Bab XIII P. A ( Wanita Jalang! )

1.1K 34 2
                                    

Sempatkan untuk klik bintangnya ya.. ^^ Terimakasih para reader yang baik

CRADEL POV

aku sudah didepan pintu yang begitu megah, dimana seseorang menyebutkan namaku hingga terdengar didalam. Semua tamu yang datang menatapku ini lah yang tidak kusuka, setiap mata pasti ada maksud niatan yang berbeda. Aku hanya cukup berdiri dipojokan sambil menunggu yang mulia masuk dan mengucapkan selamat keputrinya. Aku berdiri dekat meja yang menyediakan minuman, kuambil satu seketika aku mengingat yuna, jika dia berada disini tingkahnya pasti sangat lucu saat melihat makanan yang banyak dan memakai baju yang begitu cantik. Setiap mata akan memandangnya, huhhh... aku sangat ingin meninggalkan tempat ini.

Seketika suara keras terdengar dalam ruangan dimana menyebutkan yang mulia dan putri mahkota. Tunggu bagaimana bisa tidak ada sebutan putra mahkota kemana si raytan. Firasatku merasa tidak enak "silahkan para tamu untuk menghadap yang mulia dan putri mahkota". Begitu banyak yang berbondong-bondong untuk mengucaokan selamat dengan membawa hadiah yang begitu besar. Aku tidak tau hadiah apa yang diberikan bawahanku untuk putri mahkota karena aku tidak peduli, dia harusnya sudah bersyukur aku mau datang keacaranya. Kurasakan tatapan yang membuat buluku merinding, sudah dipastikan mata itu dari dirinya. Aku tidak balik menatapnya hanya fokus berjalan untuk mengucapkan salam dan selamat

"saya cradel pemimpin menara sihir menghadap yang mulia dan putri mahkota selamat ulangtahun" dimana aku membungkuk tanpa menatap mereka. "terimakasih penyihir agung telah bersedia datang keacara ini, akhirnya kau datang sekian lama selalu menolak. Silahkan nikmati acara ini", "terimakasih banyak yang mulia, saya permisi" saat aku ingin menengakkan tubuhku dan berjalan berbalik "tuan cradel bisakah anda menolong saya membawa barang yang ada diruangan untuk dibawa keluar", aku menatapnya lisa dengan wajah malas "dengan segala hormat anda bisa minta tolong para ksatria di istana ini bukan, mereka lebih baik dari saya", "tidak ada yang bisa membawanya, karena anda penyihir agung jadi anda lebih kuat karena memiliki sihir", aku menghela nafas rasanya aku ingin menutup mulutnya, dengan berat hati akupun menyanggupinya. "terimakasih banyak, nanti saya akan menyuruh salah satu ksatria untuk menuntun anda keruangan itu" akupun mengangguk "baik putri mahkota saya permisi" akupun berbalik dan jalan menjauhi mereka. Setidaknya aku tidak perlu bersamanya saat keruangan itu, baru aku meninggalkan istana ini.

Aku kembali menikmati hidangan yang dimeja tidak lupa beberapa tamu medekatiku berusaha mengajak bicara, hanya kujawab seadanya dan berusaha menghindari mereka. Karena begitu lelah menunggu tidak ada ksatria yang menghampiri akupun berjalan ke teras yang tertutup dengan hordeng tebal, setidaknya aku tidak merasa sesak. Kenangan yang menyedihkan membuat perasaanku merasakan kembali dendam dimana mereka semua merendahkanku dan menginjak-injak harga diriku dan sekarang mereka lupa apa yang mereka lakukan dulu saat aku sudah menjadi lebih kuat. "Yunaa... aku merindukanmu" seketika aku teringat kutukanku sudah tidak terlalu sering dataang, semenjak aku berhubungan badan dengannya dan kurasakan kutukan ini begitu tenang jika aku selalu bersamanya. Apa melepaskan kutukan ini dengan perasaan.., saat bersama yuna perasaanku begitu tenang dan begitu hangat. Tidak energi yang negatif dalam diriku, jika kuingat kembali ada kalimat dimana dalam sebuah buku "cahaya terang akan menghilangkan energi buruk itu, berikan dengan tulus maka dia akan menjadi milikmu". Apa cahaya terang itu...

"tuan cradel" aku langsung tersadar karena ada seseorang memanggilku "akhirnya kau datang", "maafkan saya telah mengganggu anda, saya utusan putri mahkota mohon ikuti saya" aku mengangguk dan mengikutinya dari belakang. Dimana yang mulia sedang mengobrol dengan para tamu dimana tidak terlihat putri mahkota, aku pun kembali fokus mengikuti ksatria itu saat dalam perjalanan kudengar suara yang begitu kuat menyebut putra mahkota "ternyata dia terlambat, bisa-bisanya diacara ulangtahun adiknya dia seperti itu" terdengar sebutan nama setelah menyebut namanya tapi tidak terlalu dengar dengan telingaku karena aku sudah sedikit jauh dari aula pesta. Begitu hening hanya suara langkah dan dimana ksatria itu berhenti tepat salah satu pintu "silahkan masuk milik tuan putri ada didalam, saya mohon izin meninggalkan anda", "baiklah terimakasih banyak" akupun membuka pintu dan masuk, kucari benda yang dia maksud untuk dikeluarkan dengan sihir tapi nihil tidak ada barang yang begitu besar.

Seketika suara pintu tertutup langsung kutengok kearah pintu dimana ada wanita yang sangat kubenci berdiri dengan pakaian terbuka dimana lekukan tubuh yang terlihat yang berniat menggoda seseorang. Huh.. menjijikan aku sangat mual melihat seperti ini, sudah kukatakan aku sangat tidak suka sama sekali wanita yang begitu berani menggoda atau merendahkan diri mereka sendiri untuk mendapatkan diriku. "akhirnya kau datang sayang", "dimana barang yang kau maksud? Aku ingin segera membawanya keluar", "hmm.. kau tidak melihat yang didepanmu ini" aku hanya menatapnya dimana dia menyentuh tubuhnya sendiri dan bergerak-gerak menggoda "kau ingin aku membawamu keluar dengan pakaian seperti itu? kau memang sudah tidak waras ya putri mahkota", "huh.. kau tidak bodohkan, tentu saja itu tidak mungkin. Tubuhku hanya dirimu seorang yang bisa melihatnya" dia perlahan berjalan kearahku mataku sama sekali menatap lurus bukan kematanya tapi objek pintu yang kutatap.

"aku yakin rumor yang mengatakan kau mencintai kakakku hanya kebohongan jadi aku dengan senang hati menjadi simpanan kepuasanmu" tangannya yang menggerayangi tubuhku hanya respon diam yang kulakukan, aku sedang berfikit bagaimana menghabisinya tapi jika kuhabisi dirinya terjadinya peperangan meskipun aku tidak peduli tapi bagaimana keadaan yuna mungkin dia akan ketakutan. Tiba-tiba tubuhku terdorong jatuh di sofa "apa yang kau lakukan?!", "sayang fokuslah denganku, aku sudah terangsang dibawah sini" jari miliknya mengelus vagina sendiri "huh.. berhenti menjadi jalang, aku menghormatimu karena kau adik dari sahabatku jika kau bertingkah melewati batas aku benar-benar sudah tidak peduli", "kau tidak perlu menahannya sayang, aku tau kau memiliki hasrat dimana milikmu akan merasa tegang secara mendadak bukan!" mataku menatap tajam matanya bagaimana dia bisa tau, seketika kurasakan salah satu tangannya menyentuh penisku dengan mengelusnya yang masih berbalut pakaian kugunakan. "aku sangat ingin menyobanya pasti sangat besar dan nikmat", kesabaranku sudah diambang batas kudorong langsung tubuhnya hingga dia terjaduh dari sofa dan langsung tubuhku bediri "dengar baik-baik meskipun kau menyentuhnya atau menggodaku dengan tanpa pakaian, aku sama sekali tidak bernafsu atau berkeinginan menyentuh dirimu LISA. Jika tidak ada barang kau maksud itu aku pergi, akan kuanggap kejadian tadi tidak pernah terjadi. Kau bisa mencari laki-laki lain yang benar-benar mencintaimu" akupun pergi tanpa memberikan mantel jubahku untuk menutupi tubuhnya karena takut tidakanku akan membuat dia berfikir jika aku memiliki secercah perasaan peduli keadanya.

Aku berjalan kearah aula dengan wajah yang begitu dingin karena kejadian tadi dan dimana aku merasa mual yang membuat tubuhku ingin merengkuh tubuh yuna untuk menghilangkan energi yang negatif yang menempel dibadanku. Saat aku berjalan seketika mataku kembali terbuka lebar dan tubuhku menegang kaku dimana kulihat wanita yang kurindukan dan ingin kurengkuh dengan dalam sedang berdiri dengan laki-laki sangat kukenal sedang mencium bibirnya ditengah-tengah aula. Kemarahan dalam diriku menjalar begitu cepat mataku menatapnya begitu begis langkahku begitu cepat untuk segera menarik wanita milikku. 

Dimana wanita itu membuka matanya saat laki-laki itu menciumnya. Tepat didepan mereka langsung kutarik tangan yuna dengan kuat hingga langsung kedalam pelukanku "bagaimana bisa kau ada disini YUNA? Sudah kukatakan kau diam dikastil bukan" nadaku yang begitu berat menahan kemarahan sambil menatap tajam kearah laki-laki yang kukenal baik "dan kau RAYTAN apa yang kau lakukan menyentuhnya didepan semua tamu? Kau tidak berencana untuk menyatakan perang denganku bukan?", "menurut mu, apa kau tidak dengar aku menyatakan ditengah aula ini kalau wanita yang kucium adalah kekasihku dan sebagai tunanganku", "jadi kau menyatakan resmi perang denganku kalau begitu, baik aku terima. Jangan salahkan aku jika kau mati ditanganku" aku menatapnya begis karena dia sudah keterlaluan merebut dan menyentuh milikku tanpa izin "aku dengan senang hati jika kita berperang, jika salah satu kita mati yang berhak memiliki yuna. Bagaimana?", "baiklah, aku setuju" sihir yang siap kurapalkan dan raytan sudah siap dengan pedang magisnya "TIDAK.... HENTIKAN" yuna mendorong tubuhku. Dia menatapku dan kulihat pergelang tangannya yang kutarik terlihat merah dimana tanpa sadar aku memengangnya terlalu kuat karena amarahku. "Yuna, kembali kedalam pelukanku sekarang jika kau tidak ingin mengamuk disini dan kuhancurkan semuanya yang disini". 

hayo.... diklik dulu bintang kejoranya sebelum keluar biar tambah semangat nanti bikin cerita selanjutnya :) 

Unexpected SexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang