Bab 31 Felix Hoffmann

312 44 2
                                    

Felix Hoffmann - Jerman || Penemu Aspirin

Terkadang yang paling mengerti dirimu adalah musuhmu bukan orang-orang yang ada di dekatmu.

°°DC°°

Tragedi seorang siswi jatuh dari tangga, menggemparkan Briniac. Bahkan sampai saat ini siswi tersebut belum sadarkan diri, ditambah banyak luka lebam di sejujur tubuhnya.

Orang awam pun akan tahu bahwa lebam tersebut tidak ada hubungannya dengan jatuh dari tangga, tapi mengapa bisa siswi tersebut mengalami kejadian seperti ini? Apakah kejadian ini merupakan sebuah penyerangan bukan hanya kecelakaan? Semua orang memiliki praduga, entah sampai ketika mata perempuan itu terjaga dan mampu mengatakan yang sebenarnya, sebelum itu maka semua akan tetap terasa abu-abu.

Satu jam pelajaran terlewatkan, gadis yang tercatat dalam perangkingan tertinggi di kelas sepuluh itu samasekali tak berniat meninggalkan ruang kesehatan.

Tentu saja ia tak bisa membiarkan Binar sendiri di sana, menjaga dan memastikan bahwa Binar dalam keadaan baik adalah tugasnya. Flo berjanji tak akan membiarkan siapapun melukai Binar. Kejadian seperti ini yang membuat Flo semakin takut membiarkan Cia berkeliaran di sekolah, apalagi setelah kejadian dirinya hampir tertimpa vas bunga. Flo merasa jika Cia menggantikannya, sangat beresiko seseorang akan mencelakainya.

Gadis itu memutar gelang yang Binar genggam pada meja, memperhatikan setiap detail gelang tersebut sembari mengingat barangkali ia pernah melihat seseorang menggunakannya.

Tiba-tiba Flo teringat kejadian Ana tertimpa vas bunga di tempat yang sama. Flo kembali memandang gelang berbentuk bunga matahari itu, seolah terputar kembali kejadian Ana dan dirinya pada lokasi yang sama. Flo menyadari sesuatu, sepertinya gelang tersebut memiliki warna yang serupa dengan sesuatu yang terlihat di pergelangan seseorang yang ada di atap.

Perempuan itu mengusap wajahnya kemudian memijat pelipis secara bergantian, mengapa ia baru menyadari bahwa ia telah tiga kali melihat gelang tersebut. Berarti orang yang ingin mencelakai Ana dan dirinya merupakan orang yang sama dengan seseorang yang telah mencelakai Binar.

Tiba-tiba beberapa orang berseragam putih masuk, Flo berdiri kebingungan menatap satu persatu orang-orang tersebut.

"Ada apa, Dok?"

"Tante akan pindahkan Binar ke rumah sakit yang lebih besar," jawab seseorang masuk ke dalam ruang kesehatan.

"Kondisi Binar separah apa, Tan, sampai harus dirujuk ke rumah sakit lain?" Tanya Flo cemas.

"Kamu lihat luka di kepala Binar, luka itu yang paling beresiko. Tante akan berikan perawatan terbaik untuk Binar agar segera pulih, Flo tenang aja, nanti Tante kabari perkembangannya."

Terlihat perawat telah mendorong tempat tidur yang diisi sepupunya itu. Flo menahan dadanya yang bergetar tak karuan, tangannya terasa dingin seolah aliran darah telah berhenti menghangatkannya.

Sejenak ia menatap wajah teduh dengan mata terpejam, Flo merasa sesuatu yang lebih buruk dari yang ia kira telah terjadi pada Binar.

"Lo pasti kuat."

°°DC°°

Kabar siswi yang terjatuh di tangga langsung menyebar, bahkan berbagai rumor terdengar. Ada yang mengatakan bahwa siswi tersebut dirundung akibat masuk sepuluh besar perangkingan secara berturut-turut, ada juga yang mengatakan bahwa ia ketahuan curang sehingga terjadi perkelahian. Entah datang dari mana rumor yang menyebar sangat cepat itu, jelasnya hampir seluruh siswa maupun siswi di Briniac mempertanyakan nilai yang diperoleh anak kelas Bronze itu.

DIAMOND CLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang