Hari libur kali ini menurut Sagan sangat menyenangkan sekali, bagaimana tidak, Sagan mengajaknya itu hanya makan saja tapi ternyata Baim itu membawa Sagan bermain ke salah satu tempat yang viewnya tidak mengecewakan sekali.Saat ini mereka tengah duduk di atas tikar dengan berbagai makanan yang sudah mereka beli tadi.
Sagan tertidur di dengan paha Ina yang menjadi bantalannya, dan Baim yang menyuapi Sagan persis seperti seorang Raja.
"Mah gak beli es krim?" Tanya Sagan menatap Ina.
"Es krim ya? Gak, mamah gak beli," ucap Ina.
"Yah kok mamah gak beli sih? Mamah kan tau kalo suasana lagi gini tuh enaknya sambil makan es krim mamah kok malah gak beli gimana sih, jadi hampa tau gak piknik nya," Sagan melipatkan kedua tangannya di depan dada sembari memasang wajah cemberut.
"Tadi kan kamunya gak minta jadi kirain mamah kamu gak mau," ucap Ina.
"Ah mamah mah gitu," Sagan memasang wajah cemberut.
_______"Sampe."
"Eh Gam Lo mau pesan apaan?" Ucap Shaka.
"Bjir Lo emang goblok dari lahir ya, udah tau kan ini nasi goreng pake nanya mau pesan apaan?" Ucap Ozie menepuk pundak Shaka.
"Ya kan cuma basa basi doang, emangnya kaya Lo langsung nyeletuk kaya ayam matok makanannya."
"Berisik, dan cepetan kita langsung pesan aja entar keburu penuh."
Mereka bertiga duduk di tempat yang sudah di sediakan oleh penjual.
"Bu pesen tiga ya level sepuluh semuanya," ucap Ozie.
"Iya bentar ya nak, suami ibu lagi ke toilet," ucap ibu-ibu itu.
"Loh gak bisa sama ibu aja? Kita udah laper banget Bu," ucap Ozie.
"Ibu gak bisa nak, tangan ibu cuma satu takutnya malah jadi kacau."
Ozie dan Shaka seketika diam begitu ibu tadi menunjukan tangannya yang tidak sempurna itu, mengharukan sekali.
"Eh maaf Bu kita beneran gak bermaksud kok," ucap Ozie.
"Iya Bu kita beneran gak maksud, kita kan lagi laper banget nih Bu ya, boleh gak kalo temen saya aja yang masak, ibu tenang aja dia bisa masak kok," ucap Shaka. Ozie menatap Shaka dengan tatapan tajam, dia sudah tau siapa orang yang Shaka maksud.
"Boleh-boleh, suami ibu juga pasti agak lama."
"Sana Lo!" Shaka menepuk pundak Ozie.
Ozie yang tidak tau apapun hanya tersenyum ramah kepada ibu penjual dan menatap tajam ke arah Shaka, berani sekali Shaka menjual namanya demi kekenyangan perutnya.
"Hufffp okelah kalo begitu, Ozie si anak tampan ini akan menunjukan keahliannya sebagai seorang koki yang hebat," ucap Ozie.
Dengan kepercayaan dirinya yang menggebu-gebu, Ozie mulai memasak nasi goreng, tangannya yang begitu lihai memasak dan tubuhnya yang asik bergoyang sangking asiknya bermasak di tempat orang.
Tidak tahukan jika di belakang ada Shaka yang tengah merekam aksi Ozie sembari menahan tawa.
Satu porsi nasi goreng buatan Ozie sudah jadi, dan itu milik Sagam. Tinggal dua porsi lagi untuk dirinya dan Shaka tentunya. Karena Ozie suka makanan yang masih hangat jadi dia memilih untuk memasakan nasi goreng untuk Shaka terlebih dahulu.
"Hemmm dah jadi, harum banget nih nasi goreng, Lo cium deh Gam pasti Lo ngil---"
"Zie jangan mulai," ucap Shaka mewanti-wanti Ozie yang hampir kelepasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERTAMA DAN TERAKHIR
Teen FictionRumah itu statis, manusia itu dinamis, lantas bagaimana kita menjadikan seseorang rumah sedangkan sifatnya saja berubah-ubah. JANGAN LUPA FOLLOW YA KAWAN