38.libuan

787 62 15
                                    


Setelah kejadian malam itu, Baim, Ina ataupun Sagan tidak melihat Sagam keluar dari kamarnya, mereka juga sangat acuh dengan Sagam seolah Sagam memang tidak ada di keluarga mereka.

Baim tanpa rasa bersalahnya hanya pura-pura tidak tau saja Sagam kemana, dan Ina sebagai seorang ibu sama sekali tidak merasa khawatir dengan ke tidak hadiran salah satu anaknya. Begitupun Sagan katanya batin anak kembar itu sangat kuat mungkin tidak sebagian orang sama tapi katanya jika salah satu anak kembar merasakan sakit maka yang satunya lagi akan merasakan sakit juga. Berbeda dengan Sagan dan Sagam, mungkin iya jika Sagan terluka Sagam akan merasakannya tapi jika Sagam terluka Sagan sama sekali tidak merasakan rasa sakit itu, tidak adil menang.

Seperti sekarang di hati libur panjang setelah anak sekolah melaksanakan ujian biasanya mereka akan pergi liburan bersama keluarga ke tempat wisata dan menghabiskan waktu berlibur di sana, dan keluarga Baim pun sama hari ini mereka akan berangkat ke pantai untuk menghabiskan waktu bersama mereka di sana, tanpa Sagam tentunya.

"Mah bawa makanan yang banyak ya," ucap Sagan, anak itu terus saja membawa barang miliknya meskipun sudah di tegur oleh Baim karena barang bawaan Sagan itu terlalu banyak.

"Udah sayang."

"Kalo baju kesayangan aku udah dimasukin mah?"

"Udah papah masukin."

"Mah Sagan bawa sepatu lima masang ya."

"Terserah kamu aja."

"Mah topi Sagan di mana?"

"Udah mamah masukin sayang."

Tanpa mereka ketahui, di salah satu kamar rumah masih ada orang yang tidak mereka anggap kehadirannya mendengar semua kericuhan di lantai bawah.

Ada rasa Iri yang besar di hati Sagam ketika keluarganya sibuk mempersiapkan bekal untuk liburan dirinya hanya diam di dalam kamar sendirian. Sagam tidak keluar dari kamar beberapa hari ini karena Baim mengunci kamarnya dari luar, bahkan kunci cadangan kamar Sagam pun Baim rampas, dan alhasil Sagam di sini sendirian di temani oleh sepi. Tidak ada makanan yang mereka berikan kepada Sagam, mereka benar-benar sangat mudah untuk melupakan Sagam tapi kenapa Sagam sangat susah atau bahkan tidak bisa melupakan mereka. Sebenci apapun Sagam kepada mereka di dalam lubuk hatinya masih ada rasa khawatir untuk mereka.

Sagam berjalan ke arah kamar mandi, dia menyalakan air keran lalu meminumnya untuk menghilangkan rasa lapar di perutnya. Sangat miris sekali hidup Sagam, ke dua orang tuanya itu sangat kaya bahkan benar-benar kaya hartanya berlimpah tapi mereka sangat tidak sudi membuang uang mereka sepeserpun untuk Sagam.

Pupus sudah harapan Sagam untuk keluar dari kamar ini jika Baim benar-benar pergi liburan, harus berapa lama lagi Sagam menunggu hingga Baim membuka pintu kamarnya itu. Jangan tanyakan pembantu di rumah ini yang ikut liburan ke kampung halamannya masing-masing, di rumah ini benar-benar tidak ada siapapun selain Sagam yang terjebak di dalam kamar sendirian. Seluruh lampu di matikan oleh Baim begitu saja, bahkan listrik pun ikut di naikan supaya tidak terjadi hal-hal aneh, tapi mereka tidak memikirkan Sagam, bagaimana Sagam minum untuk menghilangkan rasa lapar di perutnya jika listriknya di matikan.

Perlahan air matanya kembali keluar ketika mendengar suara mobil yang melaju keluar dari pekarangan rumah, Sagam hanya bisa menunduk lemas mereka benar membuat Sagam kecewa untuk yang ke sekian kalinya lagi.
__________

Sedangkan di empat lain, Ozie dan Shaka tengah berkumpul mereka masih memikirkan bagaimana kondisi Sagam saat ini, meskipun Sagam mengabari jika dia tengah liburan ke luar negri sendirian. Tapi mereka tidak bisa tenang kerena Sagam tidak bisa dihubungi sama sekali.

"Udah Zie, si Sagam kan udah bilang jangan terlalu khawatir, di baik-baik aja," Shaka sebenernya juga khawatir tapi sebagai seorang teman harus saling menguatkan satu sama lain bukan.

"Shak dia cuma bilang ke luar negeri doang kan? Dia gak bilang mau kemana, apa Lo gak curiga?" Ucap Ozie.

"Gue juga khawatir tapi gue yakin dia bisa menjaga diri dia sendiri."

"Gue takut si Sagam ketemu sama mereka."

"Gue jamin Sagam gak bakalan ketemu sama mereka, Sagam pasti baik-baik aja sekarang."

"Dari mana Lo bisa menjamin semuanya hah? Sedangkan kita aja gak sama dia?" Ujar Ozie.

"Karena dia kabarin kita, kalo gak gue pasti udah khawatir kaya Lo,"

"Terserah Lo bangsat!" Ozie berjalan pergi dari hadapan Shaka, entah dia mau kemana tapi yang penting dia bisa menenangkan diri dia sendiri.
___________

Liburan kali ini jauh lebih bahagia bagi keluarga Baim, kali ini mereka menghabiskan waktu seharian di pantai bersama tanpa ada yang menganggu sama sekali karena Baim menyewa pantai ini khusus untuk keluarganya tidak ada orang lain di sini.

Mereka berkumpul, tertawa bahagia sembari bermain air dan pasir, mengobrol hingga lupa akan waktu dan masalah.

Hingga malam pun tiba mereka baru kembali ke penginapan, kebahagiaan mereka tidak sampai di pantai tadi di penginapan pun mereka masih asik bercanda bersama keluarga.

"Kita main ular tangga," Sagan membawa mainan ular tangga dari dalam tasnya lalu di simpan di hadapan ke dua orang tuanya. Sagan sanga bahagia sekali memiliki keluarga Cemara.

"Wah ini pasti di curangi ya, masa baru main papah udah turun lagi sih?" Baim protes dengan permainan kali ini, dia sangat kesal karena Sagan sudah berada di angka delapan puluh, Ina ada di limapuluh dan Baim yang awalnya sudah tujuh puluh harus menelan kepahitan setelah dia di patuk ular membuat posisinya turun kembali ke nomor dua puluh.

"Hih, papah aja yang gak bisa mainnya ya gak mah?" Ujar Sagan kepada Ina.

"Karma kamu mas karena suka licik pas main ular tangga," Ina dan Sagan mereka tertawa terbahak-bahak mengejek Baim.

"Sudah lah kalian main berdua aja, papah nyerah," ucap Baim. Ina dan Sagan semakin menertawakan Baim yang marah.

"Udah biarin aja papah kamu, mending kita lanjutin ya," ucap Ina. Mereka berdua asik bermain ular tangga sembari misuh-misuh karena mereka juga beberapa kali turun.

Sedangkan di luar Baim tengah duduk bersantai di bawah pohon kelapa, menatap hamparan Air di hadapannya, suara air dan angin yang menghembus membuat Baim merasa tenang, dia memejamkan matanya menikmati hembusan angin yang menerpa dirinya. Baim bersyukur sekali karena di usianya yang sudah tidak muda lagi ada Ina dan Sagan yang menemani nya, hanya mereka yang bisa mengusir rasa lelah selepas bekerja, hanya mereka yang bisa membuat Baim lupa sama masalahnya.


















____________________________________

Halooo ceritanya kembali lagi nihhh

Tenang-tenang ceritanya gak di gantung ko cerita ini bakalan di up sampe selesai yaaaa
Jadi selamat membaca kembali ceritanya semogaaa kalian suka dan makin banyak yg baca ya heheh.

Byby sampe ketemu Sagan & Sagam di part selanjutnyaaa

PERTAMA DAN TERAKHIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang