Bab 35 Galileo Galilei

352 42 6
                                    

Galileo Galilei - Italia || Penemu Termometer (1593)

Jangan berharap situasi yang sama meski dengan orang yang sama, karena logika dapat mengubah keduanya menjadi asing dalam sekejap mata.

°°DC°°

Udara sejuk dari lemari pendingin seolah turut ingin menenangkan dirinya yang merasa kepanasan. Re mengambil satu botol air mineral kemudian menutup kembali lemari pendingin tersebut. Minimarket yang berada di antara Briniac House dan Briniac Education itu tidak terlalu ramai, sehingga cukup menenangkan baginya yang tak terlalu menyukai keramaian.

Setelah bertemu dengan Ana, Re merasa kesulitan menahan diri. Ia mungkin bisa berusaha menjaga gadis itu dari jauh, tapi bohong kalau ia tak ingin berada di sisi gadis itu untuk melindungi lebih dekat.

Hal yang paling sulit dilakukan adalah berpura-pura tak peduli, meski begitu, Re tak bisa berhenti di sini. Jika ia berubah jalur dan memancing perhatian, ia tak akan leluasa untuk melindungi gadis itu. Re hanya tak ingin Ana terluka, jika gadis itu baik-baik saja, itu sudah cukup melegakan baginya.

Re berdiri memandangi jalan dengan beberapa siswa berjalan beriringan menuju Briniac Education, terlihat semua orang sibuk dengan kegiatan mereka.

Di sekolah ini, entah mengapa waktu seperti berjalan sangat cepat, dalam satu bulan memiliki empat minggu, dalam satu minggu memiliki tujuh hari. Seperti tujuh hari tersebut berlalu begitu saja, dua puluh empat jam yang mereka lewati seolah berjalan dua kali lebih cepat dan yang paling mengherankan dalam dua puluh empat jam tersebut selalu mereka habiskan untuk belajar.

Meski telah belajar sedemikian gila, mereka tetap merasa kurang berusaha karena tak menggapai posisi yang lebih baik. Mereka merasa tertinggal bahkan putus asa, bahkan mereka hampir melupakan bahwa usia remaja seharusnya dihabiskan dengan lebih berwarna. Semua terlalu sibuk mengejar papan peringkat yang semakin tinggi semakin mencekik itu.

Tiba-tiba seseorang berlari membuat pandangan Re tertuju pada gadis itu, sepertinya gadis itu telah melakukan hal yang berbeda dari kebiasaannya. Terlihat wajah dingin yang selalu ditampilkan, berubah pucat pasi dan tak begitu fokus. Bahkan Re bisa melihat bahwa gadis itu membiarkan salah-satu kakinya berlari tanpa sepatu. Apa yang sedang terjadi?

°°DC°°

Berbeda dengan Re, Ana telah sampai di Briniac Education. Menenggak minuman dari cafetaria, berharap hati bisa lega meski sejak tadi perasaannya sangat goyah.

Setelah menghabiskan minumannya, gadis itu beranjak untuk menuju kelas. Sesaat ia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan, tak akan lama lagi deringan bell akan berbunyi.

Gadis itu berjalan membiarkan rambutnya yang tergerai seolah menari diterpa angin, warna ash blonde alami begitu memesona diterpa mentari pagi.

Ia bisa melihat seorang gadis berdiri di dalam telepon umum lantai dasar Briniac Education, Ana sampai bertanya-tanya apakah sampai akhir mereka hanya akan hidup dalam kebencian? Jujur saja ia sangat merindukan waktu yang mereka habiskan bersama ketika semua masih baik-baik saja.

Terkadang Ana menyadari bahwa percuma berjuang untuk memperbaiki semuanya, karena meskipun mereka berbaikan tentu saja tak akan sama seperti dulu. Perasaan mereka telah terkontaminasi, memaksa berada dalam kondisi baik-baik saja padahal keadaan malah sebaliknya hanya akan membuat mereka tersiksa.

Ana takut yang terjadi bukannya bahagia malah ia tetap akan menderita, apalagi jika Flo hanya memasang kepalsuan memberi makan ego Ana dan membuat gadis itu merasa menang karena telah membuktikan dirinya. Entah mengapa banyak hal membuatnya takut, tapi Ana tetap akan melawan rasa takut itu.

DIAMOND CLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang