Libur sekolah telah usai, ini saat mereka kembali lagi untuk menuntut ilmu di sekolah dengan mengantongi cerita liburan mereka masing-masing untuk di pamerkan kepada teman kelasnya.Itu sudah menjadi tradisi turun temurun di sekolahan, dari TK hingga SMA pun tradisi itu masih melekat di anak sekolahan. Guru pun bahkan ada yang menanyakan 'gimana liburan kalian? Menyenangkan?' dan kalian tau sendiri bagaimana jawabannya ada yah menjawab tidak dan iya, tidak bagi si mereka yang malas seolah, dan iya untuk si ambis tidak mau ketinggalan materi.
Siswa Siswi di sekolah rela datang pagi-pagi sekali hanya untuk memilih bangku paling nyaman untuk mereka duduki. Dan berakhir mereka memamerkan apa yang sudah mereka alami selama libur sekolah.
Seperti di salah satu sekolah yang populer di kotanya, banyak di minati sekali karena sekolah ini sekolah elit, berprestasi kalian bisa masuk dengan mudah meskipun kalangan menengah ke bawah, jika kalian merasa punya banyak harta kalian akan masuk sekolah ini tanpa bersaing.
Saat ini mereka tengah melakukan upacara yang wajib untuk seluruh siswa siswi di sini bahkan di seluruh Indonesia pun. Mereka rela berdiri tegap, berpanas-panasan, menghormat ke bendera merah putih yang di naikan oleh petugas upacara degan di iringi lagu Indonesia raya yang indah sekali.
Yang beda dari sekolah lain yaitu, mereka menyanyikan lagu Indonesia raya dengan tiga Stanza sekaligus, memang yang wajib di nyanyikan itu hanya satu Stanza tapi yang wajib bagi mereka itu tiga Stanza. Dan seluruh murid pun di wajibkan hafal lagu kebangsaan Indonesia.
Setelah selesai menaikan bendera merah putih mereka pun mendengarkan amat yang di sampaikan kepala sekolah langsung.
Di lain sisi, lebih tepatnya di tap sekolah, terlihat salah satu siswa yang tengah asik duduk dengan kepulan asap. Dia SAGAM yang tengah membolos upacara sendirian.
Dari sini dia mendengar semua amanat yang di ucapkan kepala sekolah, Sagam muak dengan ucapannya.
Dia berdiri dan berjalan ke ujung atap sekolah, berdiri tegap di ujung atap sekolah sembari merokok. Di bawah sana, Sagam sudah melihat semua murid yang memandang dia kaget bahkan ada yang berteriak lebay.
"Kamu yang di atas! Cepat turun!"
Kepala sekolah itu terus meminta Sagam untuk turun tapi sagam bodo amat, dia malah memejamkan matanya menikmati hembusan angin yang menerpa tubuhnya.
Brakk
"Anjing Lo Sagam!" Terlihat seorang laki-laki yang ngos-ngosan mendekat ke arah Sagam, dia berlari dari lapangan ke atap sekolah untuk menyelamatkan Sagam.
"Gue udah di sini, gimana mau mati bareng?" Ucap orang itu degan memegang pundak Sagam.
Bukannya menjawab, Sagam malah melepas rangkulan orang itu, dan pergi begitu saja, dengan santainya dia berjalan turun ke bawah meskipun banyak guru yang mencoba menahan Sagam, membentak Sagam, bahkan ada yang mendorong Sagam, tapi karena sudah biasa dengan itu semua, sagam terlihat sangat acuh, dia tetap berjalan ke depan tanpa menggubris mereka semua.
"Mau kemana lo!"
"Gue nanya sama lo anjing!"
Orang yang memiliki wajah yang sama segan Sagam tak lain dan tak bukan itu adalah kembaran Sagam. Sagan, dia terlihat sangat marah sekali melihat kelakuan Sagam yang sudah keterlaluan karena berani membolos dengan cara terang-terangan menggerakkan sekolah dengan berdiri di ujung atap sekolah.
"Kalo jadi manusia jangan kebanyakan caper anjing!" Ucap Sagan kepada sagam.
Sagam yang berjalan seketika berhenti, dia membalikan badannya menatap Sagan yang berdiri beberapa langkah darinya.
Bughh
Tak segan-segan, Sagam memukul wajah Sagan dengan keras hingga menimbulkan ujung bibir Sagan mengeluarkan darah segar. Untunglah ada yang memisahkan mereka berdua hingga mereka berdua di bawa ke ruang guru.
Sagam mendapatkan nasehat yang amat panjang dari beberapa guru, mereka memojokkan Sagam dan menjunjung Sagan.
"Kamu itu kembaran Sagan, seharusnya kamu contoh Sagan Sagam!"
"Kalo mau mau caper jangan di sekolah! Di rumah aja!"
"Kamu itu siswa yang tidak berprestasi, kamu juga nakal suka membolos."
"Kalo kamu mau sekolah di sini taati peraturan di sini, jika mau sekolah yang bebas sana ke pelosok jika ada sekolah bebas!"
Sagam tidak menjawab dia hanya diam menatap tajam kepala sekolah itu.
"Turunkan tatapanmu itu!" Ucap tegas kepala sekolah.
Sagan yang kesal pun menundukkan kepala Sagam secara paksa dan kasar sekali. Sagam yang tidak terima pun melayangkan kepalan tangannya ke wajah Sagan.
"Berani banget Lo sama gue?" Ucap Sagan dengan senyum liciknya.
Mata Sagan melihat ke arah meja, dia melihat ada satu gelas air putih milik kepala sekolah, tanpa berfikir panjang Sagan mengambil gelas tersebut dan melemparkannya ke arah Sagam.
Para guru pun kaget, terutama ibu-ibu yang berteriak histeris, baru kali ini mereka melihat Sagan yang buas.
Tanpa merasa kesakitan atau meringis bahkan pingsan, Sagam langsung bangkit dari duduknya dan berjalan ke luar dari ruangan ini. Untuk yang ke sekian kalinya dia berjalan menyusuri lorong sekolah dengan kepala yang berlumuran darah, untunglah sekarang sudah memasuki jam pelajaran jadi Sagam tidak merasa risih dengan suara mereka.
"Jurig anjing jurig!" Salah satu siswa yang melihat Sagam seketika berlari terbirit-birit.
Sagam membuka pintu yang berwarna putih itu, dia langsung masuk ke dalam dan meminta baju baru kepada petugas koprasi karena bajunya yang sekarang sudah habis berlumuran darah, padahal ini hari pertama dia sekolah tapi orang itu sudah merusak seragamnya.
Dengan tangan yang gemetar petugas koprasi itu memberikan sepasang seragam kepada Sagam.
••••••¥••••••Setelah selesai mengganti seragamnya Sagam memutuskan untuk pulang saja, siapa tau di rumahnya nanti akan ada yang mengobati lukanya yang cukup menyakitkan.
Sagam mengendarai motor kesayangannya dengan kecepatan yang rendah, dia tidak peduli pengendara yang lainnya terus memberikan klakson.
Cukup menempuh lama, akhirnya Sagam sampai di rumahnya yang sepi, sepertinya mereka belum pulang.
------------------------------||----------------------------
TBC
Hai semuanya selamat membaca cerita ku yang baru ini ya, semoga kalian suka sama ceritanya.
Selamat menikmati
KAMU SEDANG MEMBACA
PERTAMA DAN TERAKHIR
Teen FictionRumah itu statis, manusia itu dinamis, lantas bagaimana kita menjadikan seseorang rumah sedangkan sifatnya saja berubah-ubah. JANGAN LUPA FOLLOW YA KAWAN