"Itu yang jadi permasalahannya Gus. Wanita yang terekam di cctv ini masih tidak di ketahui siapa, tapi yang jelas dia adalah santri di pesantren ini juga. Di menit ke 18.03 wanita ini berlari melewati tembok pembatas, sayangnya setelah itu rekamannya terhenti. Dan naasnya lagi rekaman cctv tentang keberadaan dia di asrama santriwati tidak dapat di temukan, kayaknya dia sudah menghapus rekamannya." Balas Ustadz Fatur.
Sejenak Cahaya bernafas lega. Setidaknya keberadaannya masih bersifat abu-abu
"Siapa kira-kira sosok santriwati yang jago silat dan bisa dengan mudah melewati pembatas yang tinggi?" Tebak Gus Zayyan.
Di suasana menegang Cahaya ketar-ketir. Tiba-tiba panas dingin di tempat. Rasa takut ketahuan mencuat.
"Santriwati di pesantren yang jago silat cuman Cherly. Kemungkinan besar wanita di video ini adalah Cherly." Sanggah Ustadz Fatur.
"Tapi postur tubuh Cherly dengan wanita di rekaman beda. Dia pasti bukan Cherly." Bantah Pak Kyai.
"Lalu siapa lagi yang patut kita curigai selain Cherly?" Manik mata Gus Azmi tak lepas dari satu orang penambah masalah.
"Apakah ada lagi santriwati yang pintar bela diri selain Cherly?" Penasaran Gus Zayyan.
"Saya gak dengar apapun tentang rumor itu Gus." Ustadz Fatur menimpali.
Hati Cahaya sedikit lega. Kemampuan bela dirinya belum terendus.
"Tenang Gus, kita bisa tanyakan masalah ini ke coach mereka. Ustadz Arman." Tambah Ustadz Fatur.
Secara sempurna mata Cahaya mendelik tajam. Dunia berhenti berputar, rasa panik datang menyelimuti tak memberikan sedikit kebebasan."Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Kalau mereka sampai nanya ke coach aku akan kena masalah besar. Dan jika sampai coach bilang, mereka akan menetapkan ku sebagai tersangkanya." Batin Cahaya resah tak bisa diam.
Bayangan-bayangan buruk datang bersamaan. Gadis pemilik wajah tenang terjerat dalam lubang yang di gali sendiri.
"Assalamualaikum." Tertangkap salam mengalihkan perhatian 180 derajat besarnya.
"Wa'alaikum salam." Balas kompak mereka menyambut baik seseorang yang mendekat itu.
"Ustadz Arman, baru saja saya mau manggil ustadz kemari." Ucap Ustadz Fatur kala orang yang di bicarakan datang tepat waktu.
"Emang ada hal apa yang ingin kalian tanyakan pada saya?" Coach sedikit terkejut, persoalan yang kini mereka bahas terdengar penting dan bersifat rahasia.
"Begini Arman, tadi malam ada sosok misterius yang masuk ke dalam pesantren, namun ada seorang wanita yang mengenakan pakaian pencak silat yang menghadangnya. Kami ingin tau siapa dia, tapi wajahnya tidak terlihat. Kami menduga dia juga santriwati di sini." Jelas Pak Kyai.
"Lalu apa masalahnya Pak Kyai?" Coach mengajukan pertanyaan yang menyangkutnya.
"Apakah ada santriwati yang pintar bela diri selain Cherly?" Tanya Pak Kyai.
Pandangan coach langsung jatuh pada Cahaya yang memucat di tempat. Darah tidak lagi teraliri, wajahnya bak kapas saking putih akibat ulah mereka.
"Aku mohon jangan bilang apapun, aku mohon selamatkan aku." Batin Cahaya.
"Ada Pak Kyai," Jawab coach dengan pandangan yang masih terarah pada satu orang.
"Tamatlah riwayat ku, hancur sudah segala rencana ku, dalam hitungan menit aku pasti akan meninggalkan pesantren ini dengan tangan kosong." Batin Cahaya rasanya ingin berteriak.
"Dan itu tidak hanya satu orang, ada banyak orang yang mampu menguasai ilmu bela diri." Sambung coach.
Cahaya menatap coach tidak percaya, terpaku dalam plongnya hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Santri [SUDAH TERBIT]
Fiksi RemajaBagaimana jadinya Cahaya ketika melanjutkan kehidupan sehari-hari milik saudara kembar dengan menautkan misi mengupas habis lika-liku peristiwa merenggut nyawa sang kembaran (Cahya). Akankah gadis dengan modal wujud yang sama dapat menjalankan misi...