Bab VI P. A ( Misi )

3.6K 59 1
                                    

YUNA POV

"buka matamu, babu.. buka matamu", mataku langsung terbuka dengan suara yang kurindukan "ucit?" aku mencari sumber suara dimana sebuah burung kecil berwarna biru dengan beberapa warna abu,putih dan hitam dengan paruh berwarna merah muda. "ucit kangen?" dengan wajah sedih aku langsung menangkap ucit dengan kedua telapak tanganku dan menciumnya, aroma yang kurindukan "kemana aja ucit kangen tau?", "aku ditempat yang indah, males kesini kalau engggak ngingetin ada misi atau sesuatu", "jangan gitu, aku kangen kamu tau. Kalau cerita kan cuman sama kamu kalau sama yang lain mana percaya diriku ini", "dengarkan aku babu, misi di cerita ini adalah menghilangkan kutukan hasrat dimana masih belum diketahui cara menghilangkannya.", "iya belum tau cara hilanginnya terus bagaimana aku bisa hilangin lah orang gak ada caranya, mana aku begokan.", "babu aku enggak bego, cuman oon dikit tapi tenang aja dengan berjalannya waktu kau akan menyadari cara menghilangkan kutukannya. Tapi hati-hati didalam cerita ini dimana ada seseorang yang berusaha mencelakakanmu.", "hah? Macem mana dia mau celakain aku, siapa dia?", "lah rahasia, kalau dikasih tau nih cerita gak bisa tamat dengan masuk akal. Sudah aku hanya ingin memberitahu itu saja. Jadi babu kau harus berjuang untuk bisa keluar dari cerita ini dan menikmati cerita selanjutnya yang dimana kau akan menyukainya.", "tentu saja, aku akan berjuang dan menantikan cerita selanjutnya seperti threesome hehehehe", "hah.. dasar babu, ya moga-moga. Kalau gitu da-dah babu", "da-dah ucit burung loverbird tercintaku". Aku melambaikan mata sambil menangis haru karna aku merindukan burung kecilku yang sudah mati meskipun sekarang dia masih menemaniku.

Aku mengedipkan mata beberapa kali, untuk membiasakan mataku dengan cahaya dalam kamarku. "hmm, siapa yang buka gordengnya ya?" aku menengakkan tubuhku sambil melihat sekitar dimana sepi. Mata masih berkedip beberapa kali "abis mimpiin ucit jadi semangat buat menjalankan misi menghilangkan kutukan cradel, oke semangat" aku yang sudah seutuhnya sadar langsung berdiri dan berjalan kearah bel samping kasur yang diberitahukan cradel. Aku tekan 3 kali kemudian aku berjalan kearah jendela dimana aku penasaraan keadaan diluar, saat aku melihatnya aku ternganga karna sesuatu yang luas dan begitu tinggi "buset, lantai berapa ini? sampai bisa liat desa, eh ada istana juga itu!" tanpa kusadara ada sesorang berjalan mendekati ku "ada yang bisa dibantu?", aku terkejut karna tidak mendengar suara langkah kaki

"eh, itu aku ingin mandi apa bisa menyiapkan air untuk ku dan baju", "baik, silahkan tunggu sebentar saya akan siapkan.". aku mengangguk dan dia pun pergi keluar, "huh kaget, bagaimana bisa dia berjalan tanpa suara apa saking fokus sama suasana diluar". Sambil menunggu pelayan itu aku teringat ramuan pengganti warna rambut "ah mau minum itu dulu mau liat warna rambutnya sama kaya warna ramuannya enggak ya?!." Aku membuka tutup ramuan itu dan meminumnya dimana ramuan yang kuminum berwarna merah, aku selalu penasaran jika mewarnain rambut bewarna merah karna dulu aku ingin warnain dengan warna ini takut tidak cocok, dan sekarang dengan tubuh ini mungkin warna merah cocok saja.

Aku berjalan mendekati kaca yang begitu besar dan menunggu raksinya dimana perlahan rambutku berganti dari orens menjadi merah. Meskipun pelan itu sangat mengagumkan tanpa kita mewarnai susah-susah bisa langsung terganti dengan hanya meminumnya. "wahhh, keren bener", "permisi, semuanya sudah siap", "eh terimakasih, hmm namamu siapa?", "nama saya kina", "ah baik kina terimaksih banyak, kau bisa meninggalkanku sendiri", "tapi saya diperintahkan membantu anda", "tidak perlu, jika aku butuh sesuatu aku akan memanggilmu", "baik saya mengerti, panggil saya jika butuh sesuatu', "ya terimakasih kina". Dia pun berjalan kearah keluar. Aku pun bersiap untuk mandi sambil menunggu rambutku berubah semuanya berwarna merah.

CRADEL POV

Setelah mengantar yuna aku langsung berjalan kearah ruanganku, dimana sudah ada seseorang yang duduk samping meja kerja ku. "tuan, akhirnya anda kembali. Saya pikir anda tidak akan kembali lagi kesini", "hampir itu terjadi, tetapi sesuatu luar biasa datang pada diriku" sambil berbicara aku berjalan kearah mejaku dimana sudah menumpuk berkas dan beberapa surat yang lumayan menumpuk. "ini semua sudah kau pilih yang penting bukan?", "ya, saya sudah melakukannya tuan", "bagus lah, kau tetap disini bantu aku untuk menyelesaikannya" saat aku mengurus dokumen yang dimeja seketika mengingat yuna "roy, tolong kirim 1 pelayanan wanita untuk mengurus tamu penting ku", "ah baik, saya akan mengirimnya nanti pagi. Apa dia tamu yang sangat penting sekali? Sampai-sampai anda membawa kesini dan memberika pelayanan untuknya?", "ya dia sangat penting dalam hidupku" aku tersenyum saat mengingat wajah yuna. Saat aku tersenyum aku melihat bawahanku terkejut, ya tentu saja dia akan terkejut aku sama sekali tidak pernah sebahagia dan setenang ini selama ini ya kalian tau karna kutukan itu hidupku sangat-sangat berat.

Aku melihat kearah luar dimana cahaya fajar muncul, sudah begitu lama aku berkutip dengan tumpukan dokumen dimana bawahanku entah sudah sampai mana alam mimpinya. Aku tau pasti dia sudah kelelahan karna aku tinggalkan dengan berkas dan surat begitu banyak. "akhirnya tinggal sedikit" saat mengambil surat dimana ada satu amplop hitam yang membuatku curiga dimana warna seperti itu cirikhas dari kaisar "huh, acara apa lagi yang dia gelar?" aku membukanya ternyata ulangtahun putri mahkota, jika aku mengingatnya lagi putri mahkota yang sangat gila. aku sangat tidak suka bisa dikatakan juga membencinya karena perilakunya. Untung saja ramuan yang kuberikan dia tidak bereaksi, jika tidak aku lebih baik mati jika harus melakukan sex dengannya. "apa harus aku datang? Aku sangat tidak menginginkannya".

Aku menyandarkan tubuh dan mataku tertutup "yuna apakah sudah bangun? Aku akan mengunjungi kamarnya untuk mengajaknya makan" aku langsung kembali menegakkan tubuhku dan menyelesaikan semua dokumen agar aku bisa bersama yuna tidak ada yang bisa menggagu setelah itu. Hingga cahaya matahari sudah muncul bisa dikatakan waktu sudah menandakan pagi. "hey roy, kau tidak ingin bangun? Apa kau ingin ku kirim kau ke kolam air". Padahal suaraku tidak kencang tapi dia langsung membuka mata "tidak saya sudah bangun tuan", "kau sudah istirahat bukan, sekarang kau lakukan perintahku tadi malem. Kau tidak lupa bukan?", "tidak, tidak mungkin saya lupa perintah seorang penyihir agung. Saya akan segera kembali" aku mengangguk dan dia langsung keluar dari ruanganku. Hanya membutuhkan waktu yang tidak begitu lama dia kembali "apa kau sudah melakukannya?", "ya saya sudah melakukannya. Sayapun sudah mandi dan berganti pakaian", "apa kau sudah bisa menggunakan kekuatan membuat portal?", "hehehe, ya saya sudah bisa melakukannya. Meskipun baru bisa didaearah kastil saja", "kau sudah berkerja keras, sekarang aku ingin bertanya surat dari kaisar sejak kapan itu datang?", "ya terimakasih tuan. Ah, surat itu datang sepertinya belum terlalu lama", "apa perlu aku datang? Aku sangat tidak menginginkannya", "ya tuan harus datang, saat prajurit itu datang dia mengatakan tuan harus datang. jika tidak ingin terjadinya peperangan", "huh, sialan. aku paham, sekarang kau duduk dan bantu merapihkan dokumen yang sudah ku selesaikan.", "baik" dia punduduk dan langsung menyelesaikan kembali dokumen.

Tiba-tiba aku mendengar suara yuna yang tertawa "apa kau dengar ada suara tertawa?", "ya, saya tidak mendengarnya.", "sudah dipastikan ini respon kekuatanku yang peka dengan suara meskipun jarak jauh aku tetap bisa mendengarnya". "dengan siapa dia tertawa?, aku memfokuskan kembali kekuatanku agar lebih jelas. Tiba-tiba ada suara laki-laki yang begitu berat, tidak mungkin ada laki-laki di sekitar kamar yuna. Aku hanya memperintahkan pelayanan perepuan. "roy, kau menyuruh seorang pelayan perempuan bukan?", "tentu saja tuan", "apa para ksatria penjaga kastil sedang patroli?", "setau saya tidak mungkin, karna jika pagi hari mereka melatih pedang". Tidak mungkin yuna pergi ke tempat pelatihan ksatria, itu tidak boleh terjadi jika dia melihat semua itu mungkin dia akan jatuh cinta dengan ksatria dan meninggalkanku. "aku akan pergi, kau hanya tinggal merapihkan ini" aku langsung mengeluarkan mantra membuat portal. "tuan kau akan kemana?" aku tidak menjawabnya hanya fokus segera kearah tempat yuna berada.

Dimana ada seseorang laki-laki yang sedang mengikat rambut yuna dengan pita dimana mereka berdua tertawa lepas. Tidak ini tidak boleh terjadi tawa dan menyentuh yang ada ditubuh yuna hanya aku yang bisa. Aku berjalan mendekatinya dimana posisiku berhadapan dengan yuna "eh cradel kau kesini?" dengan wajah masih tersenyum. Aku langsung menarik salah satu lengan tangannya dan jadi lah posisi yuna dalam pelukanku. Tangan kiriku memeluk pinggang yuna dan mataku menatap tajam ke lelaki yang membuatku marah "apa yang kau lakukan disini, raytan?", laki-laki yang kusebut tadi dengan menunjukan wajah tersenyum,sangat menyebalkan membuatku ingin memukulnya wajah itu " tentu saja, mengunjungi temanku yang sudah lama tidak terlihat. Apa lagi selain itu!."

To be continued..

Klik bintangnya ya cuman sebentar abis itu silahkan next.. ^^ terimakasih

Unexpected SexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang