XXII (Hukuman yang melelahkan)

29K 342 8
                                    

Author POV

Deru nafas mereka saling bersautan karena kenikmatan baru saja dirasakan. Kyoya langsung perlahan bangun sebelumnya menindih tubuh yumi dan perlahan menarik miliknya di dalam yumi. "Ngh.." yumi mendesah pelan karena milik kyoya tercabut dalam miliknya. Kyoya melihat penisnya dimana masih menengang tetapi dia melihat kondisi yumi yang sudah kelelahan "sialan, aku harus menahannya untuk saat ini". Kyoya langsung mendekatkan tubuhnya kearah yumi dan membalikan tubuhnya kemudian menariknya kedalam pelukannya.

"abang..." kyoya menatap mata yumi yang begitu sayu. "hukuman kamu abang lanjutin besok, tapi milik abang harus didalam milikmu supaya benih-benih yang kutanam tidak mengalir keluar" yumi mendengar kalimat kyoya hanya menggangguk, dan benar milik kyoya yg masih menegang dimasukan kembali kedalam milikk yumi "Ughh" tanpa menggerakan hanya untuk menutup cairan mereka keluar "sekarang tidurlah" kyoya mengarahkan yumi memiringkan badan dan memeluknya. Dia hanya pasrah karena energinya sudah terkuras dan percaya kyoya bisa mehanannya hasratnya.

Kyoya melihat yumi tidur telelap, terseyum dengan puas karena dia berhasil memiliki seutuhnya. "sebentar lagi kupastikan kau akan mengandung anakku yumi" kyoya mengecup pelan kening yumi dan dia pun terlelap. Dimana keadaan tubuh mereka masih polos tanpa sehelaipun hanya tertutup selimut, vagina yumi yang terisi penuh dengan sperma kyoya dan penisnya masih didalam sangkarnya yang nyaman. Karena begitu banyak untuk menghindari cairan mereka mengalir keluar karena tidak bisa menampung semuanya di dalam. Hari demi hari mereka melakukan sex begitu brutal, begitu banyak gaya yang meraka lakukan. Meraka melakukan istirahat bisa terhitung, karena kyoya benar-benar tidak mengizinkan rahim yumi kosong dari cairan miliknya. Jika miliknya tidak didalam sangkarnya maka dia akan mengisi benihnya terlebih dahulu dan kemudian menutupnya dengan plester agar tidak merembas keluar.

Yumi Pov

Suara burung berkicau menandakan waktu sudah pagi, "hmm..." aku berusaha membuka matanya dimana aku merasakan sesuatu menjanggal dagian bawah "apa bagaimana milik kyoya masih tertanam didalamku. Huff... aku harus perlahan melepaskannya" tubuhku yang dipeluk dari belakang oleh kyoya dengan perlahan maju kedepan agar miliknya tercabut dalam milikku, dan tangannya yang masih memeluk perlahan kuangkat sambil memajukan badanku. "pelan..pelan" pelukannya yang begitu erat membuatku sedikit kesulitan.

Dengan kesabaran akhirnya berhasil "haaa.. akhirnya lepas juga" aku langsung perlahan turun dari ranjang tidur "Au.... sakit" aku melihat bagian bawah dan menyentuh sedikit kevagiaku , ternyata cairan lengket yang masih menempel dimilkku "oh iya tadi malem aku langsung tidur enggak sempet bersih-bersih" aku menghela nafas "huff... kapan cerita ini berakhir. Apa iya aku hamil dulu baru tamat ini cerita" dengan masih befikir tanpa sadar sebuah tangan memeluk perutku "ehh".. aku yang tersadar lagsung menengok kebelakang dimana kyoya sedang memelukku dengan tubuh polos sama seperti diriku "abang.. kok udah bangun?", "abang bangun karna disamping abang kosong gak ada kamu","ehh ma-af". Tubuhku langsung diputar balik menghadapnya tanpa aba-aba bibirku dilumat dengan lembut.

Aku yang tersadar karna belum gosok gigi, langsung berusaha melepas tautan "abang tunggu,.. berhenti.". tautan kamipun terlepas "aku belum gosok gigi sama belum mandi","lalu?","ya berarti mulut aku bau jigong, jadi jangan cium aku". Kyoya tersenyum kecil "abang gak peduli, abang mau lanjut hukum kamu", "apa?''. Belum sempat aku melarangnya bibirku kembali dilumat oleh kyoya dengan rakus, lidahnya bermain-main didalam mulutku. Lidahku menari-nari bersama dimana tanpa sadar tubuhku dituntun kembali kearah ranjang tidur.

Tubuhku berbaring diranjang dan tautan kami terlepas "abang mau lanjut lagi hukuman yang terpotong tadi malam". Aku hanya menatapnya, nih laki udah gila. "gak mau capek...", "tidak ada penolakan". Dan terjadilah kembali tempuran begitu panas hingga beberapa ronde yang tidak bisa dihitung, kyoya akan berhenti dimana aku memohon karena lapar dan mungkin saat aku hampir pingsan.

Kyoya POV

Aku begitu mendambakannya hingga akalku hilang. Aku ingin selalu menyerangnya, menghantam miliknya dan menanam benihku sebanyak mungkin dimiliknya. Nafsu begitu kuat karena kesempatan yang kupikir tidak pernah datang atau mungkin bisa dikatakan mustahil. Tapi ternyata itu datang bagaimana bisa aku menahannya. Tidak ada hari tanpa melakukan sex dari matahari muncul hingga berganti bulan bersinar terang di kegelapan, hanya diwaktu dia lapar atau kelelahan aku berhenti.

Jika permintaannya begitu masuk akal aku meghentikan sex ini, aku tau ini begitu keterlaluan tapi aku sangat ingin segera didalam miliknya ada sikecil. Yumi terlelap karena aku telah menyerangnya dengan berbagai gerakan untuk menanam milikku didalamnya. Aku mencabut milikku didalamnya, melihat vaginanya yang sudah memerah karna kami selalu melakukan sex. Ku dekatkan bibirku dan kucecup miliknya, tidak lupa kupleseter agar cairan yang didalam tidak mengalir keluar.

Saat selesai aku langsung menatap wajahnya ku usap pelan pipinya agar tidak mengganggu tidurnya "terimakasih untuk hari ini" aku mengecup bibirnya. Aku langsung menegakkan tubuh dan turun dari kasur menuju kamar mandi untuk menyediakan air hangat di dalam bathtub. Sambil airnya terisi aku membersihkan tubuhku di shower yang mengalir agar nanti aku bisa fokus membersihkan yumi. Selesai ku membersikan diri, disaat itu air sudah cukup terisi dan kehangatannya.

Aku langsung berjalan kearah kasur dimana wanita yang begitu kudambakan sedang tertidur pulas, perlahan aku mengangkat tubuhnya dan menggendongnya seperti seorang putri. Berjalan perlahan kearah kamar mandi, saat sampai tubuh yumi ku taruh kedalam bathtub dengan tubuh setengah tegak dengan kutahan dengan tanganku. aku langsung masuk ke bathtub dengan posisi dibelakang yumi, supaya kepala yumi bertumpu di dadaku. Setidaknya dengan berendam akan mengurangi sedikit kelelahannya.

Disamping bathtub sudah tersedia sabun cair ku ambil dan kupakaikan ke yumi ku usap perlahan dari tangan bagian perutnya, dadanya dibagian tanganku masih menggapai hingga terdengar suara kecil "abang...", "ya...abang lagi besihin kamu. Biar kamu sedikit rileks" dengan masih mengusap tubuhnya dengan sabun hingan bagian bawahnya ku usap perlahan dimana masih ada plester yang terpasang. Meskipun ada tidak kerelaan untuk melepasnya karna cairannya mungkin akan keluar, tapi aku tidak bisa membiarkan miliknya tidak kubersihkan. Dengan berat hati aku melepasnya secara perlahan, supaya tidak ada rasa sakit saat sudah terlepas aku mulai mengusap dari atas kebawah lipatan dimiliknya kubersihkan hingga kurasa cukup.

Pikiranku hanya membuat yumi rileks dan aku bisa mengisi kembali didalam miliknya "hhmmmmm..haaaa" suara yumi begitu parau mungkin matanya begitu lengket untuk membuka mata tapi tubuhnya merasakan sensasi geli. Jadi dia hanya mampu mendesah, aku masih bisa menahan nafsuku karena aku tidak ingin dia menbenciku. Kegiatan kami akhirnya selesai, mungkin karna benar-benar lelah yumi sama sekali tidak membuka matanya hanya erangan pelan yang dia keluarkan. Aku langsung menggendongnya kembali dan berjalan keluar menuju kekasur. Ku elap tubuhnya dengan handuk secara perlahan, dan kupakaikan dres tidur dan kututup tubuhnya dengan selimut tidak lupa kecupan kuberikan diwajahnya.

Hayo klik bintangnya dulu sebelum keluar oke ^^ biar buat penyemangat diriku :D up selanjutnya, komen juga dipersilahkan..

Unexpected SexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang