Bab 10 Bette Nesmith Graham

595 92 3
                                    

Bette Nesmith Graham - Amerika Serikat||Penemu Liquid Paper (tipp-ex)

"Nulla Poena, Sine Crimene"
Tidak ada hukum,  jika tidak ada kejahatan

°°DC°°

Sudah bukan rahasia lagi jika Ana dan Al adalah dua sahabat yang sangat bertolakbelakang, Al dengan berbagai kelebihannya dan Ana dengan segala pelanggarannya.

Sederhananya jika Al merupakan tanaman ia adalah bunga matahari terlihat indah dan selalu menatap mentari sebagai penunjuk arah sehingga tak pernah salah dalam memutuskan.

Sedangkan Ana, dia adalah bunga lili dengan warna orange. Bukan, bukan orang lain yang memberinya bunga tersebut melainkan dirinya sendiri yang secara sengaja menegaskan betapa ia membenci dan kecewa terhadap dirinya sendiri karena tak mampu menjadi anak yang diharapakan dan memberi kebanggaan kepada ibunya.

Samasekali tak ada kesamaan antara mereka, mungkin hanya sifat sabar yang dimiliki oleh lelaki freak itu yang mampu membuat persahabatan mereka bertahan hingga saat ini. Al bahkan selalu bisa memaklumi Ana yang terkadang bertindak diluar dugaan, ia mungkin kesal tapi rasa kesal itu tak begitu berarti jika dibandingkan rasa sayangnya kepada sahabat keras kepalanya itu.

Setelah melarikan diri dari sahabatnya, Ana menemukan jawaban dari masalah yang tengah ia hadapi. Jika mungkin ini jalan satu-satunya maka Ana seharusnya tak akan bimbang untuk menapak, bukankah selama ini ia beranggapan bahwa tak penting perjalanan melewati jalan yang mana karena yang paling penting adalah tujuannya akan tercapai? Kali ini ia benar-benar yakin bahwa cara ini mampu mendongkrak nilainya yang anjlok.

Hal paling benar dari yang Ana lakukan adalah gadis itu fokus terhadap penyelesaian bukan larut dalam penyesalan. Meski perjalanan menuju penyelesaian dipenuhi makian tapi setidaknya ia akan tiba pada tujuan.

"Saya akan bergabung," ucap Ana yakin.

Camelia tersenyum, ia sudah menebak bahwa Ana tak mungkin melewatkan kesempatan. Ia selalu percaya bahwa kesempatan tak akan datang dua kali maka jangan sampai menyesal karena melewatkannya dan Camelia pastikan Ana tak akan menyesal karena bergabung kelompok ini.

°°DC°°

Dalam kehidupan yang cukup keras, sederhanakan sesuatu yang rumit maka hidup akan jauh lebih mudah. Ketika dihadapkan suatu permasalahan jangan terlalu fokus terhadap masalahnya melainkan fokuslah pada kemungkinan yang akan menyelesaikan masalah.

Karena, ketika fokus kita berada pada masalah maka semua yang terlihat akan menjadi masalah bahkan mampu menarik masalah-masalah baru dan akan berbeda jika kita fokus pada solusi maka segala hal akan berpeluang menjadi penyelesaian.

Mungkin ini bukan akhir dari masalahnya tapi melalui jalan ini Ana sedikit merasa lega. Ada harapan untuk memperbaiki nilainya dan ada harapan untuk membanggakan ibunya, setidaknya asumsi itu yang membawanya menemui Ms. Camelia dan setuju bergabung Kelompok Ilmuan Muda.

Untuk kali pertama Ana memilih pulang sendiri, berjalan menyusuri jalan aspal dengan hutan rimbun dan beberapa gedung kokoh milik Briniac.

Mentari yang condong ke arah barat seolah mengawasi langkah-langkah tegas tanpa pertimbangan. Ana tak begitu memperhatikan orang-orang yang berjalan di depan dan di belakangnya, satu-satunya hal yang ia pedulikan adalah bagaimana cara agar di akhir semester bukan menjadi akhir hidupnya. Baiklah cukup hiperbola mengatakan bahwa nilai semester adalah akhir hidup tetapi melalui nilai itu bisa dipastikan apakah ia akan tenang ketika liburan semester atau malah merasa ingin melarikan diri ke asrama daripada berada di rumah.

DIAMOND CLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang