Revenge : 34

112 16 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Celine's PoV

Toulouse – 2040

SESUATU sudah terjadi menimpa bunda dan mami. Aku belum tahu pasti bagaimana kronologinya. Yang aku pikirkan saat ini hanya satu, bertemu dengan bunda terlebih dahulu.

Sedari tadi aku menelusuri sepanjang hutan di tepi jalan utama. Begitu rama kendaraan roda empat lalu-lalang di sana. Aku tahu jika menggunakan mobil akan memakan waktu dua hari kurang lamanya untuk sampai di tujuan.

Aku tidak memiliki waktu sebanyak itu. Aku takut jika terjadi sesuatu yang lebih menimpa bunda. Bahkan kudengar mami menghilang entah kemana. Tidak mungkin jika mami kabur karena berkelahi dengan bunda. Walau beberapa kali mereka sering beradu argumen, tapi tidak pernah perang dingin sampai berhari-hari lamanya. Siapa yang sudah berani membawa mami? Siapa yang sudah melukai bunda?

Sepanjang jalan aku merasakan jika ada seseorang yang mengikutiku jauh di belakang. Aku tahu jika itu adalah Gigi. Ia mengikutiku sedari tadi. Sebenarnya jika ia ingin menghentikanku, ia bisa menggapaiku dengan mudah. Tapi kurasa ia membiarkanku begitu saja meski masih berada di bawah pantauannya.

Berjam-jam aku terus bergerak cepat. Sampai akhirnya aku semakin dekat dengan rumahku. Seharusnya dari jarak saat ini, aku dapat melihat cahaya lampu rumah atau restoran. Tapi di depan sana sangatlah gelap. Apakah bunda tidak ada di rumah?

Aku pun sampai tepat di halaman belakang rumahku. Aku mematung ketika melihat kondisi rumahku yang hancur seperti ada ledakan yang hebat menghabisi rumahku. Tidak ada barang di dalam rumah yang tersisa. Semua sudah hangus terbakar dilahap api.

Seketika napasku tercekat. Jantungku berhenti sesaat membuatku lupa untuk bernapas.

"Bunda mu ada di rumah Jason, sebaiknya kau temui segera," ucap Gigi.

Ketika mendengar keberadaan bunda aku segera pergi menuju rumah paman Jason yang tidak jauh dari rumahku. Aku menerobos masuk ke dalam rumah paman lalu mencari keberadaan bunda.

Langkahku berhenti saat berada di ruang keluarga. Aku melihat kedua pamanku sedang berbincang dengan bundaku.

"Bunda." Mataku sudah dipenuhi oleh air mata yang siap jatuh ke pipiku.

"Celine?!" Bunda beranjak dari sofa. Ia terkejut saat melihat kebaradaanku saat ini.

Aku segera lari ke arahnya dan memeluk tubuhnya erat. Tangisku pun pecah ketika bunda memelukku.

"Sudahlah jangan menangis, bunda baik-baik saja," ucapnya.

Kulepas pelukan dan menatap tajam padanya. "Mengapa bunda jahat sekali tidak memberitahuku terlebih dahulu?!"

"Bunda tidak ingin kau terlibat sayang, maafkan bunda tapi ini bukanlah kasus biasa, bunda tidak mau kau terluka," jelasnya.

"Aku tidak peduli, aku akan bunuh siapa pun yang sudah melukai bunda dan juga mami!" Aku menggeram marah.

It's All About Hatred and Revenge | WINRINA - PURINZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang