bab 28 : mimpi buruk

7 2 0
                                    

Bahkan didalam mimpi pun kau meninggalkan ku , jadi bagaimana mungkin aku bisa menggapaimu kembali? Akankah ada harapan untukmu kembali?
~Gibran Renaldy~

Disebuah danau yang indah , bahkan danau nya terlihat berkilauan. Ada sosok gadis yang tengah duduk sambil memegang kotak kue dengan senyum yang tak pernah luntur itu.

Gibran pun datang menghampiri gadis itu , dengan dada yang berdebar debar dia mendekat. Sosok gadis itu pun langsung berdiri dan berbalik menatap kearah Gibran dengan senyum yang mengembang manis itu.

"Happy birthday kak Gibran , Zora beneran nepatin janji kan? Maaf ya kalau Zora telat hehe , oiya Zora bawa kue kesukaan kak Gibran juga lho. Hari ini pokok nya kita rayain hari ultah nya kakak ya! sebelum Zora pergi jauh banget dan istirahat untuk waktu lama^^"  seru gadis itu dengan riang nya dia berkata tanpa beban sedikitpun , Gibran sendiri masih berdiri mematung memandang tidak percaya pada gadis yang kini tengah tersenyum kearahnya tersebut.

Hati nya masih berdebar debar , senyum itu  , tawa ceria gadis itu , bahkan gadis itu benar benar menepati janji nya untuk datang dihari ulang tahun nya! Apakah ini sungguhan?! Apakah ini hanya ilusi saja?!

Dengan ragu dia mulai mendekat kearah gadis itu , setibanya didepan gadis itu dia sudah disodor kan oleh kue lengkap dengan lilin yang menyala.

Ayo kak , tiup lilin dulu jangan lupa buat permohonan ya! Semoga apapun impian Kakak segera terpenuhi! " Ujar gadis itu dengan menggebu gebu.

Gibran pun tersenyum manis , ah akhirnya gadis itu benar benar menemui nya! Walaupun semalaman Gibran menunggu dibawah guyuran hujan akhirnya membuahkan hasil! Gadis itu datang , benar benar datang dihari ulang tahun nya!

Sungguh Gibran kira gadis itu enggan untuk datang menemui nya kembali dihari ulang tahun nya , bahkan Gibran sudah berfikir bahwa mana mungkin gadis itu mau menemuinya disaat dia sudah punya yang lebih baik?

Gibran pun memejamkan mata nya dengan sungguh sungguh dia meminta doa agar dia selalu hidup bahagia dan dijauhkan dari kejamnya dunia , dia juga berharap agar bisa kembali bersama gadis pujaan hatinya.

Selesai berdoa dia membuka mata nya , namun bukan tempat seperti awal mereka bertemu melainkan disebuah Padang bunga! Dia juga melihat Zora dengan pakaian biru laut nya tengah tersenyum kearahnya bersama lambaian tangan nya!

" Kak Gibran , Zora pergi dulu ya! Tenang aja Zora bakalan liat kakak terus kok walaupun kakak gatau! Kakak tetep jadi satu satu nya di hati Zora! Sampai jumpa kak~ " seru sang gadis tersebut setengah berteriak , dengan tawa ringan gadis itu sebelum cahaya membawa nya menghilang dari hadapan Gibran yang tengah mematung itu.

Gibran segera mengejar gadis itu , dia mencoba menggapai gadis itu kembali. Tidak tidak tidak dia tidak bisa kehilangan gadis itu lagi , dengan berlarian kesana kemari dia mencari cari sosok gadis itu.

Dada nya terasa sesak saat mengingat perkataan dari gadis itu , perkataan nya seakan akan gadis itu memang pergi untuk selama lama nya.

     •oOo•

Dengan nafas memburu nya Gibran terbangun dari tidur nya , keringat yang membasahi tubuh nya menandakan bahwa dia baru saja mengalami mimpi buruk yang sangat sangat dia tidak inginkan!

Sambil mengatur pernafasan nya dia mengingat ingat mimpi nya , mimpi bertemu dengan gadis itu membuat nya bahagia. Namun saat bagian gadis itu pergi meninggalkan nya saat itulah Gibran mulai overthinking.

" Bahkan didalam mimpi pun takdir tidak membiarkan kita bersama untuk waktu yang lama" gumam Gibran dengan nada sendu nya , bahkan didalam mimpi pun dia tidak diperbolehkan untuk bahagia terlalu lama.

Apa kah takdir sedang bermain main dengan nya sekarang? Mengapa? Mengapa takdir selalu tidak berpihak kepada nya? Mengapa takdir yang dia miliki selalu menyedihkan? Apakah dia tidak berhak bahagia?

Tuhan dia juga ingin bahagia , ingin tertawa seperti dulu lagi. Bukan seperti takdir sekarang yang membuatnya terus menerus mendapatkan takdir menyedihkan.

Dia GIBRAN RENALDY [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang