Hatred : 01

2.2K 158 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kateryn's PoV

Berlin 2023

SELAMA ratusan tahun aku menjalani tubuh ini di ambang hidup dan mati. Rasa haus, lapar, dan dendam sudah melekat di dalam jiwa―haus akan darah manusia, lapar selalu menginginkan jantung mereka, dan dendam pada mereka yang memandang diriku lemah dan tidak berguna. Meskipun itu sudah berlalu selama berabad-abad. Aku masih tidak merelakan bagaimana mereka dengan mudah membunuh kedua orang tuaku tanpa ada rasa penyesalan sedikit pun.

⁎ ⁎ ⁎

Toulouse 1658

"Ayah aku lapar," ucapku.

"Sabar ya nak, ayah dan ibu belum menemukan makanan yang layak, kamu kuat kan nak?" ucap ibuku. Aku hanya mengangguk kecil lalu tersenyum padanya untuk memberi tahu bahwa aku dapat bertahan sedikit lama lagi sampai kami menemukan makanan layak dari tempat pembuangan sampah beberapa toko di kota Toulouse.

Aku melihat ayah selesai memeriksa tempat sampah dari sebuah restoran. Dari raut wajahnya sepertinya ia tidak menemukan makanan sisa. Mungkin si pemilik restoran mengetahui jika tempat sampah mereka selalu kami kunjungi untuk mengambil makanan sisa pelanggan yang tidak dihabiskan. Dan mungkin saja si pemilik tidak ingin barang miliknya diambil oleh kami. Walau itu sudah tidak layak dimakan oleh mereka dan lebih memilih sampah sisa makanan disembunyikan entah itu di mana aku pun tidak mengetahuinya.

Sedari tadi ayah melamun menatap kosong pada tumpukan keranjang buah yang terletak tidak jauh dari tempat kami berdiri. Terlihat beberapa buah terjatuh menggelinding di dekat keranjang karena penuhnya buah yang baru saja disusun rapi oleh sang pemilik.

"Kamu tunggu di sini ya, ayah dan ibu ingin mengambil buah itu."

Ayah mengusap lembut kepalaku. Ia bergegas menarik ibu menuju di mana buah incaran ayah berada. Aku hanya diam menatap kedua orang tuaku mendekat perlahan menuju keranjang buah. Sebenarnya aku tahu kalau ayah akan mengambil buah apel yang terjatuh cukup jauh dari jangkauan si pemilik.

Aku sedikit meremas ujung bajuku yang sudah kusam, kotor, dan bau. Penuh dengan jahit tambalan yang selalu ibu lakukan apabila bajuku robek. Padahal baju dirinya sudah compang-camping membuat kulit tubuhnya terlihat. Mungkin ibu menginginkan diriku tetap aman dan nyaman walau sebenarnya kehidupan kami sangat jauh dari kata aman dan nyaman.

Saking asyik dengan pikiranku sampai mataku kehilangan jejak keberadaan kedua orang tuaku, karena ramainya orang-orang yang berlalu-lalang menghalangi pandanganku untuk memantau ayah dan ibu.

Suara ledakan keras timbul dua kali membuat semua orang menunduk dan melindungi diri mereka apabila terkena ledakan yang entah dari mana asalnya. Semua orang diam sejenak termasuk diriku. Aku mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi. Kemana ayah dan ibu? Aku tidak dapat melihat mereka.

It's All About Hatred and Revenge | WINRINA - PURINZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang