Hari ini sepulang sekolah, Sagam, Ozie dan Shaka tengah nongkrong di salah satu warung kecil yang tempatnya berada di belakang sekolah.Mereka tengah asik bercanda di temani dengan makanan di hadapan mereka.
"Heran gue apa mau apa sih tuh anak, kalo dia bukan saudara Lo udah gue habisin tuh orang gam," ucap Ozie.
"Sama anjir, yang ada di otaknya tuh cuma kejahatan aja kayaknya gak ada kebaikan sama sekali yang dia pikirin selama hidupnya, fak lah kata gue teh" balas Shaka.
"Apa kita bawa aja ke pak ustadz ya? Biar di rukiyah sekalian!" Ucap Ozie.
"Gak bakalan mempan, kan setannya budeg terus buta juga hahaha anjir."
"Biar apa?"
"Biarin, hahaha," ucap keduanya berbarengan. Inilah sisi gelap mereka random meskipun gak nyambung tapi mereka tetap tertawa.
"Eh iya Gam, kemarin kak Sahla nelpon gue dia nyuruh Lo ke sana sekarang atau besok, intinya secepatnya deh," ucap Shaka.
"Iya anjir tengah malem dia nelponin gue juga biar nih bocah atu ke sana, mana mohon-mohon lagi," ucap Ozie.
"Kata gue mah Lo mending ke sana aja deh Gam, mungkin ada yang mau dia omongin sama Lo."
Sagam tidak terlalu mendengarkan ucapan mereka berdua, karena bertemu dengan namanya sahla itu hanyalah main-main bukan untuk terus harus mengunjunginya. Apalagi Sagam tidak suka dengan dia yang memaksa Sagam untuk melakukan hal yang paling Sagam tidak suka karena dia tidak memikirkan efek yang Sagam rasakan meskipun dia tau obatnya.
"Ya udah gue anterin ya," ucap Ozie.
Brak
Cukup satu gebrakan di meja membuat ke dua orang itu diam bungkam, Sagam tidak marah itu hanya ekspresi Sagam tidak suka.
"Terserah deh, tapi setidaknya Lo angkat telpon dia," ucap Shaka menatap Sagam dan Sagam juga menatap Shaka dengan tatapan yang tajam.
"Hah... Dari pada ributt mending kita pulang, ya gak?" Ucap Ozie.
Setelah puas bermain mereka bertiga kini sudah bersiap untuk pulang ke rumah masing-masing. Ozie dan Shaka rumahnya satu arah jadi mereka berbarengan tapi berbeda arah dengan rumah Sagam.
Jadi mereka tidak tau jika saat ini Sagam tidak pulang ke rumahnya melainkan ke suatu tempat yang sudah lama tidak tidak kunjungi karena terhalang dengan jarak yang lumayan jauh. Dan hari ini Sagam nekat pergi ke sana sendirian meskipun dia tau pulangnya akan larut sekali atau bahkan Sagam akan menginap di penginapan dulu dan kembali esok pagi.
Selama perjalanan banyak sekali hal yang menarik perhatian Sagam entah itu pemandangan yang indah dan asri ataupun tempat-tempat wisata yang pas untuk di kunjungi bersama keluarga dan teman.
Ya Sagam menginginkan hal itu, tapi sepertinya itu hanya angan-angan saja bagi Sagam, jangankan untuk berlibur bersama mereka saja menanti kepulangan Sagam.
Karena sedikit lengah dan melamun Sagam sampai tidak sadar jika mobil di belakangnya itu tengah melaju dengan kencang dan seperti yang kalian duga, kecelakaan pun terjadi, Sagam sampai terpental beberapa meter dan motornya yang sudah terjungkal ke pinggir jalan.
Semua warga taupun pengendara lainnya yang syok dengan kejadian tersebut dengan cepat membantu Sagam.
"Pak pak kejar mobilnya pak!" Ucap salah satu warga yang melihat mobil yang menabrak tadi pergi tanpa mau bertanggung jawab.
"Dek Adek gak papa?" Salah satu warga yang membantu Sagam itu membuka kaca helm Sagam dan mereka sedikit bersyukur karena Sagam masih dalam kondisi sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERTAMA DAN TERAKHIR
Teen FictionRumah itu statis, manusia itu dinamis, lantas bagaimana kita menjadikan seseorang rumah sedangkan sifatnya saja berubah-ubah. JANGAN LUPA FOLLOW YA KAWAN