bab 15 : semoga selalu bahagia

9 5 1
                                    

Aku harap kamu akan terus bahagia
Meskipun bahagia mu bukan bersamaku
~Gibran Renaldy~


Pulang sekolah Gibran langsung pergi kerja , setelah mengganti pakaian nya dengan pakaian tempat dia kerja.

Keadaan cafe tempat ia kerja hari ini lumayan rame , rata rata yang datang ke cafe tersebut adalah pasangan muda!

Gibran dengan profesional melayani para pelanggan itu , tak jarang ada sekumpulan anak remaja perempuan yang meminta nomor nya. Tentu saja Gibran tolak , dia masih menjaga hati nya walaupun orang nya sudah tidak ada.

Memang Gibran itu lumayan tampan jadi banyak perempuan yang singgah hanya sekedar untuk melihat Gibran langsung.

Hingga beberapa saat cafe pun akhirnya mulai sepi karena akan tutup , Gibran pun juga sebentar lagi akan pulang. Namun tiba tiba suara lonceng cafe berbunyi tanda ada pelanggan datang.

Gibran menggerutu dalam hati nya 'gatau apa kalau cafe nya sudah akan tutup? Huhh sabar sabar , orang sabar gaji nya naik ' gerutu Gibran agak kesal namun tak ayal dia menghampiri pelanggan terakhir itu.

Saat berada tepat di meja pelanggan Gibran dapat melihat pasangan yang sangat serasi itu , Gibran menatap mereka dengan sulit namun tak ayal dia juga profesional dengan pekerjaan nya.

" Mau pesan apa?" Tanya Gibran dengan senyum khas nya , sebenarnya dia syok saat melihat pengunjung terakhir itu adalah seseorang yang dia kenal. Tapi dia harus tetap profesional dan dia juga tidak mau terlihat menyedihkan juga!

Kedua orang itu menoleh , mereka menatap Gibran dengan pandangan sulit nya. Tapi Gibran tidak memikirkan itu terlalu lama dia tetap bersikap profesional sebagai mana mestinnya.

" Kak Gibran kerja disini? Sejak kapan? Cafe nya kecil emang kakak gapapa sama gaji nya? Pasti gaji kakak kecil ya? Mau kerja di Perusahaan papah aku ga kak? " Tanya gadis itu dengan penasaran , namun tak di gubris oleh Gibran yang masih stay dengan senyuman khas nya yang seperti menahan sesuatu dihati nya itu.

Cowo yang bersama gadis itu pun mendengus kasar , dia tidak suka gadis itu diabaikan oleh pegawai cafe ini. Sungguh dia merasa geram sejak awal bertemu dengan pegawai laki laki ini yang tak lain adalah Gibran.

"Kalau Zora tanya di jawab anjing!! Apa susah nya sih? Lo bisu ya? Cih" Cibir lelaki itu.

" Mau pesan apa? Harap cepat ya , karena sebentar lagi kita akan menutup cafe ini karena sudah waktu nya tutup " tanya Gibran lagi dengan sedikit penjelasan tanpa menjawab salah satu pertanyaan dari mereka berdua.

Diri nya merasa muak dengan sosok laki laki yang berada disisi gadis itu , sungguh dia ingin memukul wajah nya untuk sekarang ini!!

Cowo itupun merasa dirinya diabaikan tidak terima , dia hendak marah namun ditahan oleh gadis itu.

"Udah mau tutup ya kak? Yaudah deh kita gajadi pesan , maaf ya kak " ujar gadis itu lalu langsung mengajak cowo itu pergi dari tempat itu , sang lelaki itu pun pergi dengan mendengus keras dia masih kesal tau!!

Gibran pun menatap kepergian kedua orang itu dengan pandangan rumit , dia masih belum rela melepaskan gadis yang selama ini menjadi pujaan hati nya.

Tapi dia tau mau seberapa keras dia berjuang dia tetap saja akan ditolak mentah mentah oleh gadis itu , mungkin ini memang yang terbaik untuk nya agar dia menjauh dan lebih sadar diri.

Dia harap gadis nya itu akan terus bahagia dengan lelaki pilihan nya , walaupun bahagia bukan bersama dirinya.

Puas memandangi pasangan yang sudah jauh itu lamunan Gibran pun buyar oleh teriakan yang membahana dari seseorang , siapa lagi kalau bukan kedua teman nya? Mereka datang untuk menjemput Gibran.

Katanya sih mereka mau menginap dirumah Gibran lagi , sudah seperti tidak punya rumah saja menginap terus cibir Gibran dalam hati nya.

Namun tak ayal dia juga mengiyakan perkataan sahabat nya itu , toh dia jadi tidak kesepian dirumah sederhana nya itu.

"Tau ga awal nya gue cuman mau nginep sendiri aja tanpa ngajak si babi, cuman ya si babi satu ini ngintil Mulu nih" curhat Kenzie pada Gibran mengenai teman nya yang selalu mengikuti nya itu , sudah seperti induk ayam saja!!

"Babi babi matakk lo , gue ganteng gini disamain sama babi " cibir Viko tidak terima diri nya di sebut babi oleh Kenzie.

Gibran hanya menggeleng kepala nya pelan , selalu saja seperti ini!! Kedua orang ini memang tidak pernah akur tapi Gibran juga bingung kenapa mereka bisa berteman? Lebih aneh nya lagi kenapa dia juga bisa berteman dengan kedua sahabat prik nya ini!!

Dia GIBRAN RENALDY [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang