Hatred : 07

747 110 1
                                    

Kateryn's PoV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kateryn's PoV

Toulouse 2023

AKU segera kembali ke rumah setelah berbincang sebentar dan mengambil penawar racun dari Jason. Aku tidak dapat meninggalkan Willma sendirian di rumah. Ya walaupun ia pernah meninggalkanku saat itu. Tetap saja diriku tidak dapat membencinya.

Awalnya aku sudah tidak ingin bertemu dengannya, karena membuat hartiku semakin sakit mengingat masa lalu kami. Tapi nyatanya aku tetap jatuh dalam pesonanya yang membuat aku tidak dapat membalas apa yang sudah terjadi dimasa lalu.

Saat aku sudah masuk ke dalam rumah. Aku tidak dapat melihat sosok Willma. Kemana ia? Apakah ia pergi? Tapi baju dan pisaunya masih dengan posisi semula. Seperti tidak disentuh olehnya. Kupingku menangkap suara dari dapur. Perlahan aku berjalan menuju dapur dan mengintip untuk berjaga-jaga jika yang berbuat gaduh di dapur bukanlah Willma.

Aku bernapas lega ketika melihat Willma sedang mencari sesuatu pada lemari dingin. Tangannya mengambil botol berisikan air dingin. Ah sepertinya ia sangat haus. Tapi mataku membulat terkejut ketika melihat Willma tidak meneguk air tersebut. Melainkan membasahi kepala dan tubuhnya dengan air dingin.

"Apa yang kau lakukan?" tanyaku membuat dirinya terkejut. Seperti tertangkap basah akan aksi mencurinya. Ia menoleh ke arahku. Terlihat air masih mengalir deras dari rambut dan wajahnya. Membuat dirinya terlihat sangat menggiurkan. Kutelan salivaku agar tidak menetes keluar saat melihat betapa seksinya istriku. Ah aku lupa. Mantan istriku.

"Maafkan aku membuat dapur mu berantakan, tapi tubuhku terasa sangat panas, aku butuh air dingin," jelasnya.

Aku menghela napas. Kukira dirinya akan berubah. Tidak sembrono seperti dulu. Sepertinya sudah mendarah daging dengannya. Aku berjalan mendekati meja makan. Kutarik kursi dan mendekatkannya pada Willma.

"Itu tidak akan membantu, duduklah, aku sudah menemukan penawarnya," ucapku. Ia menatap diriku ragu.

"Apa kau yakin racun ini akan hilang?" tanyanya.

"Jika kau tidak percaya, aku dapat membuangnya dan melihat dirimu sekarat lalu perlahan mati," jelasku.

"Baiklah." Willma menurut. Ia pun segera duduk dikursi yang sudah kusiapkan.

Aku memberikan botol kecil berisikan darah werewolf padanya. "Minumlah."

Tanpa bertanya apapun ia segera menegguknya hingga kandas. Setelah darah werewolf masuk ke dalam tubuhnya. Bisa kulihat guratan hitam uratnya semakin menyusut dan hilang seketika tanpa jejak. Aku mendengar ia bernapas lega. Sepertinya racunnya sudah menghilang.

Tanganku mengambil kain lap bersih di laci. Aku melipatnya hingga tergulung cukup besar. Aku berdiri di hadapannya. "Gigit ini."

"Untuk?"

"Gigit saja." Aku pun segera menyumpal mulutnya dengan kain. Ia terkejut dan sepertinya pasrah. Melihatnya membuat hatiku senang. Mungkin jauh dilubuk hati terdalam aku menginginkan balas dendam padanya karena telah meninggalkanku saat itu.

It's All About Hatred and Revenge | WINRINA - PURINZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang