3. kuah bakso

2.5K 141 6
                                    

Pagi pun telah kembali, matahari kini menjalankan tugasnya untuk menerangi bumi membantu para manusia menjalankan aktivitas nya di dunia.

Sagam, sekarang anak itu tengah duduk di tepi kasur, memandang tembok kamarnya dengan tatapan kosong, sudah sekitar satu jam lebih Sagam melamun sendirian di kamarnya, dengan baju sekolah yang sudah melekat di badannya.

Sagam tau pasti mereka tengah sarapan bersama di meja makan, Sagam tidak ada niatan untuk sarapan bersama karena biasanya juga Sagam tidak pernah makan pagi. Karena dia akan makan ketika dia ingat.

Setelah menghembuskan nafasnya kasar, Sagam meraih tas miliknya, helm dan juga kontak motor. Sagam berjalan ke luar dari kamar menuju garasi, tidak ada satu pun dari keluarganya yang menyuruh Sagam sarapan bahkan melirik saja tidak.

Brum
Brum
Brummmm

Sagam sengaja menggeber motornya di garasi, biarlah mereka marah kembali dengan kelakuan Sagam di pagi hari, Sagam tidak takut.
                           •••••••••¥••••••••••

Setelah kejadian kemarin malam dan tadi pagi, akhirnya Sagam sampai di sekolahnya di jam terakhir gerbang akan di tutup, kenapa bisa? Ya karena tadi Sagam itu berhenti dulu di warung pinggir jalan hanya untuk membeli rokok.

"Sagam, perhatikan ke depan!" Tegur guru yang tengah menjelaskan materi pembelajaran di depan. Dia menegur Sagam karena dari awal dia masuk sudah melihat Sagam yang hanya melamun menatap ke jendela yang menampakan lapangan.

"Gam, Lo kenapa sih ngelamun Mulu? Titid Lo mau di potong lagi?" Tanya teman Sagam yang duduk di depan bangku Sagam.

"Tau Lo, gak biasanya," ucap teman Sagam yang di samping.

"Emang biasanya dia ngapain?"

"Molor."

Trakk

Bolpoin pinjaman itu melayang dan mengenai kepala temannya.

"Pulpen gue ilang, abis Lo!" Ucap si pemilik pulpen yang di pinjam teman Sagam, sebut saja Ozie Praputra.

"Bolos yuk!" Ajak Sidik.

"Yok," ucap Ozie.

"Lo ikutin perintah gue ya Gam." Ucap Ozie.

"BU! SI SAGAM SEKARAT BU!"

Sontak se isi kelas langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah Sagam, dan kalian tau Sagam malah berdiri tegap di bangkunya dengan wajah datar.

Ozie yang merasa misinya gagal pun hanya menepuk jidatnya, entah apa yang ada di pikiran Sagam sekarang bukannya menurut demi membolos Sagam justru seolah membocorkan rencananya untuk bolos sekolah.

"Gini amat punya temen yang gak bisa di ajak kerja sama," batin Ozie.

"Kamu ini Ozie selalu bikin ulah!"

"Dan kamu Sagam kembali duduk."

Sagam kembali duduk, dan Ozie sepertinya anak itu tengah menahan malu.

Hingga istirahat pertama pun tiba, Sagam, Ozie dan juga Shaka sudah berada di kantin lebih dulu dari siswa yang lainnya. Mereka itu tipikal orang yang malas ngantri, jika mereka ingin membeli sesuatu di warung yang penuh makan mereka lebih baik beli di luar sekolah saja dan makan di kantin.

Apalagi Sagam, dia itu tidak pernah memesan makanan, Ozie atau Shaka membelikannya ya Sagam makan jika tidak ya Sagam cuma minum air saja jika ada. Padahal Ozie dan Shaka itu tau uang milih Sagam itu lebih besar dari pada mereka.

Seperti sekarang, mereka tengah memakan cireng setan yang mereka beli di salah satu ibu kantin, katanya sih menu baru jadi Ozie kepo dan membeli tiga porsi sekaligus.

"Pedes banget setan!" Ucap Ozie.

"Gue udah gak kuat sama pedesnya Zi," ucap Shaka.

Sedangkan Sagam, lihatlah anak itu, dia memakan cireng setan itu tanpa merasa kepedesan, wajahnya sangat datar sekali memakan cireng. Minuman nya pun masih utuh tak tersentuh.

"Udah woy," Shaka menarik piring cireng milik Sagam.

Tapi bukannya berhenti Sagam malah mengambil piring milik Shaka, porsi dia masih banyak karena Shaka baru memakan dua potong saja, kenapa tidak milik Ozie saja? Sagam merasa jijik tau, Ozie itu ganteng tapi sayang dia jarang sikat gigi.

"Eh ni anak di bilangin udah juga!" Ucap Shaka.

Byurrrr

"Eh sorry sengaja."

Sagam melengking tubuhnya ketika merasakan air panas yang mengenai punggungnya.

"ADA MASALAH APA LU HAH?!" Ozie berdiri di hadapan orang yang menyiramkan kuah bakso ke punggung Sagam.

"Gue gak ada masalah sama Lo tuh, justru gue punya masalah sama si BISU itu!" Ucap Sagan dengan menunjuk Sagam.

"JAGA CONGOR LO YA! JAGA CONGOR LO SEBELUM GUE HABISIN LO!" Ucap Ozie.

"Waw takut sekali, gue pergi ya by," ucap Sagan tanpa ada rasa bersalah sama sekali.

Sagam menahan sakit yang luar biasa di area punggungnya, luka yang tadi malam saja belum kering Sekarang Sagan malah menyiram luka itu dengan kuah panas dan sepertinya kuah itu sengaja di beri banyak garam dan juga cuka.

"Kita ke rumah sakit aja Gam, punggung Lo berdarah gini," ucap Shaka.

Sagam hanya diam dan melanjutkan makannya setelah memberikan gelengan kepala yang berarti penolakan keras yang di lontarkan Sagam meskipun Sagam tidak bicara.

"Luka Lo parah! Bisa bahaya kalo di biarin," ucap Shaka.

Sagam tetap bersikeras tidak mau di bawa ke rumah sakit meskipun dia merasa kesakitan sekali.

Karena Shaka dan Ozie tau keputusan Sagam itu sudah mutlak akhirnya mereka pasrah saja dan membawa Sagam ke UKS.

Se sampai nya mereka di UKS, Shaka meminta untuk melepaskan baju Sagam, tapi Sagam juga menolak, dia malah membaringkan tubuhnya dengan posisi terlentang, gila memang si Sagam ini, sudah tau punggungnya melepuh dia malah menekan punggungnya dengan posisi terlentang seperti ini, yang ada nanti lukanya bergesekan dengan baju.

"Menyamping anjing," ucap Ozie, Sagam dia hanya diam dan memejamkan matanya. Di balik wajahnya yang datar itu diam-diam Sagam menahan sakit yang luar biasa, bahkan jika bisa dan tidak malu Sagam ingin berteriak sangking sakitnya.

Posisi Sagam yang terlentang pun bukan tanpa alasan, dia sengaja membaringkan tubuhnya dengan posisi terlentang karena Sagam tidak mau Ozie dan Shaka melihat luka cambuk, dan luka lebam yang kebanyakan di punggungnya.

Selama ini Sagam menyembunyikan semua luka yang ada di tubuhnya dengan rapih, sehingga teman-temannya tidak ada yang tau jika tubuh yang berdiri tegap ini ternyata dalamnya sudah rusak.

"Tidur apa pingsan?" Tanya Shaka.

"Tidur kali, dah lah biarin aja nanti kalo udah bangun kita paksa dia," ucap Ozie.

Sagam tidak tidur apalagi pingsan, dia hanya memejamkan matanya supaya mereka tidak curiga jika Sagam kesakitan.

Clekk

"Loh ada kalian?"

"Iya Bu, ini si Sagam tadi di guyur kuah bakso sama si Sagan," ucap Ozie.

"Astaga, terus sekarang gimana? Kalian udah obatin lukanya belum?" Tanya guru itu kepada mereka berdua.

"Belum dianya gak mau."

"Coba bantu ibu biar badannya jadi menyamping," ucap guru itu.











-----------------------------¥-----------------------------

TBC

PERTAMA DAN TERAKHIR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang