29. senyuman Sagam

1.5K 93 8
                                    


"Terus gimana caranya kita jelasin ke si Sagam hah?!"

"Ya Lo bantuin gue mikir makannya! Kalo mereka tau kita lagi cari mereka yang ada mereka malah nge bales kita lebih kejam lagi!"

"Anjir lah, gue gak ikutan cari tuh bajingan aja udah stres kaya gini, apalagi kalo ikutan!" Shaka mengacak rambutnya kasar, demi apapun Shaka sangat menyesalkan karena kemarin Sagam dan Ozie mencari orang sangat Sagam hindari selama ini.

"Ya kalo gue tau ternyata bokap tuh anak itu dia lebih baik gue gak samperin aja tuh anak sekalian!"

"Sudah lah ini udah terlanjur, mulai sekarang kita harus mulai hati-hati, kalo perlu pas kita pulang hindari jalanan sepi!"

"Gue sama lo masih mending se arah, gue mikirnya gimana sama nasib si Sagam."

"Gak ada pilihan lain, kita harus kasih tau si Sagam," ucap Shaka.

"Ya kita terpaksa meskipun gue gak tau entar jadinya bakalan kaya gimana,"ucap Ozie.

"Yang penting kita harus benar-benar jaga si Sagam jangan sampe tuh anak balik lagi ke tangan dia, apapun caranya kita harus selalu ada di sampingnya."

"Gue juga setuju, dan kita juga harus bisa nangkap dia, biar si Sagam bisa bahagia."

"Gue pengen liat senyuman si Sagam, pasti gantengnya bakalan tambah berkali-kali lipat."

"Iya gue juga terakhir liat senyumannya pas awal kita ketemu doang, setelah itu gue gak pernah liat si Sagam senyum apalagi ketawa."

"Hah... Gue juga bingung, mau sampai kapan dia nyimpan rahasianya lagi, padahal kita udah Deket lama banget tapi sampai sekarang dia masih belum percaya sama kita," ucap Shaka.

"Dah jangan bahas itu lagi, lebih baik Lo telpon si Sagam suruh ke sini."
________

"Akhirnya akhirnya aku menemukan emas lagi ahahaha."

"Aku berjanji sampai kapanpun aku tidak akan pernah melepaskan mu lagi aku berjanji AKU BERJANJI!"

"Ahahahahaha akan ku pastikan kamu menjadi milikku, setelah itu aku akan menjadi orang kaya, dan semua makhluk bumi akan mengenalku."

"Aku bersyukur karena membunuh mu akhirnya aku menemukan emas yang telah lama menghilang, apa aku harus sujud di pusara mu sebagai tanda terimakasih ku karena kamu berhasil menemukan emasku lagi?"

"Yah, sepertinya aku harus melakukan itu."
_____________

Malam ini, malam yang sangat mencengkram sekali bagi Sagam, tidurnya tidak pernah nyenyak sama sekali selama ini, ketika Sagam memejamkan matanya, rasanya mereka datang menghampiri Sagam.

Jika boleh jujur Sagam merasa takut ketika bayangan mereka terus saja berdatangan menghampiri Sagam, Sagam butuh seseorang hanya untuk menamainya tidur, hanya semalam ini saja karena Sagam ingin sekali merasakan tidur dengan lelap tanpa merasa di hantui.

Pikirannya yang terus bercampur dengan masalah tadi rasanya Sagam ingin mati saja. Dan jika itu di perbolehkan maka dengan senang hati Sagam akan membunuh dirinya sendiri, semoga saja dengan begitu kehidupannya di alam lain jauh lebih baik dari yang sekarang.

Di dalam kamarnya yang sangat gelap ini Sagam berjalan ke arah cermin, dia berdiri di hadapan cermin dengan mata yang tertutup erat, kedua tangan yang terkepal kuat, dan keringat yang membuat tubuhnya lengket sekali.

"Jaga lah milikku."

Sagam berjalan mundur beberapa langkah, hingga tak sengaja kaki Sagam tersangkut sesuatu yang menyebabkan dirinya terjatuh dengan posisi pantat yang lebih dulu, tidak sakit sama sekali tidak tapi Sagam sangat takut.

"Aaaaakkkkk!"
______________

"Shak besok sampe hari Kamis kita libur katanya, masuk lagi Jumat."

"Lah terus?"

"Kita nginep di rumah gue lagi lah," ucap Ozie.

"Boleh, asal siapin makanan yang banyak aja sih gue mah," ucap Shaka.

"Lo juga ikut ya Gam," ucap Ozie.

Sagam hanya melirik dan mengangguk saja, lagian Sagam sudah lama tidak menginap di rumah Ozie.

"Sekalian ada yang mau kita omongin ke lo nanti," lanjut Shaka.

"Ke cafe yang lagi viral yuk, mungpung masih diskon," ajak Shaka.

"Di mana? Boleh deh yuk Gam."

Sagam, Ozie dan Shaka mereka berjalan berdampingan bersama, melewati lorong kelas yang sudah mulai kosong karena siswanya sudah pada pulang duluan.

Ozie lebih dulu mengambil motornya, dia harus membonceng Shaka karena kakinya masih terasa ngilu jika terlalu banyak di gerakan.

"Ayo naik."

Sagam membantu Shaka baik ke atas motor Ozie dengan hati-hati, setelah berhasil naik, barulah Sagam membawa motornya dan merekapun pergi bersama untuk bermain.

Selama perjalanan mereka tidak merasa ada yang aneh, semuanya baik-baik saja hingga mereka sampai di sebuah Cafe yang lumayan rame karena katanya tempat ini sangat viral sekali di kalangan anak muda.

Mereka memesan makanan sesuai ke inginan mereka masing-masing, Ozie dan Shaka saling melontarkan kata-kata lucu yang menggelitik perut, hingga mereka lupa dengan waktu yang kini sudah menunjukan pukul delapan malam.

"Pulang yuk dah malem," ucap Ozie.

"Yok."

Mereka bersama-sama pulang ke rumah Ozie untuk menginap, bahkan mereka belum mengganti baju seragam mereka sama sekali, tapi mereka nampak acuh dan langsung pergi ke rumah Ozie karena seperti biasanya mereka akan memakai baju Ozie dan kalian percaya jika mereka tidak akan pernah mengembalikan baju Ozie lagi, kesal memang tapi Ozie juga sangat pintar karena ketika dia menginap di rumah Shaka dia akan membawa baju miliknya atau baju milik Shaka yang menurutnya bagus.

Dorr

Brukkk

"Anjing lah," Shaka dan Ozie buru-buru turun dari motornya ketika melihat motor Sagam terjatuh setelah mendengar suara keras tadi, mereka bingung dengan apa yang terjadi karena di sini tidak ada siapapun jalanan pun nampak sepi.

"Gam Lo gak papa kan?" Shaka membantu Sagam untuk duduk, Shaka terlihat sangat panik ketika melihat jidat Sagam berdarah, tapi dia berusaha tenang.

"Gue udah bilang dari tadi pake helm nya pake helm nya, Lo malah ngeyel, nih pegang dulu," ucap Shaka sembari menempelkan sapu tangan ke jidat Sagam supaya darahnya tidak keluar terlalu banyak.

"Gimana?"

"Gak aman, kita harus cepet-cepet pergi dari sini."

"Anjing baru juga gue mau waspada udah di serang aja," dumel sahaka.

"Gam motor Lo gak papa cuma bodi nya doang ketembak, Lo bisa kan bawa motor?" Tanya Ozie meskipun tidak yakin dengan Sagam yang menganggukkan kepalanya.

"Lo duluan cepat."

Sagam melaju duluan dan disusul oleh Ozie yang membawa Shaka, untunglah jarah rumah Ozie dengan tempat kejadian tidak jauh sehingga sekarang mereka sudah sampai di garasi rumah Ozie.

"Duduk dulu gue panggilan papa sebentar."

Ozie memanggil papahnya untuk membantu membawa Sagam ke dalam rumah, karena tidak mungkin jika Ozie harus menggendong Sagam dan menuntun Shaka karena tongkatnya yang ketinggalan di lokasi tadi.

Namun ketika Ozie dan papahnya ke garasi mereka nampak terkejut dengan baju Sagam dan baju Shaka yang sudah berlumuran darah segar.







____________________________________

PERTAMA DAN TERAKHIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang