Revenge : 16

134 17 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Author's PoV

Toulouse – 2040

RANTAI tua yang melekat erat di pergelangan tangannya terlepas begitu saja saat Waynne mengucapkan sebuah mantra, membuat Celine dapat menggerakan kedua tangannya leluasa.

Sudah saatnya Celine tidak memperlukan rantai itu untuk mematikan kekuatannya. Waynne telah membuat sebuah gelang yang memiliki fungsi sama seperti rantai yang biasa ia pakai―untuk mematikan atau melumpuhkan kekuatan dari makhluk supernatural.

"Pakailah ini selalu, gelang ini akan membuat ke agresifan mu mengurang, pakai selalu sampai kau benar-benar dapat mengendalikan kekuatan mu, aku tidak akan menjamin apa yang akan terjadi jika suatu nanti kau melepasnya saat kau masih belum bisa mengendalikan kekuatan mu dan juga emosi mu," jelas Waynne sembari memakaikan gelang berwarna perak pada pergelangan tangan kiri Celine.

Celine mengangguk kecil lau tersenyum pada Waynne. "Terima kasih," ucapnya sedikit berbisik.

"Kau tak akan ikut?" tanya Shalgie pada Waynne.

"Aku ada janji dengan seseorang nanti pagi, setelah itu aku akan menyusul ke akademi," ucap Waynne.

"Baiklah, sudah siap nak?" Shalgie menyentuh pundak Celine yang sedari tadi menunduk menatap gelang barunya.

Celine menghela napas. Ia mengangkat wajahnya dan menatap ke arah Kateryn yang sedari tadi diam menatap sedih dirinya. Ia mencoba mendekat lalu memeluk tubuh sang ibu cukup erat.

"Aku akan merindukan mami," lirih Celine.

"Mami pun sayang." Kateryn mengusap punggung sang anak lalu melepaskan pelukannya perlahan. Ia menatap lekat wajah Celine.

"Jaga diri mu baik-baik di sana, kabari mami jika sudah sampai di akademi," ucap Kateryn.

Celine hanya menganggukan kepalanya lalu ia mencium pipi Kateryn cukup lama. "Aku pergi." Celine segera mundur lalu berbalik menuju mobil. Ia tidak ingin menatap lama-lama wajah Kateryn.

Kateryn tersenyum tipis saat melihat sang anak sudah masuk ke dalam mobil. Willma mendekat lalu memeluk sebentar tubuh istrinya yang mulai begetar menahan rasa sedihnya karena ditinggal oleh anak semata wayangnya.

"Dia akan dijaga oleh Griselda dan mama, kamu tidak perlu khawatir," ucap Willma untuk menenangkan Kateryn yang nampak masih sedih.

"Iya aku tahu, kamu hati-hati dijalan, santai saja bawa mobilnya ya?" Kateryn menatap wajah Willma lalu mengusap perlahan wajahnya.

"Iya sayang." Willma tersenyum kemudian ia mencium bibirnya cukup lama sampai ia melepaskannya.

"Aku pergi dahulu, jika ada apa-apa hubungi aku segera," ucap Willma yang dijawab dengan anggukan kepala dari Kateryn.

"Titip istriku," ucap Willma pada Jason yang berdiri tepat di belakang Kateryn.

"Tenang saja."

Willma menghela napas. Ia berbalik badan lalu segera masuk ke dalam mobil. Shalgie dan Celine sudah menunggunya sedari tadi di dalam. Ia pun segera melajukan mobilnya pergi menuju akademi.

It's All About Hatred and Revenge | WINRINA - PURINZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang