Mari terus sama sama
Hingga sampai kapan pun itu
~Gheazora~Terhitung sudah beberapa Minggu sejak kejadian meninggal nya kedua orang tua Gibran , namun kondisi Gibran sendiri menjadi jauh dari kata baik.
Setiap di sekolah dia hanya akan banyak melamun bahkan dia sendiri kini memutuskan mundur dari jabatan OSIS nya , kini jabatan ketua osis nya kini sudah beralih kepada wakil nya.
Zora gadis itu merasa khawatir akan keadaan nya , sungguh dia lebih baik dengan Gibran yang ceria genit dan menjengkelkan daripada harus berhadapan dengan Gibran yang banyak diam dan melamun seperti sekarang.
Kini kedua nya sedang di area taman disekolah , karena sudah waktu nya istirahat jadi dia memutuskan mencari sang kekasih. Ternyata sedari tadi sudah berada di area taman itu sejak tadi.
Dengan kotak bekal ditangan nya , diri nya pun menduduk kan diri nya berada disamping Gibran. Mencoba mencair kan suasana ini dia pun mulai membuka percakapan.
"Kak Gibran lihat deh aku bawa apa? Aku buatin makanan kesukaan kakak lho kaya biasa nya" ucap gadis itu dengan nada ceria nya.
Gibran pun menoleh kearah sang kekasih nya , melihat senyum manis itu dia pun jadi tidak tega mendiami nya terlalu lama. Dengan senyum tipis nya dia pun menanggapi perkataan gadis tersebut.
"Benarkah? Suapi ya?" Ucap Gibran dengan nada manja bak anak kecil itu , dengan senyum mengembang gadis itu pun mengiyakan perkataan Gibran.
Dengan telaten diri nya menyuapi sang kekasih dengan perlahan , dia tahu bahwa kekasih nya ini hanya berpura pura agar dia tidak khawatir lagi dengan nya. Namun setidak nya dia mau makan , karena kata sahabat nya semenjak kematian kedua orang tua nya Gibran jadi susah makan kalau dirumah.
Gibran pun terus memandangi gadis itu yang kini menjadi kekasih nya tersebut , diri nya tidak menyangka bahwa ada orang yang bisa semirip itu dengan bunda nya.
Tapi disisi lain dia juga takut jika sewaktu waktu gadis itu akan pergi meninggalkan nya , tidak ada yang tahu masa depan tapi yang pasti dia tidak akan rela jika harus kehilangan gadis itu.
"Apa suatu saat nanti lo bakalan ninggalin gue?" Tanya Gibran tiba tiba , tentu saja pertanyaaan spontan dari Gibran membuat gadis itu kaget.
Gadis itu memandang Gibran dengan pandangan rumit , dia sendiri juga tidak tau kenapa kekasih nya bisa berkata seperti itu.
"Gue takut , gue takut lo ninggalin gue nanti di masa depan" ucap Gibran lagi sambil menatap kearah Zora dengan pandangan sendu nya.
Gadis itu pun tersenyum tipis , lalu menggenggam tangan Gibran dengan lembut.
"Ayok sama sama terus nanti di masa depan , Zora bakalan sama kakak terus disini" ucap Zora menjeda kalimat nya sambil menunjuk kearah hati milik Gibran dengan senyum manis nya.
"Zora bakalan terus sama kakak biar kakak engga kesepian" lanjut Zora lagi dengan senyuman terbaik nya , Gibran pun merasa senang karena dia masih punya sesuatu untuk di perjuangkan.
Lantas Gibran pun menarik gadis itu kedalam dekapan nya , diri nya beruntung mempunyai kekasih serta sahabat yang selalu meng support diri nya terus.
Semenjak kematian kedua orang tua nya , sahabat serta kekasih nya lah yang selalu memberi nya semangat untuk terus berjuang untuk hidup nya sendiri. Mereka tau walaupun tidak mudah tapi dia harus belajar mengikhlaskan , karena waktu itu terus berjalan tidak menetap disatu titik saja.
"Makasih ya , gue bakalan inget kata kata lo sampai kapan pun" ucap Gibran sambil menatap manik mata milik gadis itu , sang gadis pun hanya tersenyum manis seperti biasa nya saja. Hm seperti nya dia berhasil membuat Gibran jadi lebih baik dari sebelum nya.
"Lepasin pelukan nya kak , denger tuh udah bel" gerutu Zora. Gimana engga kesel coba? Di peluk terus ngga di lepasin kaya takut bakalan pergi kalau di lepasin , huhh tidak tau apa bel sudah berbunyi?
Gibran pun terkekeh pelan lalu mengelus pucuk kepala gadis nya dengan lembut , setelah itu pelukan nya pun dia lepas kan.
Melihat sang gadis yang cengegesan tidak jelas pun membuat Gibran mengerutkan dahi nya , kenapa sih nih anak? Kesambet kah? Pikir Gibran terheran heran pasal nya gadis itu tiba tiba cekikikan tidak jelas.
"Kenapa? Kata nya mau kekelas" Tanya Gibran mulai membuka suara nya lagi dengan nada heran nya.
"Engga , cuman ke inget aja waktu pertama kali ketemu kakak lagi setelah mpls dulu" ucap Zora di akhiri dengan kekehan nya , Gibran pun hanya menggeleng tipis mengingat nya lagi waktu waktu itu.
Apalagi saat pertama kali bertemu dengan Zora waktu mpls dulu , dulu itu Gibran fikir Zora itu gadis yang mudah di tindas karena wajah nya yang tampak polos. Tapi dugaan nya salah karena sewaktu gadis itu di tindas oleh kakak kelas yang lain dia malah melawan nya.
" Iyain deh , yaudah sana belajar yang rajin. Biar cepet lulus kita bisa langsung nikah" ucap Gibran sambil berkedip genit kearah gadis itu , sang gadis itu pun wajah nya bersemu merah. Ah selalu saja begini kan tidak baik untuk jantung nya yang mudah baperan.
"Oke , kakak juga jangan kebanyakan ngelamun ya? Nanti kesambet lagi" teriak Zora dari jauh yang di balas kekehan kecil dari Gibran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia GIBRAN RENALDY [ End ]
Teen Fiction[ karya asli pemikiran sendiri!! ] Mungkin saja aku berusaha keras untuk sesuatu yang aku inginkan bisa tercapai berkat kerja kerasku sendiri , kecuali untuk bersama mu kembali adalah hal yang tak mungkin , yang aku semogakan. Karena sekeras apapun...