bab 31 : di atas sana , bersama tuhan

10 2 0
                                    

Mau tidak mau suka tidak suka jika sudah menjadi takdir nya akan tetap terjadi , mau kamu berusaha sekeras apapun kalau takdir nya sudah ditentukan oleh Tuhan tidak akan bisa kamu ubah kembali
~saya sendiri ( author )~

Dengan pandangan kosongnya , Gibran terus menatap kearah luar dimana hujan turun dengan derasnya. Walaupun cuaca dingin menyerbu kulit nya itu tidak mempengaruhi dirinya sama sekali.

Biasanya setiap malam dia akan terus menatap hamparan bintang hingga tertidur , dia percaya bahwa beberapa bintang tersebut adalah orang orang terkasihnya.

Namun berbeda , hari ini hujan turun dengan deras dan menyembunyikan bintang bintang yang bersinar tersebut. Bahkan hujan pun nampaknya belum ingin berhenti untuk menampakkan para bintang dan bulan.

Dengan terpaksa akhirnya Gibran masuk kedalam rumahnya karena hujan semakin deras , hal pertama yang dia dapati adalah sepi. Keadaan gelap menambah kesan suram dirumah itu , memang bukan rumah besar hanya saja biasa nya rumah itu akan tampak hidup setidak nya dengan ada teman disisinya namun kini dia hanya sebatang kara.

Menghela nafas kasar , Gibran pun akhirnya memutuskan untuk menonton tv saja. " Udah lama banget ga nonton tv , terakhir nonton bareng mereka" gumam Gibran dengan nada sendu nya.

Dia pun mulai menyetel salah satu Chanel yang ada di tv tersebut , disana ternyata sedang ditayangkan film kesukaan nya!

" Lihat film nya ada lagi , tapi orang orang nya udah gada buat gue ajak nonton lagi" gumam nya entah kepada siapa. Namun sebenarnya dia tidak benar benar menonton tv tersebut melainkan hanya melamun!

Sungguh melupakan tidak semudah mengucapkan nya , nyata nya dia benar benar kehilangan semua nya! Bahkan orang terkasih nya pun turut meninggalkan nya. Apakah dia tidak berhak bahagia? Mengapa Tuhan begitu kejam memberikannya takdir yang mengerikan ini?

Dia pun langsung bergegas kekamar nya , dia ingin tidur! Tidak bukan tidur sebenarnya melainkan mecoba melakukan sesuatu untuk menghentikan rasa sesak ini! Dia jadi berfikir dengan ide gilanya ,  mengapa mereka tidak mengajaknya juga? 

Setelah memasuki kamar nya dia pun langsung mengambil sesuatu , itu sebuah cutter!!Dia ingin melukai dirinya lagi! Dia melampiaskan semuanya dengan menyakiti dirinya sendiri , oh tidak itu kebiasaan yang buruk. Bahkan dia dulu tidak pernah berfikir untuk melakukan itu dan sekarang dia melakukannya.

"Lihat? Apa kalian lihat ini? Begini sekarang caraku untuk melampiaskan rasa sesakku , tapi mengapa rasanya masih saja sesak?!" Ucapnya dengan nada pelan namun mata nya tidak bisa berbohong , dia menangis!!

" Apa kalian bahagia diatas sana? Mengapa kalian tidak mengajakku? Aku kesepian disini " lirihnya dengan air mata yang mulai meluruh , katakan saja dia laki laki yang lemah. Pada dasar nya dia memang lemah bukan?!

Dan juga dia hanya manusia biasa yang mempunyai hati , namun hatinya sekarang seakan hancur , dunia nya seakan kehilangan cahaya nya , hanya ada kegelapan saja yang mengikutinya sekarang.

Dia GIBRAN RENALDY [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang