Janji tetaplah janji , namun apa mungkin engkau yang sudah pergi jauh dan tidak bisa kugapai akan kembali lagi kepada ku?
~Gibran Renaldy~Dihari libur kerja nya , Gibran memutuskan untuk pergi kesebuah danau. Tempat dimana ia dan gadis itu sering menikmati waktu bersama mereka dulu.
Dengan sekotak kue coklat ditangan nya dia pun melangkahkan kaki nya menuju danau tersebut , sesampainya dia disana langsung saja dia mendudukkan diri nya dipinggir danau tersebut.
Dia pun mulai menyalakan lilin lilin di kue tersebut , dengan senyum palsu nya dia mulai menutup mata nya untuk berdoa terlebih dahulu.
"Kuharap dia seseorang yang berharga untukku selalu di beri kebahagiaan selalu , dan kuharap aku dan dia akan bersama kembali" ucapnya dengan sedikit bergumam setelah itu meniup lilin tersebut , dia harap impian kecil nya akan menjadi kenyataan.
Dia dengan wajah sendu nya menatap kearah danau yang berkilauan karena paparan cahaya matahari dan sedikit terlihat ada pelangi juga , padahal dulu sosok yang bersama juga menyukai pelangi bahkan dia lah yang paling antusias saat ada pelangi. Namun kini sosok tersebut sudah tidak bersama nya lagi untuk melihat keindahan pelangi tersebut.
Cukup lama dia berada di danau tersebut , dia tidak beranjak sedikit pun dari tempat itu. Dia menanti seseorang yang telah berjanji akan menemui nya kembali saat hari ulang tahunnya , namun hari semakin petang orang yang berjanji itu tak kunjung datang.
Dia Zora , gadis yang berjanji akan kembali lagi saat ulang tahun pria itu , bahkan dia juga menjanjikan sebuah hadiah. Namun seperti nya gadis itu tidak akan bisa datang.
Gibran menghela nafas berat , dia terlalu berharap. Bahkan hari sudah malah dan hujan juga sudah turun namun gadis itu tak kunjung datang. Tapi dengan bodoh nya dia tetap duduk dibawah guyuran hujan tersebut dengan harapan yang selalu ia ucapkan , harapan untuk gadis itu datang dengan senyum manis seperti biasanya.
" Zora pasti Dateng , walaupun kita udah putus dia pasti Dateng sesuai janji nya dulu." Gumam Gibran sambil tersenyum palsu , kepercayaan nya untuk sang gadis.
•oOo•
"Dokter , denyut nadi nya melemah " seru sang suster yang kini sedang membantu menangani pasien nya , sang dokter pun berusaha tenang dia tidak boleh ikutan panik apalagi gegabah.
Didepan pintu kamar rumah sakit ada keluarga kecil yang tengah panik! Mereka khawatir akan kondisi putri dan adiknya , apalagi kondisi nya sedang kritis! Mereka tidak bisa tidak overthinking. Fikiran mereka sudah tidak bisa jernih lagi bahkan mereka sudah menebak nebak kemungkinan yang terburuk.
"Dek pokoknya kamu harus selamat , Abang gamau kehilangan kamu" gumam nya dengan raut wajah panik yang ketara itu , sosok pria yang selalu datar dan minim ekspresi kini menampilkan raut wajah khawatirnya.
"Pah , Van , pasti Ade baik baik aja kan?" Tanya sang Ibu dengan nada bergetar nya.
Evan pun hanya diam , dia tidak bisa menjawabnya. Dia juga berharap sang adik bisa melewati masa masa kritisnya.
Sang Ayah pun menenangkan sang Ibu yang mulai menangis tersebut , mereka berdoa untuk keselamatan putri mereka.Didalam sana sang Dokter sudah menyerah , mereka sudah berpasrah kepada Tuhan untuk menentukannya. Mereka pun keluar dengan wajah yang sulit dijelaskan , yang pasti mereka sudah benar benar pasrah sekarang.
" Dokter gimana keadaan anak saya?" Tanya Ayah sambil menghampiri sang dokter.
"Maaf pak , saya sudah mengangkat penyakit anak bapak , namun karena penyakitnya sudah menyebar kamu cukup kesulitan. Jadi kita hanya bisa berpasrah kepada Tuhan saja , mohon maaf pak saya sudah berusaha semaksimal mungkin sekarang anak bapak dalam diambang Kematian nya." Jelas panjang lebar sang dokter , setelah menjelaskan nya dokter pun berlalu pergi dari situ.
Berita buruk yang menimpa mereka membuat keluarga kecil itu menangis Tersedu sedu , anak perempuan nya kini tengah diambang Kematian nya yang bisa kapan saja berpulang.
Mereka hanya bisa berdoa dan pasrah kepada sang maha kuasa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia GIBRAN RENALDY [ End ]
Teen Fiction[ karya asli pemikiran sendiri!! ] Mungkin saja aku berusaha keras untuk sesuatu yang aku inginkan bisa tercapai berkat kerja kerasku sendiri , kecuali untuk bersama mu kembali adalah hal yang tak mungkin , yang aku semogakan. Karena sekeras apapun...