"kalian itu abis dari mana sih hah? Sampe bisa kaya gini?!"
"Kita abis main Bu, tapi pas jalan pulang ke sini tiba-tiba ada suara tembakan terus yang kena motornya si Sagam."
"Tidak mungkin begal kan?"
"Nggak pah, itu gak mungkin begal, kalo begal pun motor kita udah raib," ucap Ozie.
"Zie bilang aja sekalian," bisik Shaka.
"Apa kalian bisik-bisik?" Tanya Tika dengan sedikit nada marah.
"Pah, Bu, Cila sebaiknya kita titipin ke panti asuhan aja ya?" Ucap Ozie dengan bertanya.
"Apa maksud kamu Ozie, kamu tega sama anak sekecil itu? Bahkan kamu sendiri yang bawa Cila ke sini tapi kenapa kamu jadi kaya gini?"
"Bukan gitu maksud Ozie Bu, tapi ini juga demi kebaikan kita semua. Cila anak yang aku bawa itu ternyata ayahnya terlibat dalam penculikan Sagam dulu Bu, dan kita yakin kalo orang yang nembak Sagam itu dia, kita cuma takut Sagam di bawa sama dia lagi Bu."
"Kenapa kamu gak bilang dari tadi sih! Kesel ibu, ya udah besok kita bawa Cila ke panti as----"
"Nggak Cila gak mau di panti asuhan, Cila gak mau!" Teriak anak kecil dari arah kamar.
"Tamu Ngan ngis, atu ta anal," ucap anak kecil di sebelahnya, umurnya memang berbeda tapi mereka sudah dekat sekali seperti adik kakak pada umumnya.
Sang ibu langsung menggendong Cila dan menuntun Dihan anak kandungnya, Tika mendudukan ke dua anak itu di kursi dan menenangkan Cila.
"Dihan sini sama Abang," Shaka memangku Dihan ke pangkuannya.
"Unga."
"Iya ini bunga, cantik ya kaya Dihan."
"Nih?"
"Ini namanya gelas, buat kita minum."
"Num."
"Iya pintar sekali cantik."
"Jadi gimana?"
"Papa gak tega kalo titipin Cila di panti asuhan," ucap Adnan.
"Ibu juga gak tega, tapi ibu juga gak mau Sagam kenapa-kenapa, tapi ayahnya terlalu jahat buat Sagam pah."
"Lebih baik Cila tetap di sini dan Sagam kita jaga, jangan sampai dia berani mendekati Sagam lagi."
"Gimana caranya?"
"Nanti papah kasih tau."
___________"Huhhhh capek banget."
"Mah mau minum dong, eh kalian mau minum apa?" Tanya Sagan kepada teman-temannya.
"Apa aja deh."
"Kalian tunggu di sini ya, saya suruh maid buatkan minuman dulu," ucap Ina.
"Sama cemilan ya mah."
"Iya."
Ina menyuruh pembantunya untuk menyiapkan makanan dan minuman untuk teman-teman Sagan.
"Di makan ya, saya mau ke kamar dulu," ucap Ina.
Ina berjalan perlahan ke kamarnya, hatinya gelisah sekali karena dia belum melihat Sagam pulang, kemana Sagam pergi.
Ina mengambil hp miliknya dan berniat untuk menelpon teman-teman Sagam namun sayang sekali Ina baru ingat jika dia tidak memiliki nomor teman-teman Sagam sama sekali.
"Kamu kenapa?"
"Mas udah mandinya?"
"Kamu belum jawab pertanyaan mas loh."
"Ah gak papa kok mas, tadi temen aku ngabarin kalo anaknya kecelakaan, aku jadi takut Sagan kenapa-kenapa mas."
"Kamu ini, berdoa saja supaya Sagan selalu baik-baik saja."
"Iya mas."
"Kamu mau keluar gak malam ini?" Tanya Baim.
"Kemana mas?"
"Kemana aja kita jalan-jalan mumpung Sagan ada temannya."
"Ya udah yuk mas," Ina menggandeng tangan sang suami.
Mereka berdua persis seperti anak muda sekarang, outfit yang mereka pakai pun mendukung sekali jika mereka persis seperti anak muda. Mereka berdua turun dari mobil yang berjalan ke arah taman yang lumayan rame.
"Kamu mau beli sesuatu dulu?"
"Tentu, nanti kita kelaparan di sana mas," ucap Ina.
Ina membeli beberapa makanan untuk mereka makan nanti, sepanjang perjalanan Ina dan Baim terus bermesraan membuat orang yang belum memiliki pasangan iri di buatnya.
"Yang, kamu udah mutusin," ucap Baim.
"Mutusin apa mas?"
"Aku bakalan panggil guru privat buat anak itu."
"Ngapain mas? Kamu ini buang-buang uang aja deh, udah lah ngapain juga kamu urusin toh dia juga gak pernah menghormati kamu sebagai orang tuanya," ucap Ina.
"Iya aku tau itu cuma buang uang aku saja, tapi aku malu yang kalo Minggu ini hampir setiap hari guru mapel sekolah selalu telpon aku karena nilainya yang tidak ada peningkatan sama sekali."
"Tapi masalahnya apa dia bisa mendengar? Dan apa dia bisa ngomong seperti Sagan?"
"Aku juga tidak tau, kita coba saja, aku tau dia tidak bisu karena pas bayi pun tangisannya paling kencang sekali."
"Apa karena penculikan itu dia jadi seperti ini?"
"Gak mungkin, kamu dengar sendiri kan penculik itu ngomong kalo mereka tidak melakukan hal-hal aneh sama anak kita, dia bilang dia hanya menyekap anak-anak, meminta tebusan kepada keluarganya dan melepaskan anak-anak kan?"
"Kamu liat sendiri Sagan, dia tidak kenapa-kenapa kan? Itu mungkin hanya akal-akalan dia saja supaya dia bisa merebut kasih sayang kita yang kita berikan kepada Sagan."
"Ada benarnya juga sih mas, aku juga pernah bawa dia ke rumah sakit---"
"Terus hasilnya gimana?"
"Aku tidak tau, karena waktu itu kamu telpon aku kan jadi aku tinggalkan dia di rumah sakit."
"Ya sudah jangan bahas dia lagi, lebih baik kita nikmatin malam ini, jangan sampai.. karena dia momen malam ini jadi hancur ya," Baim menggandeng tangan Ina dan kembali berjalan.
_________Pagi hari rumah kediaman Adnan sudah mulai ramai karena Ozie dan Shaka yang ribut karena baju, Dihan yang menangis kejer karena ingin di gendong oleh Ozie tapi Ozie malah fokus ribut dengan Shaka.
"Kakak kakak bangun, ibu udah masak kita makan dulu," Cila menggoyangkan tangan Sagam pelan.
"Kakak bangun ih! dari tadi cila bangunin gak bangun-bangun!"
"Tata!" Dihan berlari ke arah Dihan dan memeluk Cila dengan erat.
"Kamu kenapa nangis lagi?"
"Nun," Dihan anak itu menabok wajah Sagam.
"Dihan jangan gitu, nanti di marahin sama Ibu."
"Nun, nun, nun, nun," bukannya perhenti Dihan malah terus menabok wajah Sagam dan mengucapkan kata (bangun).
"PAPAH, IBU, DIHAN MUKUL MUKUL KAKAKKKK...." Cila berteriak sembari memeluk Dihan yang terus memeluk wajah Sagam.
"Astaga Dihan!" Pekik sang ibu ketika melihat Cila yang berusaha menghentikan aksi Dihan.
"Kamu kenapa sih nak? Kakaknya lagi sakit jadi gak boleh di ganggu," untunglah Tika dengan cepat menggendong Dihan.
"Ayo kamu makan dulu, kakak biar ibu yang urus nanti ya," ucap Tika.
____________________________________
Sedang menunggu VOTE & KOMENTAR
KAMU SEDANG MEMBACA
PERTAMA DAN TERAKHIR
Teen FictionRumah itu statis, manusia itu dinamis, lantas bagaimana kita menjadikan seseorang rumah sedangkan sifatnya saja berubah-ubah. JANGAN LUPA FOLLOW YA KAWAN