Revenge : 15

148 14 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Celine's PoV

Toulouse – 2040

SUDAH semalaman aku tidak tidur.

Aku tidak tahu apakah vampire dapat tidur atau tidak, tapi aku sama sekali tidak merasakan kantuk sedikit pun. Atau memang pikiranku yang sangat penuh sedari malam membuatku tidak mengantuk.

Perlahan aku turun dari kasurku. Jalan mendekat ke depan cermin yang tergantung di tembok kamarku. Aku menatap lekat wajahku dipantulan cermin.

Jadi aku seorang vampire? Apakah aku akan minum darah layaknya seperti vampire yang digambarkan disebuah film atau novel? Aku benar-benar akan menjadi monster.

Indera pendengaranku menangkap derap kaki yang mendekat pada pintu kamarku. Kepalaku segera menoleh ke arah pintu kamarku yang masih tertutup rapat. Tak lama sebuah ketukan pelan terdengar lalu pintu itu terbuka.

Bagaimana bisa aku dapat mendengar suara derap kaki begitu nyaring di kupingku?

"Sayang?"

Sosok mami muncul setelah pintu terbuka lebar. Ia menatap diriku penuh kekhawatiran.

"Apa kau lapar? Mami bawakan sarapan untuk mu," ucapnya mendekat sembari membawa nampan berisikan sepiring makanan dan segelas minuman yang berwarna merah telah mengalihkan pandanganku.

Aku segera menjauh darinya. Bukan karena aku takut dimarahi olehnya. Tapi sedari tadi aku tidak fokus dengan aroma yang kuhirup saat ini. Aroma wangi itu begitu kuat datang dari gelas yang berisikan cairan merah. Dan juga dari tubuh mami.

"Kenapa sayang?" Ia menatapku heran dan ia segera menaruh nampan di atas meja belajarku.

Aku menggelengkan kepala. Aku segera naik ke atas kasur lalu duduk pada tepi kepala kasur dan memeluk kedua kakiku yang tertekuk.

"Pasti kamu mencium aroma lezat dari gelas itu dan tubuh mami ya?" tanya mami membuat aku menoleh padanya.

Aku mengangguk kecil dan kembali tidak menatap wajahnya. Aku takut jika aku kembali agresif. Aku mendengar mami menarik kursi belajarku. Ia duduk di sana menatap ke arahku.

"Mami tahu kamu pasti masih syok dengan apa yang terjadi pada mu, maafkan mami ya sayang, mami tidak pernah menyangka kamu akan sama seperti bunda dan yang lain."

Aku mendengarnya yang menangis. Aku segera menatapnya. Mami menundukan kepalanya menahan tangisnya yang semakin lama air matanya jatuh dengan deras.

"Jadi memang benar dahulu mami seorang vampire?" tanyaku perlahan. Mami mengangkat kepalanya lalu menatap diriku lekat. Beliau mengangguk pelan.

"Jadi sekarang aku sudah menjadi vampire?" tanyaku.

"Vampire dan werewolf."

Aku diam untuk mencerna ucapan mami.

It's All About Hatred and Revenge | WINRINA - PURINZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang