Setidaknya kamu harus menerima kenyataan , walaupun itu cukup kejam sekalipun untukmu menerimanya
~Evan Ardiansyah~Laki laki itu kini berada di Cafe tempat orang yang akan dia datangi , sesosok laki laki yang menjadi cinta terakhir untuk sang adik tercinta nya tersebut.
Dengan sebuah kotak pemberian sang adik yang dititipkan kepadanya , dia akan mengabulkan janjinya yang belum sempat dia tepati sewaktu itu. Dia akan jujur tentang semua fakta
Dia pun duduk disalah satu kursi sambil menunggu sosok yang dia nanti nanti datang , saat melihat nya Evan langsung mengajak orang itu berbicara. " Ada yang harus gue omongin sama lo , penting! " Ujar Evan dengan nada tegasnya.
Tapi laki laki itu menolak , dia memilih abai pada Evan. Jujur dia masih sakit hati karena sang pujaan hatinya memilih pergi dari nya hanya untuk lelaki itu.
"Gue mohon , ini soal Zora " sambung Evan lagi berharap laki laki mau menerima ajakan nya.
"Ayo ketempat lain" jawab Gibran sambil melangkah kan kaki nya pergi yang di ikuti oleh Evan , Gibran memilih tempat yang lebih sepi agar leluasa membicara perihal itu.
Selama beberapa saat mereka hanya ditemani keheningan , tidak ada satu pun dari mereka yang membuka suara untuk memecahkan keheningan tersebut. Evan sendiri tengah bingung bagaimana menyampaikan nya kepada Gibran , sedangkan Gibran sendiri sudah bertanya tanya ada urusan apa orang ini sama dia? Bukankah sudah tidak memiliki urusan lain? Bahkan Gibran sudah berhenti mengejar Zora.
Karena tidak tahan dengan keheningan yang melanda , Evan pun memulai ceritanya. " Jadi gini , ekhem Zora udah meninggal beberapa hari yang lalu. Dia nitipin kotak ini buat lo" ujar Evan sambil menyodorkan kotak tersebut.
Deg
Bak di sambar petir disiang bolong , Gibran rasa jantung nya berpacu lebih cepat , Tuhan ada apa ini? Mengapa dia mendapatkan kabar yang sangat sangat buruk? Dia tidak masalah jika harus ditinggal oleh gadis itu asal gadis itu bahagia , namun bukan ditinggal untuk selama lama nya seperti ini.
Dengan tangan gemetar nya dia menerima kotak tersebut , dengan wajah syok dia kembali membuka suara setelah sekian lama terdiam. " Lo bohong kan? Ga mungkin Zora meninggal , dia masih hidup kok! Beberapa hari yang lalu dia bahkan masih sehat. Ga mungkin dia tiba tiba pergi untuk selamanya! Lo sebagai kekasihnya kenapa ga bisa jaga Zora hah?! " Ujar Gibran dengan menggebu gebu.
" Gini biar gue ceritain , dan asal lo tau gue itu abangnya Zora bukan kekasih! Selama ini Zora menutupi semua kebenarannya dari lo , maka dari itu gue disini buat ceritain! " Jelas Evan mencoba bersabar , haduh bersama Gibran membuat nya emosi saja.
Setelah beberapa menit menunggu Gibran membuka suara , namun lelaki itu tak kunjung membukannya. Evan pun memulai ceritanya , cerita dari awal sampai akhir dimana sang Adik yang saat itu sudah mulai jatuh sakit dan memutuskan untuk menjauh dari laki laki itu.
Gibran pun mendengarkan nya dengan seksama , dia beberapa kali di buat syok dnegan fakta itu. Tak bisa mendengarkan semua fakta tersebut dia pun luruh ketanah , meratapi kebodohan nya. Andai saja dia tau lebih awal maka dia pasti akan menemani gadis itu hingga akhir , tidak akan Gibran biarkan begitu saja tapi semua itu kembali kekata andai saja.
Evan pun menatap Gibran penuh akan prihatin , dia tau ini pasti berat untuk Gibran. Tapi bagaimana pun juga dia berhak tau atas semua fakta nya , walaupun buruk sekalipun fakta tersebut dia berhak tau.
"Gue pergi , jaga kotak itu baik baik itu peninggalan terakhir dari adek gue. Gue akan pergi dari kota ini nyusul orang tua gue , gue gabisa terus menetap dikota ini karena terlalu banyak kenangan gue sama adek gue. Gue akan membuka lembaran baru di kota baru " ungkap Evan jujur , dia memberitahukan ini karena dia menebak bahwa Gibran pasti akan mencarinya untuk menanyakan semua tentang sang adik.
Setelah mengatakan itu Evan pun pergi meninggalkan Gibran yang masih terduduk ditanah , sungguh apakah takdir sekejam itu untuknya? Bahkan semua orang yang Gibran sayang selalu pergi meninggalkannya , apakah ia tidak pantas bahagia? Mengapa Tuhan? Tanya Gibran dalam hati.
"Padahal lo udah janji buat terus berada disamping gue Ra , tapi apa? Lo ingkar sama janji yang lo buat sendiri " gumam Gibran sambil tertawa miris akan takdir yang selalu bermain main dengan nya.
Gibran pun pergi melangkahkan kaki nya dari area tersebut , dengan box yang setia dipelukannya. Dia janji akan jaga semua yang ada didalam box tersebut yang di berikan kepada nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia GIBRAN RENALDY [ End ]
Novela Juvenil[ karya asli pemikiran sendiri!! ] Mungkin saja aku berusaha keras untuk sesuatu yang aku inginkan bisa tercapai berkat kerja kerasku sendiri , kecuali untuk bersama mu kembali adalah hal yang tak mungkin , yang aku semogakan. Karena sekeras apapun...