Bab 17 Christian Buschmann

491 63 1
                                    

Christian Buschmann - Jerman || Penemu Organ Mulut

Jika menanam buah maka akan dapat memakan buahnya, tapi jika kita menanam mangga jangan berharap strawberry yang jadi buahnya.

°°DC°°

Apa yang akan kalian lakukan jika berada pada posisi Flo? Setiap hari merasa terganggu oleh teman sekamar, privasi yang diterobos paksa, batasan yang dilanggar dan kekerasan dalam bentuk verbal maupun non verbal ia terima dari teman sekamarnya. Sepertinya pindah kamar adalah solusi yang paling tepat.

Setelah cukup geram karena tindakan Ana, hari ini Flo memutuskan untuk menghentikan kekacauan sebelum kepalanya benar-benar meledak. Bukankah ia harus menghindari segala bentuk permasalahan jika ingin hidup tenang di Briniac? Jika mendapat teman sekamar yang tak sejalan dengan visi dan misinya mungkin sudah seharusnya ia berbalik dan mencari ketenangan di kamar yang lain.

Mengalah bukan berarti kalah, mundur bukan berarti menyerah, begitu juga dengan menghindar tak selamanya dilakukan oleh pecundang. Terkadang kita harus mengerti kapan seharusnya maju dan kapan seharusnya mundur.

"Pengajuan pindah kamar itu tidak mudah, apalagi posisinya semua kamar terisi. Jika ada yang mau bertukar kamar, mungkin bisa saya pertimbangkan."

Mendengar penuturan kepala asrama mematahkan semangat Flo di pagi ini. Ia tak bisa menuntut banyak, lagipula siapa juga yang mau berpindah kamar. Selama ini Flo melihat anggota Diamond Class malah sudah sangat akrab dengan teman sekamarnya, tentu hal itu semakin mempertipis harapan Flo.

"Baik Sir, saya permisi."

Perempuan rambut tergulung yang telah siap dengan pakaian seragam itu, memilih keluar dari ruangan pengelola asrama. Setelah menginap di ruang kesehatan dan kembali ketika Ana masih tertidur, kini Flo sedang mencari cara untuk pindah kamar. Sayangnya, keinginannya tidaklah dapat terwujud begitu saja.

Setiap orang memiliki batas toleransi atas tingkah laku orang lain, semakin besar toleransi yang diberikan maka semakin besar kemungkinan untuk diremehkan. Flo mungkin bukan manusia sabar yang akan menerima semua perlakuan buruk dari orang lain, ia juga bukan orang yang secara terang-terangan melawan dengan kata-kata kasar atau tindakan anarkis, ia memiliki cara tersendiri sebagai bentuk penghargaan terhadap dirinya agar tak diperlakukan sewenang-wenang oleh orang lain.

Ana sudah mencapai batas toleransi untuknya. Kesalahan pertama adalah Flo terlambat menyadari bahwa menerima Ana sebagai teman sekamarnya, merupakan sebuah kesalahan fatal yang harusnya sejak awal ia hindari.

"Kara mau kok tukaran kamar sama Nirbita," ucap perempuan yang berdiri di samping pintu.

Entah muncul dari mana gadis yang tiba-tiba menawarkan diri untuk bertukar kamar itu. Flo menaikkan sedikit alisnya, terdengar cukup aneh Kara menawarkan diri untuk pindah kamar, padahal selama ini seluruh anggota Diamond Class juga tahu keakraban Kara dan Fanya.

"Lo yakin?" tanya Flo kemudian menutup pintu.

Dengan antusias perempuan rambut ekor kuda itu mengangguk.

"Kara mau fokus belajar biar nggak diisengin sama Fanya terus," jelas Kara berusaha meyakinkan Flo.

Terlihat dari tatapan mata, raut wajah bahkan kedua tangannya sudah menyentuh lengan Flo dengan penuh harap. Perempuan itu benar-benar serius. Mungkin pindah kamar adalah solusi yang tepat agar Kara dapat belajar lebih fokus tanpa terdistraksi oleh kegiatan Fanya yang cukup menyita fokusnya. Bentuk simbiosis mutualisme yang sempurna, Kara dapat belajar dengan fokus dan Flo bisa tenang tanpa distraksi dari Ana.

DIAMOND CLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang