Revenge : 17

121 13 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Celine's PoV

Georgia – 2040

"Celine! Tunggu!"

Aku pun segera menghentikan kaki lalu menoleh ke arah seorang wanita berambut panjang dengan warna oranye kecoklatan yang bernama Yelena―anak dari kepala akademi. Ia sedikit tersengal namun dapat menunjukan senyuman ramah padaku.

"Arah asrama itu ke kiri, kalau ke kanan menuju gedung utama," jelasnya.

"Baiklah, kalau begitu kau terlebih dahulu memimpin jalannya," ucapku.

"Kalau begitu, ikuti aku." Ia segera mengambil alih koperku dan membawanya begitu saja membuat aku terkejut.

"Hey! Aku dapat membawanya sendiri!" Aku segera mengejarnya.

"Tenang lah, ini rasa terima kasihku pada mu karena kehadiran mu membuat aku tidak perlu mengikuti kelas sejarah," bisiknya padaku.

Aku mengernyitkan dahi lalu berjalan tepat di sebelahnya, meimbangi langkah kakinya yang dapat kubilang sangatlah lambat.

"Kenapa kau tidak suka sejarah? Sejarah sangat menyenangkan tahu," ucapku.

Mendadak ia menghentikan langkahnya. Aku terkejut dan menatapnya bingung. "Kenapa?"

"Perkataan mu tadi sungguh membuat bulu kudukku merinding!" Ia menggidikkan bahunya seperti melihat hantu yang sangat menyeramkan.

"Dengan adanya sejarah cukup membantu jika terjadi suatu kejadian di masa depan yang mengharuskan untuk melihat ke masa lalu, jadi menurutku itu sangat menyenangkan, seperti bermain puzzle," jelasku.

"Baik! Cukup! Semakin kau menjelaskan membuat tubuhku bergidik ngeri!" Ia melanjutkan langkahnya lebih cepat menuju sebuah tangga. Aku terkekeh pelan melihat reaksinya yang terbilang sangat lucu.

"Apa ada yang lucu?" tanyanya.

"Baru pertama kali aku melihat seseroang yang sangat membenci sejarah," ucapku.

"Ya selamat datang dalam duniaku yang sangat anti dengan sejarah," ucapnya.

Aku sedikit membantunya membawa koperku saat menaiki anak tangga. Akhirnya kami pun sampai di lantai dua. Suasana di sini sangatlah sepi, tidak seramai saat di bawah.

Yelena terus saja berjalan sampai menuju ujung dari lorong kamar. Ia berhenti di depan kamar dengan nomor 201. Ia merogoh kantung celananya dan mengeluarkan sebuah kunci. Tak butuh waktu lama, akhirnya pintu di hadapannya terbuka.

"Ini kamar mu, silahkan masuk," ucapnya yang mempersilahkan aku masuk terlebih dahulu.

Terlihat di dalam terdapat dua buah ranjang yang berukuran single sudah tertata rapih. Aku melihat ranjang yang berada di dekat jendela sudah terisi oleh barang-barang wanita.

It's All About Hatred and Revenge | WINRINA - PURINZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang