Tubuh terbungkus rapih seragam putih abu-abu. LKS di pegang erat-erat di tangan sesuai jadwal hari. Perlahan-lahan kaki gadis itu di gerakkan menuju sekolah untuk menimba ilmu. Lokasi sekolah tak jauh, masih di ruang lingkup pesantren, di bangun di sebelah barat musholla.
"Cahya, Cahya tunggu."
Lagi-lagi seseorang menghampiri Cahaya, membuat gadis itu menggerutu kesal. Hembusan nafas kasar keluar. Pemuda dengan setelan kemeja hitam di tambah dengan sarung hijau sengaja menunggu kedatangan wanita tersebut.
"Aku kan sudah bilang, jangan dekati aku lagi. Apa kau tidak bisa mengerti bahasa ku!" Tampik Cahaya.
Gus Zayyan terdiam. Gadis itu benar-benar marah besar padanya. Sikap lemah lembut yang biasa di rasakan terkikis seketika. Mengisahkan sedikit rasa tidak nyaman yang menyeruak di dada.
"Saya bisa jelasin semuanya, saya mohon kamu dengar penjelasan saya dulu." Gus Zayyan tidak menyerah, di usir berkali-kali tak membuat kaki beranjak pergi. Sesuatu yang ingin di sampaikan menjadi alasan utama Gus Zayyan bertahan.
"Gak ada yang perlu di jelasin, semuanya udah jelas!" Sungut Cahaya tak main-main."Ayo mir kita tinggalin dia, gak penting ngurusin orang kayak dia."
"Cahya." Panggil Gus Zayyan menghalangi jalan wanita itu.
"Apalagi? Apa kau benar-benar tidak mendengar ucapan ku!" Geram Cahaya memperlihatkan tajamnya pelototan mata.
"Saya mohon, ikutlah saya sebentar, saya akan jelaskan semuanya, biar kamu gak salah paham lagi." Kata Gus Zayyan.
Gadis itu menghela nafas."Apa yang mau kamu jelasin, di sini kan bisa!"
"Ini penting ca, saya gak bisa bilang semuanya di sini. Saya mohon ikutlah saya sebentar."
"Ayo cepetan!" Ketus Cahaya.
Gus Zayyan membawa Cahaya ke tempat yang pas untuk membahas persoalan mengganggu ketenangan banyak jiwa. Cahaya terpaksa mau mengikutinya karena jika tidak di turuti Gus satu itu tidak akan pernah berhenti mengganggunya.
"OMG HELLO." Mulut Mira terbuka dengan lebar, adegan series yang terpampang jelas di hadapannya mengalihkan dunia.
"Benar kan apa aku bilang kalau mereka itu punya hubungan khusus. Pantesan aja Cahya waktu itu nyimpan foto gus Zayyan, jadi ini masalahnya. Tapi kenapa Cahya gak pernah cerita sama aku? Kenapa dia tega banget sembunyiin perkara ini. Dasar misterius. Giliran beginian dia umpetin. Liat aja nanti apa yang akan aku lakukan." Kesal Mira sembari memperhatikan dua manusia yang mulai tak terlihat lagi.
Langkah keduanya terhenti di sebuah taman kecil di samping rumah Gus Zayyan. Tempat itu sepi, di jamin tidak ada yang menguping pembicaraan mereka. Dengan di bentang jarak keduanya berdiri.
"Apa yang mau kamu omongin? cepetan! Aku gak punya banyak waktu." Tak tanggung-tanggung, Cahaya langsung membawa ke topik yang di perdebatkan.
Gus Zayyan terluka akan sikap menyakitkan yang Cahaya berikan. Wanita itu berubah setelah hilang 1 bulan lamannya."Saya tau kamu marah sama saya, tapi saya akan berusaha nolak perjodohan itu."
Mata Cahaya melotot tajam.
Tubuh terguncang menghancurkan segala hal. Mata yang semula enggan menatap kini memusat pada satu objek."Saya akan berusaha untuk menolak perjodohan itu, saya akan pertahanin kamu, tapi saya mohon kamu harus ikut berjuang bersama saya." Tambah Gus Zayyan.
"M-maksud kamu?" Wanita itu tidak mengerti arah topik yang di bicarakan. Isinya bertolak belakang dengan feeling yang berputar-putar di pikiran.
"Kamu marah karena dengar saya di jodohin sama Salma bukan? Saya gak mau di jodohin sama dia, saya lagi berusaha buat nolak perjodohan itu, tapi saya mohon kamu jangan berubah kayak gini. Saya gak bisa liat kamu berubah."
Bibir Cahaya terkatup, terperangah di tempat. Sedikitpun tidak dapat di tebak masalah yang menjerumuskan kembarannya. Dan kini segala hal di tanggung olehnya."Jadi Gus gila ini mau di jodohin sama wanita lain, tapi gak mungkin Cahya meninggal karena masalah perjodohan. Emang wanita yang mau di jodohin sama Gus Zayyan psikopat, gak mungkinkan?" Batin Cahaya.
"Saya tau kamu kecewa dengan keputusan Abi dan Ummi yang mau menjodohkan saya dengan orang lain. Tapi kamu jangan sekecewa itu sampai-sampai memilih pergi dari pesantren. Tolong jangan tinggalkan saya seperti itu lagi. Saya tersiksa Cahya, saya tersiksa." Ulang Gus Zayyan tulus dari hati paling dalam.
Gus Zayyan tidak ingin kejadian sebulan yang lalu kembali terjadi. Mendengar kabar Cahya hilang membuatnya di tikam ribuan pedang, gadis yang di cintai mendadak tak ada di pesantren setelah rumor perjodohan yang mengaitkan dirinya.
"Tapi maaf Gus, aku gak bisa perjuangin kamu lagi, kamu udah di jodohin sama yang lain. Aku gak mau perjuangin cinta yang tak pasti kayak gini." Papar Cahaya meluruskan sesuatu kusut yang melanda dua orang. Walaupun Cahaya tidak tau kronologi pasti, menurutnya keputusan yang di ambil tepat dan terbaik untuk semua orang khususnya diri sendiri.
Wajah Gus Zayyan tertunduk sedih, berusaha menolak kenyataan. Terpatahkan kala teringat jika gadis itu punya hak untuk menolak, paksaan darinya tidak akan menjadi jalan terbaik untuk kelanjutan hubungan tak pasti di restui.
"Cahya saya mohon, saya akan perjuangin kamu, saya akan berusaha sekeras mungkin biar kita bisa bersama." Mohon Gus Zayyan berharap Cahaya berubah pikiran.
Kepala Cahaya menggeleng."Maaf, aku gak bisa. Kayaknya kita gak berjodoh Gus. Liat jalan untuk kita bersama di persulit."
Dada Gus Zayyan sesak, mendengar bahwa orang yang di cintai tak bisa berjuang bersamanya membuatnya merasa gagal. Pertahanannya runtuh. Apa yang di takutkan benar-benar terjadi.
"Aku harap kamu bisa bahagia sama dia. Dan stop ganggu aku, aku gak mau orang-orang salah paham sama kita. Aku mohon mulai detik ini kamu jangan ganggu aku lagi." Perintah Cahaya.
Gus Zayyan rasanya ingin berteriak, batinnya tertekan dengan pemintaan wanita itu yang di anggap sebagai Cahya.
"Aku pergi dulu, jangan ganggu aku lagi." Tanpa mendengar jawaban Gus Zayyan, Cahaya langsung melengos pergi.
Gus Zayyan menatap punggung Cahya dengan pikiran berkecamuk."Enggak, aku gak mau kamu pergi, aku tidak akan biarkan kamu pergi. Aku akan tetap pertahanin kamu sampai kapanpun itu."
Cinta yang tersemat di hati Gus Zayyan sedalam samudera. Sebanyak apapun kerikir jalan yang menghalangi akan di terjang dengan cara merayu sang ilahi. Jika pemilik alam semesta telah merestui tidak akan ada yang dapat mencegahnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Santri [SUDAH TERBIT]
Fiksi RemajaBagaimana jadinya Cahaya ketika melanjutkan kehidupan sehari-hari milik saudara kembar dengan menautkan misi mengupas habis lika-liku peristiwa merenggut nyawa sang kembaran (Cahya). Akankah gadis dengan modal wujud yang sama dapat menjalankan misi...