Revenge : 25

125 13 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Willma's PoV

Toulouse – 2040

HARI ini restoran buka lebih siang dari biasanya. Memang sengaja aku lakukan, karena aku masih ingin bermalas-malasan di atas kasur bersama istriku tercinta. Tapi Kateryn bersikeras menyuruhku untuk bangkit dan segera pergi bekerja. Sebenarnya aku sudah tidak membutuhkan uang. Hanya saja aku harus memuaskan perut para pelanggan setia yang menyukai masakanku.

Jujur, semenjak Kateryn menjadi manusia, ia bekerja lebih giat dari sebelumnya saat ia masih menjadi vampire. Ia tak segan memarahiku jika aku bermalas-malasan di rumah seharian. Terkecuali jika aku sedang menemaninya ke kota untuk belanja keperluan dirinya―baju, tas, sepatu, kosmetik, dan apapun yang ia inginkan saat itu.

Walaupun begitu, aku masih mencintainya, masih sama seperti saat aku melamarnya ratusan tahun lalu. Aku membayangkan suatu saat nanti ia akan menua dan fisik melemah. Lalu ajal menjemputnya untuk pergi dari dunia ini. Bagaimana dengan diriku? Masih tetap seperti ini, akan tetap terus seperti ini, selamanya.

Apakah aku dapat hidup tanpanya? Bisakah aku merelakan kepergiannya? Haruskah aku ikut dengannya saat waktu itu tiba?

Pertanyaan itu selalu muncul dibenakku ketika aku memikirkannya. Terkadang ide-ide gilaku muncul begitu banyak dan salah satunya merubah kembali Kateryn menjadi vampire. Sepertinya ide itu akan ditolak mentah olehnya. Karena ia sudah berjanji ingin menghabisi semasa hidupnya menjadi manusia yang benar.

Apa aku menjadi manusia saja ya?

Tapi siapa yang akan melindungi Kateryn dan Celine?

Tidak.

Tidak.

Lamunanku memudar saat dua tangan melingkar erat di pinggang dan dagu seseorang bersandar manja di bahuku.

"Memikirkan apa hm?" bisik orang tersebut yang merupakan istriku.

"Memikirkan mu," jawabku sembari mengusap tangannya yang sangat lembut.

"Gombal sekali vampire satu ini." Ia tergelak sembari mendusalkan hidungnya di pipiku.

"Apa kau lelah?" Aku sedikit menoleh untuk melihat jelas wajahnya.

Ia menggelengkan kepala dengan cepat. "Tidak! Aku senang bisa membantu mu di sini, biasanya kan Celine yang mengambil alih," ucapnya dengan nada cemburu.

"Astaga, sekarang ada yang cemburu dengan anaknya sendiri ya," ledekku.

"Memangnya tidak boleh?" Kateryn mencubit pinggangku.

Aku terkekeh geli. "Boleh sayang boleh."

Lonceng pintu berdenting, menandakan ada pelanggan baru datang.

"Oh? Ada pelanggan baru!" Sontak Kateryn melepaskan tangannya segera lalu ia sedikit berlari menghampiri pelanggan yang kulihat seorang pria dan hanya seorang diri.

It's All About Hatred and Revenge | WINRINA - PURINZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang