Hatred : 16

708 92 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Auhtor's PoV

Berlin 2023

PAGI hari ini Raegan sudah berada di kediaman Kateryn. Sudah sebulan lebih Kateryn mengabaikan dirinya. Dari pesan singkat yang tidak dibalas.

Sampai ia menghubunginya melalui panggilan seluler tidak pernah dijawab olehnya. Mungkin ia sudah melewati batas. Sampai Kateryn tidak ingin bertemu dengannya. Pikirnya seperti itu.

"Ma'am."

Raegan menoleh kebelakang. Ia melihat pria bertubuh tegap menghampiri dirinya. "Hi Jason, apa Kateryn kerja? Saya tidak dapat mencium aromanya," ucap Raegan.

"Ma'am Kateryn tertangkap oleh hunter, saya minta maaf." Jason menundukkan kepalanya.

Senyum Raegan memudar. Ia menatap lekat pada Jason. Perlahan kakinya bergerak mendekat pada pria di hadapannya. Tangannya dengan cepat menerobos masuk pada dada Jason. Ia menggenggam kuat jantungnya hingga Jason meringis kesakitan.

"Apa yang kau katakan?" tanya Raegan sembari mendekatkan wajahnya pada wajah Jason.

"Akh! Sa-saya minta maaf, tapi kemarin ma'am Kateryn mengatakan jika ia tidak ingin di kawal oleh siapa pun," ringis Jason.

"Bertemu dengan siapa dia?!" Raegan semakin mencengkeram kuat jantung Jason.

"Arrgghh! Willma! Willma Dawson!" ucap Jason pasrah.

Raegan diam. Rahangnya mengeras. Ia segera mencabut tangannya membuat Jason dapat bernapas lega.

"Siapkan pasukan, malam ini kita jemput Kateryn," ucap Raegan.

"B-baik ma'am."

⁎ ⁎ ⁎

Toulouse 1658

SEORANG gadis berlari dengan sekuat tenaga menuju tengah hutan yang sangat minim dengan cahaya. Hanya sinar bulan yang menjadi sumber cahaya pada kegelapan hutan. Napas sang gadis tersengal-sengal.

Ia sudah tidak kuat untuk lari lebih jauh. Ia memutuskan untuk berhenti pada sebuah pohon besar yang tumbang melintang menutupi sebagian jalur setapak.

Pakaian si gadis dipenuhi noda darah. Tak hanya itu, di kedua tangannya pun dilumuri noda darah yang hampir mengering. Tubuhnya bergetar hebat. Diselimuti rasa takut. Kakinya sudah tidak kuat menopang berat tubuhnya.

Gadis itu menjatuhkan diri tepat di sebelah pohon besar. Kakinya menekuk lalu ia memeluknya erat. Menyembunyikan wajahnya di antara kedua lengannya. Tangisnya pun pecah.

"Jangan menangis."

Si gadis melonjak kaget saat mendengar suara seseorang. Perlahan ia mengangkat kepalanya. Seorang wanita bertubuh tinggi berdiri di hadapannya. Perlahan ia mendengakkan kepalanya untuk melihat wajah wanita di hadapannya. Matanya membulat.

It's All About Hatred and Revenge | WINRINA - PURINZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang