berada di gang sempit yang padat pemukiman. Tidak terlalu padat, namun jarak rumah ke rumah sangat dekat. Bisa saja mobilnya di kenali jika sedang mengintai sesuatu mengingat sedari masuk jalan ini ia tak melihat ada mobil terparkir.
Kevin mengitari kawasan itu entah mengawasi atau hanya mengitari pandangannya saja. Dari yang ia lihat, ada hanya ada rumah yang modelnya tampak sama hanya berbeda warna cat. Di masing-masing hamalam tumbuh pohon yang cukup tinggi dan beberapa rumah memiliki bunga didepannya.
Kevin berfikir mungkin rumah pelaku ada di antara jejeran rumah yang ia lihat. Jadi jika titik di peta menunjukkan tempat yang benar maka keberadaannya di sini adalah salah. Harusnya ia sedikit menjauh dari tempat itu agar tidak di curigai. Ia menoleh ke belakang, ada pohon besar di sana sedikit lebih besar dari Jerman pohon yang ia lihat sepanjang jalan. Dan didepan sana ada bak sampah yang lumayan besar. Pikir ya ia mungkin bisa bersembunyi dibalik salah satu benda itu agar tidak terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMINI
Teen FictionGemini, sosok manipulatif yang tak terduga. Rania, seorang gadis kaya yang kesepian dan terjebak dalam trauma penyiksaan, berjuang menemukan tempatnya di dunia. Dalam cinta tak terbalas dengan Kevin yang dingin dan dalam pelukan Deandra yang tulus...