Revenge : 24

109 15 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Celine's PoV

Georgia – 2040

GUNTING rumput kuhempaskan ke arah tumpukan rumput yang sudah aku kumpulkan bersama Yelena. Aku menjatuhkan diri di atas rumput yang sudah kupotong. Agak sedikit tajam menusuk kulit. Biarlah tenagaku hampir terkuras habis. Bahkan tubuhku sudah dibanjiri oleh keringat.

"Lelah?" tanya Yelena.

Aku memutar bola mata. "Pertanyaan bodoh."

Yelena tergelak sampai kedua matanya hampir hilang tertutup kedua pipinya yang terangkat. Bahkan gusi dan giginya dapat kulihat dengan jelas. Aku menutup mataku untuk tidak melihat wajah menyebalkannya itu.

Beberapa menit kesunyian melanda di sekitarku. Hanya terdengar suara beberapa murid di ujung taman tengah berlatih dengan entah siapa aku tidak tahu. Seketika suatu benda yang dingin menempel di dahiku. Sontak aku membuka mata dan melihat pelaku yang telah menaruh botol di dahiku. Siapa lagi kalau bukan si manusia super jahil, Yelena.

"Minumlah, masih ada waktu lima belas menit untuk istirahat sebelum dirimu latihan," ucap Yelena.

Meskipun ia sangatlah jahil dan humoris, ada satu hal yang aku tangkap selama mengenal dirinya. Entah ia melakukannya hanya padaku atau memang ia seorang yang sangat perhatian terhadap orang di sekitarnya.

"Terima kasih."

Kuambil botol pemberiannya seraya bangkit untuk duduk di sebelah Yelena. Dengan cepat aku menghabiskan air dingin di dalam botol. Terasa sangat segar sampai aku dapat merasakan sensasi dingin mengalir cepat dari tenggorokan hingga lambungku.

"Apa kau sudah siap?"

Aku dan Yelena segera menoleh ke belakang melihat Gigi tengah berdiri menatap ke arahku.

"Siap apa?"

"Latihan."

"Aku baru saja selesai dengan hukumanku apa boleh aku mandi dahulu?"

"Tidak, waktu tinggal sepuluh menit lagi, Gigi tidak suka ada murid yang terlambat," ucapnya membuatku kesal.

"Aaaahhh Gigi! Badan aku gatal-gatal, aku butuh mandi dahulu, aku mohon." Aku segera memeluk kaki Gigi lalu menatapnya dengan tatapan memohon.

"Tidak." Gigi menggelengkan kepala lalu melepaskan tanganku dari kakinya.

"Bereskan tumpukan rumput itu dahulu, sudah itu temui Gigi di hutan sana," lanjut Gigi seraya melangkah menuju hutan yang ia maksud.

"Ish! Gigi menyebalkan sekali jika di sini." Aku medengus kesal.

Yelena terkekeh. "Sudahlah, ayo rapihkan ini, aku ingin segera mandi air dingin," ledeknya.

"Ledek saja terus aku!"

Yelena tergelak kencang.

⁎ ⁎ ⁎

It's All About Hatred and Revenge | WINRINA - PURINZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang