bab 24 : masih tetap seperti hari itu

6 2 3
                                    

Kalau di tanya masih berharap dia kembali ga? Jawaban nya sudah pasti akan masih sama seperti hari itu , hari dimana dia meninggalkanku sendirian dikegelapan ini.
~Gibran Renaldy~


Hari ini adalah hari kelulusan untuk Gibran , ah akhir nya lulus juga jadi sekarang dia bisa fokus bekerja untuk hidup nya.

Setelah acara kelulusan dia mencari cari keberadaan seseorang yang berarti di hidup nya , dia ingin meninggalkan suatu pesan untuk terakhir kali nya. Karena nanti dia akan mulai fokus pads hidup nya dan berusaha melupakan gadis itu.

Seseorang yang dia tunggu pun akhir nya hadir , dengan senyum manis nya yang terpancar dari gadis itu.

Senyum Gibran seketika luntur setelah melihat gadis itu bersama sosok laki laki yang selalu bersama nya kini , apa kah benar itu kekasih nya?

"Selamat ya kak , semoga sukses nanti nya"
Ucapan selamat dari Zora dengan menyerahkan sebuket bunga bersama senyum yang terpatri diwajah cantik nya.

Gibran pun tersenyum balik , rasa nya senang sekaligus menyesak an.

"Gue izin bawa Zora bentar , ada hal yang harus gue omongin ke dia nanti gue balikin lagi kok tenang aja" ucap Gibran sambil menarik tangan gadis itu.

Evan yang awalnya hendak mencegah langsung mengurungkan niat nya saat melihat kode dari sang adik , tapi tetap saja dia was was sebab adik nya itu sedang tidak baik baik saja.

Apalagi setiap sehabis pertemuan dengan laki laki itu adik nya selalu saja merasakan sakit terus , bukankah sebagai kakak yang baik dia harus memisahkan mereka agar adik nya bisa cepat sembuh?

Huhh padahal adik nya hari ini ada jadwal terapi tapi harus gagal karena adik nya terus menerus menyuruhnya untuk membawa nya menemui Gibran , emang ada apa sih sama Gibran Gibran itu sampai adik nya tergila gila seperti ini.

Tapi jujur sih dia juga prihatin dengan percintaan sang adik yang harus kandas , apalagi sang kekasih pria nya juga tidak tau kalau adik nya sakit.

•oOo•

Gibran kini membawa Zora kearah sebuah danau , danau tempat dimana ia mencari ketenangan setelah kepantai.

Sesampainya di danau dia dan gadis itu menduduk an diri nya di bangku taman , dengan keadaan canggung Gibran pun mulai membuka suara nya.

"Ra , gue minta maaf kalau gue selama ini ada salah sama lo" ucap Gibran memulai membuka suara nya.

Zora pun tersenyum tipis , dia mengangguk lalu menatap kearah danau yang terlihat berkilau karena terkena cahaya matahari itu.

"Kak , Zora mau tanya " tanya Zora dengan nada gugup nya , Gibran pun langsung menjawab 'apa?'

"Perasaan kak Gibran ke Zora , apa kak Gibran masih suka sama Zora?" Tanya gadis itu dengan hati hati.

Gibran pun terkekeh hambar yang membuat gadis itu merasa semakin tidak enak.

"Lo tau perjuangan gue yang selalu ingin didekat Lo? Lo sadar ga sih? Kalau lo tanya gue udah pasti bakalan jawab ya. Perasaan gue masih sama saat kita diawal , seperti itu perasaan gue sekarang" jelas Gibran mencurahkan isi hati nya , gadis itu langsung merasakan sesak didada nya. Apakah Gibran merasakan perasaan sesak seperti ini?  Apa ia terlalu jahat kepada pria itu?

"Kak~ Zora mohon stop ya? Berhenti berharap sama Zora kakak harus cari kebahagiaan kakak sendiri " ujar gadis itu memberi pengertian kepada Gibran , dia juga menahan mati matian rasa sakit yang kini semakin menjadi dihati nya.

"Gimana cara nya Ra? Sedangkan kebahagiaan gue ada di lo semua , bahkan orang yang gue sayang semua pergi dari sisi gue satu persatu. Lantas gue harus kemana buat cari kebahagiaan gue?" Tanya Gibran dengan nada sendu nya , ah dia menjadi seperti pria yang menyedihkan sekarang.

"Jangan berharap sama Zora , kak Gibran harus janji sama Zora kalau kakak harus bahagia tanpa Zora nanti. Dan kakak juga harus lupain Zora untuk selama nya" ungkap gadis itu dengan senyum lebarnya namun mata nya berkata lain , dia sudah berkaca kaca sejak tadi.

Dada nya terasa sakit saat semua ucapan pria itu terlontar , dia merasa seperti dia adalah orang jahat. Tuhan dia berdoa agar Gibran selalu bahagia dimasa depan nanti.

Gibran sendiri mengangguk lemah , tapi dalam hati nya dia menolak sungguh!! Tidak semudah itu melupakan seseorang yang berarti dihidupnya.

Karena sudah tidak bisa berlama lama mereka pun kembali , dengan Zora yang langsung disambut oleh Evan dan Gibran memandang Evan dengan senyum miris nya.

Inikah ending dari kisah cinta nya?
( Engga Gib tenang author punya banyak kisah buat kamu mwehehe )

"Jaga Zora ya? Kalau lo ga bisa jaga dia kasih ke gue biar gue jaga dia sepenuh hati" pesan Gibran sebelum mereka pergi , Evan pun hanya mengangguk saja.

Setelah melihat kepergian kedua nya Gibran pun menatap kearah langit cerah.

"Pada akhir nya gue pun di pukul untuk mundur , apa gue emang ga berhak mendapatkan sebuah cinta?" Gumam nya lalu menatap kearah bawah.

saat menundukkan kepala nya dia teringat pesan bunda nya yang selalu terngiang.

"Angkat kepala mu nak , seorang raja tidak boleh menunduk selain didepan ratu nya sendiri . Karena mahkota mu bisa terjatuh begitu saja."

Itulah pesan terakhir dari sang bunda yang dia ingat

Dia GIBRAN RENALDY [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang