50. END

1.4K 71 7
                                    


"YUNAN!!"

Yunan dan Erik terlonjak kaget ketika Baim mendobrak pintu rumah persembunyiannya, mereka bingung kenapa Baim bisa sampai tau tempat persembunyiannya ini, namun sesaat pertanyaan itu terjawab sudah ketika melihat Sagan ada di belakang Baim.

"Ada apa kau kemari?"

Bughh

"DASAR MANUSIA GILAA!!!" tanpa aba-aba Baim yang emosi menunju wajah Yunan dengan keras bahkan dia juga mendorong Erik yang ingin membantu Yunan yang sudah tergeletak di bawah.

"Apa maksud mu melakukan ini sialan?!"

"Kenapa kau marah-marah kenapa ku?!"

Baim menarik kerah baju Yunan hingga tubuh itu kembali berdiri dengan paksa.

"DI MANA KAU SEMBUNYIKAN ANAK KU HAH?!!"

"Anak mu? Itu aku sudah menjaganya dengan penuh kasih sayang, kenapa kamu malah bertanya lagi?" Yunan menunjuk Sagan, dia merasa benar karena memang hanya Sagan bukan anak seorang Baim? Tidak ada yang lain.

"ANAK KU YANG LAIN SAGAM!!"

"Oh kau mempunyai anak lain? Ku kira kamu sudah membuangnya, makannya aku pungut dia."

Bughh

Baim terus memukul wajah Yunan dengan marah. Baim yang tidak terima pun mencoba melawan dan berakhirlah mereka beradu otot memperlihatkan siapa yang paling kuat diantara mereka berdua.

"Dasar iblis, manusia biadab!!"

"Om stop om ayah bisa meninggal," Erik mencoba memisahkan keduanya namun bukannya berhenti Baim malah semakin menjadi.

Srekkk

"Kalo Lo gak mau bokap Lo mati, sekarang juga Lo tunjukan di mana Sagam!!" Ozie menarik Erik untuk menjauh dan mencekik leher Erik dengan kuat.

"G---gak gak thaaauu!!" Erik berusaha melepaskan tangan Ozie dari lehernya, dia sudah hampir berhasil melepaskan tangan Ozie namun lihatlah kini di leher Erik ada dua tangan yang berbeda siapa lagi kalo bukan tangan Shaka.

"Cepet jawab atau Lo pilih salah satu dari kalian yang mati?" Ucap Shaka.

"Thaaaanyah ahhhyakkk," ucap Erik dengan nafas yang tercekat.

"Cepet jawab bangsat!!" Ozie semakin mengeratkan cekikan itu.

"Diii shanahkkk," erik menunjuk ke arah pintu yang berwarna hitam.

Ina yang melihat pintu itu seketika berlari kencang, tidak memperdulikan suaminya yang tengah berkelahi atau Sagam yang masih terdiam mematung di tempat.

Brakk

"Sagamm!!" Ina sudah tidak bisa berkata apapun lagi, dia berlari ke arah tubuh Sagam yang terbaring di atas ranjang, tubuhnya tertutupi oleh selimut tebal yang berwarna hitam sebatas leher dan hanya menyisakan wajah Sagam yang sudah pucat pasi dan banyak sekali noda darah di wajahnya.

"Sagam... Sagam," kedua tangan ina yang bergetar mencoba untuk memegang wajah Sagam.

"Sagam kamu, kamu belum meninggal kan sayang? Kamu kamu masih hidup kan sayang? Jawab mamah hemm jangan buat mama khawatir," ucap Ina dengan nada yang bergetar menahan tangisan.

"Sagam!!" Teriak Ozie dan Shaka bersamaan

"Gam, Sagam sadar gam ini gue Ozie!" Ozie mengelus Surai Sagam.

"Nak, Sagam belum meninggal dia masih hidup!" Ujar Ina dengan sedikit senyuman di wajahnya.

"SIAPA HANG UDAH BILANG DIA MENINGGAL HAH?! PERGI LO PERGI! DIA UDAH GAK BUTUH ORANG TUA BIADAB KAYA KALIAN LAGI!!" Shaka mendorong tubuh Ina hingga Ina terjatuh ke belakang.

PERTAMA DAN TERAKHIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang