Mau mencoba melupakan bagaimana pun , masa lalu tetap akan terus membekas didalam memori ingatan kita
~ Gibran Renaldy~Setelah mereka semua pulang Gibran pun langsung memasuki kamar nya , disana sudah terletak beberapa box dengan isi nya.
Gibran pun mulai membuka box box itu satu persatu , semua isi nya hanyalah sebuah kenangan masa lalu. Kenangan yang tidak akan pernah kembali lagi , kenangan yang akan selalu membekas di ingatan nya.
Gibran pun membuka box sedang yang berisi beberapa flashdisk memori , dia menyetel nya. Dapat dia lihat di dalam flashdisk itu berisi tentang pertumbuhan nya dan kebersamaan nya bersama keluarga.
Disalah satu flashdisk yang berisi tentang dimana dia berulang tahun yang ke-6 disana terputar Vidio dimana sang bunda merekam nya saat membuat permintaan , permintaan untuk box masa depan. Dia ingat jika dia masih menyimpan box itu dan belum membuka nya , Gibran terus menonton Vidio itu sampai habis tak terasa air mata nya mengalir begitu saja.
Dia jadi merindukan kedua orang tua nya , mereka lah yang jadi sosok penyemangat dalam hidup nya. Meskipun mereka tak bergelimang harta tapi dalam kesederhanaan itu lah dia mendapatkan semua kasih sayang , lahir dalam keluarga Cemara membuat nya terbiasa akan kasih sayang yang melimpah.
Tentu saja hal tersebut membuat nya menjadi seperti ini , bagaikan sebuah mimpi buruk yang tidak ingin dia ulangi lagi.
Seakan teringat kembali akan sebuah box masa lalu , dia pun mulai membongkar semua kamar nya guna mencari box tersebut.
Cukup lama dia mencari nya , tapi dia tak kunjung menemukan box tersebut. Hampir saja menyerah tapi ingatan masa lalu nya tiba tiba terlintas dalam otak nya , dia pun mulai membuka tempat box itu berada.
"Akhir nya ketemu juga , kenapa ga dari tadi aja sih? Sumpah ga kepikiran kalau ada disitu" monolog pada diri nya sendiri.
Gibran pun membuka box tersebut , isi nya masih tetap sama dengan yang dulu. Sebuah surat impian masa depan , surat dari keluarga kecil nya.
Gibran pun membuka satu persatu isi dari surat surat itu , disana berisikan permintaan sederhana yang membuat dia menjadi sedih.
"Sesuai sama impian kalian , Ran udah ga jadi anak nakal lagi. Apa kalian bangga di atas sana? Ran Bakalan tepatin permintaan kalian , Ran bakalan jadi anak yang membanggakan. Kalian lihat Ran terus ya dari atas sana" gumam Gibran dengan bibir bergetar menahan tangis yang akan pecah itu.
Karena merasa mengantuk , Gibran pun tertidur dengan kenangan kenangan yang selalu ada di memori nya sendiri , kenangan yang tak akan pernah di lupakan.
•oOo•
Sepulang nya dari rumah Gibran , gadis itu pun langsung memasuki kamar nya. Dia mulai melanjutkan nulis nya , dia bersungguh sungguh saat berkata akan menulis cerita yang dia maksud. Sebuah cerita yang dia buat untuk kenangan nya sendiri ,
Selagi mencari ide ide yang pas untuk alur cerita nya , Zora pun langsung memikir kan awal awal dia bertemu dengan Gibran.
Saat masa mpls sekolah , dimana dia bertemu dengan ketos yang menurut nya tegas dan agak menakutkan. Tapi semua itu langsung di tepis oleh fikiran nya kala melihat langsung bahwa ketos itu tidak seburuk itu.
Dia Gibran sosok laki laki yang humoris , ceria , tampan , tipe cowo sotf tapi cukup tegas untuk pemimpin dan satu lagi narsis. Saking narsis nya dia suka tebar pesona sana sini , tapi itu semua dia juga tidak melepas tanggung jawab nya sebagai OSIS ya , Bahkan dia juga menolong diri nya saat di bully dulu , dari situ lah awal dia mulai nge crush in si Gibran si ketos narsis.
"Aaaaa kak Gibran tuh selalu bikin salting , apalagi dulu gue harus bersaing sama banyak cewe " monolog nya saat mengingat ingat masa lalu nya , masa dia selalu di bully oleh orang yang menyukai sosok Gibran.
Dia sendiri di bully karena selalu dekat dengan Gibran , karena mereka tidak terima itu lah membuat mereka jadi membully Zora.
Memang awal pertemuan mereka cukup menyedih kan , dengan keadaan Zora yang berantakan akibat di bully ah jangan kalian fikir Zora itu diam saja ya saat di bully , justru Zora malah melawan mereka semua.
Maka dari itu pakaian nya berantakan seperti preman , jujur saja sewaktu terciduk oleh Gibran dulu dia merasa sedikit malu. Harus nya dia bersikap lemah saja bukan sih? Itung itung caper gitu ke crush , tapi ingat dia hanya sedikit malu selebih nya si dia ngerasa bahwa dia itu keren. Pasti kak Gibran terpesona sama Zora ,
"Malu banget gilakk , gue dulu kek gitu ngerasa kul banget. " Gumam nya lagi sambil menggigit guling nya gemas ,
" Tapi kak Gibran ga kalah narsis!! Bahkan kak Gibran lebih lebih dari gue narsis nya , ku kira cowo kul ternyata spek jamet ketutup kata ketos" lanjut nya , memang Gibran itu sosok cowo narsis tingkat dewa.
"Udah ah mau tidur aja , lagian nulis bisa di lanjut besok lagi kan waktu nya masih banyak." Ujar nya mulai menutup mata , tak lupa dengan diri nya memeluk sebuah foto.
Foto diri nya dan Gibran dulu , saat itu yang mengajak foto adalah Gibran duluan. Maka dari itu dia selalu menyimpan nya , kenangan masa lalu yang terus dikenang dan tidak akan di lupakan sampai kapan pun itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia GIBRAN RENALDY [ End ]
Novela Juvenil[ karya asli pemikiran sendiri!! ] Mungkin saja aku berusaha keras untuk sesuatu yang aku inginkan bisa tercapai berkat kerja kerasku sendiri , kecuali untuk bersama mu kembali adalah hal yang tak mungkin , yang aku semogakan. Karena sekeras apapun...