Part XI (Hanya milikku!)

37K 452 6
                                    

Hallo...sekian lama akhirnya aku muncul kembali, untuk para pembaca yang menunggu sampai komentar bilang udah kelewat tanggal tapi blm up-up. Maafkan diriku ini, aku jatuh sakit setelah melewati 2 minggu bekerja tanpa libur. Jiwa kejonpoanku tuh udh tak tertahan jadinya begitu. Karna udah membaik, hari ini aku muncul untuk up kembali ceritanya. Pokoknya aku berterimakasih untuk pembaca cerita ini dari awal sampai akhir apalagi tidak lupa vote dan komennya, dan tidak lupa kesabaran kalian yang begitu luas. karena nih ceritakan gak menentu upnya, tapi masih mau menunggu dan membacanya. 

diingatkan ya.. yang umurnya belum 18+ dimohon jangan baca dulu lebih baik, tapi kalau mau baca jangan dibawa beneran ke dunia yang kita pijak ya. ini hanya untuk haluan aja...ingat HALUAN..oce, sekian cincangcongnya kembali ke cerita. 

jangan lupa pas baca ceritanya dengerin lagu yang aku pasang ya biar kane... tapi kalau kurang cocok, silahkan komentar buat kasih saran lagu yang cocok pas baca cerita ini. oce... 



Kyoya POV

Setelah pembelajaran telah selesai aku berjalan kearah kelas yumi, aku memperhatikan kelasnya dimana tidak ada sosok yumi atau laki-laki itu. "hah.... kemana dia?" aku langsung berjalan sambil membawa tas menuju loker tempat latihan basket. Aku meletakan semua barang-barangku ke loker "hey kyoya latihan kita akan ditunga 40 menit, karna pelatih sedang ada rapat dengan para guru." Aku yang mendengar itu langsung mengangguk. "kalau begitu aku ingin minum dulu diluar.", "baiklah".

Aku langsung berjalan keluar dan menuju kran minum yang terdekat, cuaca yang begitu panas membuat tenggorokan cepat kering. Aku yang sudah didepan kran langsung minum dan saat sedang mematikan kran, aku mendengar suara langkah menuju kran langsung kulihat ternyata itu yumi. Aku memperhatikannya pipi yang memerah, sedikit tetesan air keringat mengalir di lehernya dan pahanya yang tidak semua tertutup roknya. Aku yang melihat itu jadi teringat apa yang telah kita lakukan sebelum berangkat sekolah dan aku pastikan selotip yang kupasangakan di vaginanya masih terpasang baik. Karna dia belum laporan sampai saat ini.

 "eh abang, gak latihan basket?", "belum, pelatih lagi ada rapat jadi diundur latihannya", "oh.. cuaca panas kaya gini emang masih bisa fokus latihan? Huff, kalau aku udah gak kuat bisa-bisa pingsan" aku mendengarnya hanya tersenyum kecil. "abang bisa minggir enggak kalau udah selasai minum, mau gantian minum udah kering bener ini tenggorokan". Yumi langsung mendorongku kesamping dan dia langsung membungkuk untuk mendekatkan mulutnya ke kran air. Saat aku melihatnya sedang minum daari samping tanpa sadar aku memperhatikan tengkuk lehernya yang terlihat karena dia menyampingkan rambutnya. Tiba-tiba aku teringat kejadian pagi tadi dimana sesutu pertanyaan yang ingin kutanyakan ke yumi teringat. "selesai minum kau harus ikut abang!", yumi langsung melihatku "apa? Mau kemana? Aku masih ada tugas buat bersih-bersih kelas". 

Aku mendengar tolakannya langsung menatap tajam,tanpa izin langsung kutarik dia kearah tangga dimana tempat yang jarang siswa/siswi datang karena hanya ada ruangan kosong bekas kelas dimana sudah jadi gudang untuk meletakkan bangku yang sudah tidak dipakai. "abang..pelan-pelan", tarikan yang kulakukan menuju anak tangga paling atas yaitu hanya sampai lantai 2. Didepan pintu gudang langsung saja ku himpit yumi dengan kedua tanganku memengang pundaknya "katakan siapa laki-laki itu?" aku menatap yumi dengan tajam "apa maksud abang? Laki-laki mana?" aku yang tidak dapat jawaban langsung menekan pundaknya hingga dia menempel ke dinding. "laki-laki yang tadi pagi, yang tersenyum denganmu?"wajahku begitu dekat dengan wajah yumi dengan tatapan yang masih tajam "laki-laki? Ah...itu teman sekelasku namanya koji", "kenapa kau tersenyum ke dia? Apa yang dia lakukan samapai kau tersenyum?", "abang ini kenapa si? Minggir dulu panas tau. Kalau mau nanya itu gak perlu dibawa sampai kesini." 

Aku hanya menatapnya tanpa merubah posisi "abang dia cuman temen, aku juga kurang deket sama dia. Jadi cuman sebatas temen ngobrol di bus aja. Udah minggir aku mau balik kelas" aku terdorong oleh yumi dia langsung berjalan. Aku tidak puas dengan jawabannya karena senyuman dia hanya milikku tidak boleh diberikan kesiapa-siapa. Langsung saja aku berbalik dan salah satu lenganku menahannya didepan dadanya . "Aku tidak puas dengan jawabanmu, adikku tersayang". Kubisikan kalimatku di salah satu telinganya, setelah itu tanganku yang satunya menyelinap masuk kebaju yumi meraba pinggangnya perlahan hingga naik keatas yaitu ke payudaranya. 

Payudaranya yang masih menggunakan bra langsung saja kuturunkan yang menutup bukit itu tanpa melepasnya. Aku sentuh putingnya dengan jari manis dan telunjuk, ku belai dan kugesek putingnya. Disaat putingnya sudah menengang langsung aku jepit dengan jariku "hmmpp....." suara yumi yang tertahan karena tertutup dengan tangannya. Itu membuat ku tersenyum jahat, tentu saja ini membuatku bersemangat ingin melakukan hal lebih jauh. Aku lanjutkan tangan kananku yang sebelumnya menahannya berganti meraba bagian belakang, mengangkat roknya  dan mulai membelai pantatnya perlahan-lahan. Dimana posisi tangan ku sudah di depan vaginanya yang masih tertutup celana dalamnya. kubelai dari atas kebawah dengan pelan sudah puas dari luar, kumasukan tanganku ke dalam celana yang menutupi vagiananya. 

Aku sentuh vagiananya dimana masih terpasang plester yang tertempel, aku tersenyum kecil "adik pintar, plesternya ternyata masih terpasang"ku bisikan ketelinganya sambil menjilat telinganya dan ku kecup dimana kecupan itu menjalar ke pipinya yang lembut. Aku langsung perlahan melepaskan plesternya "hng....hhhhaaaa" erangan yumi begitu menggoda saat plester itu berhasil lepas dengan perlahan aku menyentuh vagina itu dimana lubangnya masih mengeluarkan cairan kami tadi pagi ini sudah memudahkanku bermain, tapi aku ingin bermain sebentar agar dia tidak lagi melakukan hal seperti tersenyum atau mengobrol dengan laki-laki selain diriku. Jari-jariku perlahan naik menyentuh sesuatu kecil seperti biji kacang ku gesek dengan jari manisku dengan pelan "arghmmppph.." ya reaksi ini adalah kesukaanku, berapa lama dia akan menahan semua ini aku ingin melihatnya. Setelah puas langsung saja kumasukan kedua jariku kedalam lubangnya.

Unexpected SexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang