Alexander Graham Bell - Amerika Serikat || Penemu Telepon (versi lama), Piringan Hitam
Semua yang rusak tak akan bisa diperbaiki
°°DC°°
Jika logam Na bertemu dengan air maka berpotensi menimbulkan percikan api atau lebih parahnya ledakan, maka hal tersebut pantas menggambarkan bagaimana siswa ambisius ketika bertemu dengan ambisius lainnya.
Tampaknya mereka telah menyebarkan skandal bahwa peringkat pertama tidak akan pernah akur dengan pemilik peringkat terakhir di DC.
Zoya Refanya, nama yang sangat melekat di kepala Re sekaligus nama yang selalu menjadi benzena ketika Re menjadi pemantik hingga dalam waktu sekejap mereka akan sama-sama terbakar saling menghabiskan.
Tatapan tak berekspresi yang kini ikut melirik perempuan yang siap memaki, berdiri tegak berkacak pinggang dengan wajah merah padam di hadapan sang ketua kelas. Sikap Re yang tak acuh cukup menunjukkan bahwa tidak sedikitpun terbesit rasa sesal akibat perbuatannya.
Tiba-tiba saja Fanya menggebrak meja menghasilkan dentuman keras.
Gubrak!
Suasana hening membuat seisi kelas yang tadinya sibuk pada kegiatan masing-masing kini ikut menyaksikan drama antara Fanya dan siswa paling cerdas di DC.
Meski Fanya terlihat sangat garang dan menyeramkan, Re samasekali tak gentar bahkan terkesan tak peduli.
"Apa maksud lo?!" hentak Fanya berapi-api.
Hal yang sangat menarik adalah bagaimana seorang Re bersikap benar-benar seperti air yang siap menghanyutkan, ia tenang tanpa bergejolak sedikitpun menghadapi Fanya yang kebalikannya.
"Bukankah tugas ketua menertibkan anggotanya?" Tak sedikitpun terdengar getar dari suara Re.
Kara berusaha keras memberanikan dirinya untuk menarik tangan Fanya menjauh, sepertinya Fanya benar-benar berada di posisi yang tepat untuk disalahkan dan Kara tak ingin Fanya semakin memberikan peluang untuk orang lain menjatuhkannya.
"Apa!" hentak Fanya tak terima.
"Kara bantuin hukumannya," ucap Kara sedikit bergetar.
Suara Kara kentara sekali bahwa gadis itu tengah menahan keterkejutan atas bentakan Fanya. Kara menggenggam kuat jemari tangannya untuk mengusir kecemasan. Suara keras adalah kelemahannya.
"Membawa kosmetik di kelas, sepertinya sekolah kecantikan lebih cocok buat lo," sindir Re tepat sasaran.
"Gue—"
"Pelanggaran yang dilakukan secara sadar, hukuman lo terlalu ringan. But, ini hanya permulaan," bisik Re di telinga kiri Fanya kemudian berdiri menuju depan kelas.
"Pelanggaran yang dilakukan baik secara sadar atau tidak akan tetap mendapatkan sanksi sesuai adagium hukum yang dijelaskan Ms. Camelia kalian tentu mengerti. Gue harap pelanggaran kali ini adalah yang pertama dan terakhir dilakukan oleh anggota Diamond Class, jangan merusak nama baik DC dengan tingkah yang tak taat aturan."
Tampaknya untuk kali ini mereka sependapat dengan Re, pelanggaran sekecil apapun akan berpengaruh pada akumulasi penilaian akhir dan mereka tentu tak ingin kesalahan yang dilakukan orang lain berpengaruh terhadap nilai mereka.
"Tunjukkan jika kita pantas berada di Diamond Class," tutup Re bermakna satire untuk Fanya.
Melawan Re adalah kesalahan karena buntut permasalahan akan terbalas dengan cara yang cerdas. Sepertinya Fanya melupakan bahwa posisi Re sangat menguntungkan dan posisi Fanya berada di ujung tanduk apalagi namanya sudah tercatat dalam buku pelanggaran yang akan mengurangi poin miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIAMOND CLASS
Teen Fiction∆ HATI-HATI KETULARAN AMBIS Tidak semua diam berarti tidak mengerti. Shennalight 2023 Menjadi yang terbaik dan sekolah di tempat terbaik adalah impian setiap orang tua terhadap anaknya. Selain masa depan yang cerah tentunya setiap tangga yang anakny...