bab 7 : hari ini mereka jadi bintang abadi

11 9 2
                                    

Hidup itu ada masa nya tinggal dan meninggalkan , jadi jangan terlalu berharap jika dia sungguh akan menemanimu Karena sesungguh nya itu hanyalah dongeng pemengang untuk dirimu
~Gibran Renaldy~

Hari ini Gibran seneng banget akhir nya kedua orang tua nya pulang , kalian tau dia tuh kesepian pas ortu nya gada ya walaupun kadang kadang kedua temen lucknut nya bertamu.

Tapi tetap saja rasa nya sepi , karena biasa nya yang meramaikan suasana itu sang ayah dengan segala candaan yang tidak ada habis nya.

Tapi senyum nya tiba tiba luntur saat dia mendapatkan kabar buruk , kabar yang tidak pernah dia duga sekalipun. Bagaikan mimpi buruk untuk Gibran sendiri , yang tidak mengharapkan mimpi itu datang.

"Pasti penipu nih ya? Ga mungkin lah ayah sama bunda kecelakaan , orang ayah sama bunda masih di tempat sepupu" elak Gibran mencoba tenang menyangkal semua nya , dia tidak percaya bahwa kedua orang tua nya mengalami kecelakaan sewaktu pulang dari rumah sepupu nya.

Tapi pupus sudah harapan nya saat sang sepupu juga menelpon nya , lalu berkata bahwa kedua orang tua nya kecelakaan saat di perjalanan pulang.

Kedua orang tua nya mengalami rem blong yang berujung tabrakan dengan sebuah truk besar , kedua orang tua nya pun di bawa ke RS terdekat.

Gibran pun langsung panik, dengan terburu buru dia pun langsung pergi menuju rumah sakit tempat dimana orang tua nya di rawat.

Setiba nya di rumah sakit diri nya di buat sesak sendiri oleh keadaan sang orang tua yang kini sangat memprihatikan , Gibran sendiri mati matian menahan tangis nya yang akan pecah itu. Sungguh melihat keadaan orang tersayang nya sangat menyayat hati , apalagi mereka itu orang tua nya sendiri dengan keadaan jauh dari kata baik baik saja.

"Ayah,bunda kalian harus bertahan , Gibran tau ayah sama bunda itu kuat " Gumam Gibran sambil terus menunggu di luar sendiri an , tapi tidak lama kedua sahabat nya datang mereka tau Gibran disini karena sewaktu mereka akan mampir kerumah Gibran mereka melihat Gibran pergi dengan terburu. Alhasil mereka pergi mengikuti nya dari belakang.

Hingga beberapa saat dokter pun akhir nya keluar dengan membawakan kabar , Gibran berharap jika kabar itu merupakan kabar baik. Namun lagi lagi harapan nya harus pupus karena sang dokter ternyata membawa kabar buruk!!

Kabar bahwa kedua orang tua Gibran tidak bisa selamat karena luka yang diderita cukup parah , apalagi luka sang ayah yang saat itu seperti nya mencoba melindungi sang istri nya.

Gibran pun mematung seketika , engga engga ini pasti bohong ini pasti mimpi buruk doang , iya kan? Tadi ayah sama bunda nya bilang mereka akan segera pulang. Jika saja Gibran tau kalau ayah bunda nya akan berpulang dengan maksud lain mungkin Gibran tidak akan mengizinkan mereka pulang lebih awal.

"Yang kuat ya Gib? " Ucap Viko berusaha menenangkan sahabat nya itu , dia tau bahwa sahabat nya sedang tidak baik baik saja.

"Ayok Gib , kita harus urus pemakaman ortu lo" ujar Kenzie mencoba meminta pengertian dari Gibran , pasal nya sedari tadi cowo itu hanya terdiam di lantai rumah sakit dengan pandangan kosong nya.

Mereka berdua khawatir akan sahabat nya itu , pasal nya mereka berdua belum pernah melihat Gibran jadi sosok yang seperti sekarang ini.

Gibran pun langsung bangkit dengan tidak semangat nya , dia seperti kehilangan semangat dalam diri nya.

•oOo•

Pemakaman orang tua Gibran pun sudah siap , dengan Gibran yang masih setia memeluk nisan kedua nya. Tak lupa dengan mata sembab nya sehabis menangis semalaman , ini seperti mimpi buruk yang tidak akan pernah Gibran lupakan!!

Tak butuh waktu lama pemakaman pun telah usai , orang orang yang melayat juga sudah pada pulang. Yang tersisa kini hanya Gibran dkk dan seorang Gadis yang sangat berarti untuk Gibran sendiri ,

Kedua sahabat nya pun pamit pulang , mereka berdua tau sahabat nya butuh ketenangan.

Mereka berdua paham perasaan sang sahabat bagaimana ditinggalkan kedua orang yang berarti dalam hidup nya , pasal nya mereka berdua juga mengalami apa yang sedang Gibran rasakan.

Hanya saja kedua orang tua dari kedua nya terlibat dalam kecelakaan pesawat , jadi mereka berdua hanya bisa berdoa untuk kedua orang tua nya.

Zora gadis itu kini masih berada di pemakaman itu , menemani sang kekasih dimana dia sedang menatap kuburan orang tua nya dengan pandangan kosong nya.

"Kak Gibran? Ikhlasin mereka ya? Mereka udah tenang di atas sana , kak Gibran jangan kayak gini nanti orang tua kakak sedih lho liat nya." ucap Gadis itu menenangkan , entah lah berhasil atau tidak seengak nya dia sudah mencoba ny.

Gibran pun lantas menoleh kearah gadis itu yang kini menatap nya sendu , yah dia tidak boleh terus terus an bersedih.

"Sekarang mereka berdua udah jadi bintang abadi , sesuai sama keingin bunda waktu itu" gumam Gibran tapi masih bisa di dengar oleh gadis itu , dengan mencoba tersenyum gadis itu pun mengelus pundak Gibran dengan pelan.

"Pasti mereka bakalan jadi bintang paling bersinar ya kak? Buat orang sepecial sudah pasti harus bersinar" ucap gadis itu.

Gibran pun mengangguk setuju , mereka pasti akan bersinar terang di atas sana.

Dia GIBRAN RENALDY [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang