Revenge : 13

124 14 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Author's PoV

Toulouse – 2040

BEBERAPA jam setelah Shalgie menghubungi Waynne, akhirnya ia sampai di kediaman Willma.

Waynne segera memeriksa kondisi Celine yang masih tidak sadarkan diri di bawah pengaruh obat bius. Ia menyuruh semua orang untuk berjaga di luar kamar.

"Sungguh aneh," gumamnya sembari memegang tangan Celine.

Waynne mengambil sebuah pisau kecil. Ia hendak menyayat pergelangan tangan Celine untuk mendapatkan darahnya. Namun sang pemilik terbangun dan menatap tajam ke arahnya. Celine bergerak cepat untuk melawan si penyihir berambut bondol itu.

"Aaarrggghh!!" Celine mengerang kesakitan sembari memegangi kepalanya. Pasalanya Waynne memberikannya mantra untuk melumpuhkan makhluk supernatural sepertinya.

"Tenanglah nak! Aku hanya ingin mengambil darah mu," ucap Waynne.

Kini jarinya bergerak membuat suatu benda melayang terbang menuju ke arahnya. Benda hitam yang terlihat sedikit berkarat kini melekat kuat dikedua pergelangan tangan Celine. Waynne mengunci tangannya menggunakan borgol yang sudah dirancang untuk melumpuhkan kekuatan supernatural.

"Apa yang kau lakukan?!" pekik Celine.

"Diam lah, ini tidak akan sakit." Waynne kembali menarik tangan Celine. Ia segera menyayat telapak tangannya dan membiarkan darah segar mengalir jatuh masuk ke dalam mangkuk yang sudah ia siapkan sebelumnya.

"Sudah, tidak sakit kan?" ledek Waynne.

Waynne segera membawa mangkuk berisikan darah untuk diletakkan di atas meja belajar si pemilik kamar. Ia pun segera berbisik melontarkan mantra sembari memejamkan mata. Perlahan darah di dalam mangkuk terangkat ke udara dan memecah menjadi bulatan kecil mengelilingi tubuh Waynne. Celine hanya diam mencerna apa yang dilakukan oleh wanita berambut bondol itu.

Partikel darah kembali menyatu dan masuk ke dalam mangkuk. Waynne telah selesai melakukan observasinya. Ia membuka mata lalu berbalik badan menatap Celine yang masih duduk di atas kasurnya.

"Kau ini siapa?!" tanya Celine.

"Aku temannya Shalgie, nenekmu, namaku Waynne," ucap Waynne.

Celine terlihat sedikit terkejut. Sepertinya dugaannya selama ini benar terjadi.

"Untuk saat ini, kau harus menggunakan itu," Waynne menujuk pada rantai yang melekat kuat dikedua pergelangan tangan Celine.

"Sebaiknya kau istirahat, dan kendalikan emosi mu agar tidak melukai keluarga mu di sini," jelas Waynne sebelum ia keluar meninggalkan Celine masih terpaku atas ucapan Waynne.

"Bagaimana?!" tanya Kateryn dan Willma bersama ketika Waynne sudah berada di ruang tengah.

Semua mata memandang ke arah Waynne menunggu hasil yang dikeluarkan oleh sang penyihir bermarga Greyson.

It's All About Hatred and Revenge | WINRINA - PURINZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang