Tidur adalah keadaan istirahat alami pada manusia. Tak ada yang sadar apa yang dilakukan saat otak beristirahat. Termasuk Chavali yang tak menyadari setiap gerakannya.
Awalnya, Chavali memang menutup rapat dirinya dengan selimut. Tapi berjalannya waktu, dia terlelap dan tanpa sadar dengan mata masih setengah terpejam. Dia membuka pakaian dalam bagian atasnya karena merasa sesak, lalu memakai piyamanya lagi. Kebiasaan yang selalu dia lakukan, tidur tanpa pakaian dalam.
Jarrvis yang melihatnya hanya bisa melongo. Dia pun memilih membelakangi Chavali, tak sanggup melihat lebih banyak lagi kebiasaan istrinya saat ini.
Tidak bisa menyalahkan orang tidur, harusnya seperti itu. Tapi tidak bagi Chavali, yang bangun dan kaget sendiri dengan posisinya. Dia berteriak bahkan mendorong Jarrvis yang masih tidur lelap tidak berdosa.
"Ada apa?"
Ditanya Jarrvis dengan ekspresi bingung, tentu malah membuat Chavali ikut bingung, kenapa dia berteriak dan mendorong Jarrvis. Apalagi setelah melihat posisinya, dia berada pada zona kasur Jarrvis, berarti dirinyalah yang berusaha mendekati Jarrvis. Mata Chavali bergerak ke sana kemari, merasa bersalah.
"Ada apa, Chavali?" tanya ulang Jarrvis yang kini sudah bangkit dari posisi tidurnya.
"Tidak Mas, maaf. Cuma kaget. Mas tidur lagi aja."
"Ini jam berapa?" tanya Jarrvis.
Chavali menyapukan pandangan mencari jam, tapi dia malah melihat pantulan dirinya di cermin meja rias. Chavali berteriak sekali lagi melihat dirinya yang berantakan dengan rambut mencuat ke segala arah.
"Kenapa lagi?" tanya Jarrvis.
Chavali menoleh, melebarkan matanya dan kembali berteriak, lalu menarik selimut sampai menutup kepalanya.
"Chavali, kamu kenapa?" Jarrvis menggoyang-goyangkan badan Chavali yang tertutup selimut.
Ingin rasanya Chavali melakukan teleportasi di mana dia bisa menghilang dari kamar saat ini juga. Bagaimana bisa dia menunjukkan wajah busuknya di hadapan Jarrvis. Chavali ingin memukul kepala Jarrvis agar amnesia sesaat.
"Chav, kamu baik-baik saja?"
"Saya malu."
"Malu kenapa?"
"Malu, Mas lihat muka bangun tidur saya."
Refleks, Jarrvis tertawa walau pelan. Chavali pun perlahan membuka selimutnya, walau hanya di bagian mata. Mengintip ekspresi tertawanya Jarrvis.
"Kenapa Mas ketawa? Tuh kan, pasti ngetawain saya yang berantakan."
Sebenarnya, Jarrvis tak menertawakan kondisi Chavali saat bangun tidur, tapi mengingat kelakuan absurd Chavali saat tidur. Bukan hanya tentang melepas pakaian dalam, tapi juga kebiasaan tidur seperti jarum jam. Bergerak ke sana kemari tak bisa diam, hingga sempat kaki Chavali berada di depan wajahnya. Dia pun harus mengubah posisi tidur Chavali ke posisi semula.
"Mas ngetawain apa?" tanya ulang Chavali.
Jarrvis berdehem, kembali menetralkan ekspresinya, lalu menggeleng.
Rasa kesal karena ditertawakan berubah jadi syok di pagi hari. Mata Chavali membulat, mulutnya membuka, tubuhnya kaku melihat pakaian dalamnya ada di dekat bantal. Kepala Chavali menoleh kaku pada Jarrvis, lalu ke pakaian dalamnya, lalu ke arah Jarrvis lagi. Pagi ini terlalu buruk untuknya. Chavali ingin menangis kencang.
"Kenapa?" tanya Jarrvis.
Setelah kesadarannya pulih, Chavali langsung meraih pakaian dalamnya dan dimasukkan ke dalam selimut. Dia menatap tajam Jarrvis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Office Romance
DragosteChavali adalah perempuan berusia 28 tahun. Meski sudah lebih seperempat abad, ia terlihat tidak tertarik dengan kehidupan percintaan dan lain-lain. Yang ia jalani hanya bekerja, bekerja, dan bekerja. Hal ini tentu membuat Mila, sahabatnya, ikut gere...