"Saya tak akan memberi keringanan sedikit pun pada orang yang sudah mencelakai istri saya," ucap Jarrvis, tegas ketika berhadapan dengan Hanza di kantor polisi."Aku tak meminta keringanan. Aku cukup puas dengan mengetahui Chavali membencimu. Itulah keinginanku. Bukan hanya kamu yang bisa menjauhkan Chavali dariku, aku juga bisa menjauhkan Chavali darimu."
Jarrvis kehabisan kata-kata menghadapi kegilaan Hanza. Dia tak menyangka, Hanza akan senekat ini, mencelakai Chavali demi ego dengan memanfaatkan Hiva. Jarrvis sama sekali tak berpikiran Hanza tega melukai Chavali. Karena itu, dia mengabaikan ancaman Hanza saat dia meminta perwakilan Persada untuk diganti.
"Kalau kamu menyukai Chavali, bukan begini caranya."
"Ini caraku," balas Hanza. "Dan satu lagi, karenamu karierku berantakan. Jadi jangan harap, kamu bisa bahagia memiliki Chavali."
"Bukan aku, tapi kamu sendiri."
"Kalau kamu nggak mencampuri urusanku, Kafa tak akan mengetahuinya."
"Dan membiarkan partner kerjaku dibodohi karyawannya?"
"Sudah Vis, biarkan dia membusuk di penjara. Tak perlu ada kompromi lagi untuk setan seperti dia. Kafa juga sudah mengirimkan tuntutan atas tidak korupsinya," ucap Damar, geram.
"Aku nggak akan membiarkan kamu bahagia dengan Chavali. Dia seharusnya jadi istriku!" seru Hanza yang diliputi amarah karena kehilangan Chavali dan kariernya.
"Tolong, urus semuanya. Pastikan dia menyesali perbuatannya."
"Pasti."
Jarrvis mendesah keluar dari kantor polisi. Dia ingin Hanza menyesali perbuatannya. Dengan begitu, Hanza tak akan melukai Chavali lagi. Penjara tak akan membuat jera manusia yang sudah diliputi amarah dan dendam.
"Jarrvis."
"Ya?"
"Soal Hiva..."
"Lakukan saja sesuai prosedur."
"Kamu yakin?"
"Dia hampir membunuh istriku, Damar," ucap Jarrvis dengan tatapan tajam.
Satu masalah terpecahkan, tapi masalah utamanya belum mendapat jawaban. Chavali masih belum mau kembali pulang.
"Aku akan ke rumah dulu. Kamu kembalilah ke kantor sendiri. Aku akan kembali sebelum rapat."
"Fighting!" seru Damar.
***
"Chavali ke mana, Ma?"
"Dia pergi bersama temannya. Katanya, temannya itu cuti, jadi mereka pergi jalan-jalan."
"Siapa, Ma?"
"Mila, namanya."
"Mila?" ulang Jarrvis. "Baiklah, Ma. Jarrvis kembali ke kantor dulu."
"Makan siang dulu sama Mama."
"Maaf, Ma. Jarrvis ada rapat. Nanti Jarrvis makan malam bersama Mama."
"Iya lho, ya? Ya, udah. Hati-hati. Nanti pulang ke sini lagi saja. Oke?"
"Oke, Ma. Terima kasih."
Sejak kemarin, Jarrvis ikut tinggal di rumah Chavali. Cara apa pun akan dia lakukan untuk bisa dekat dengan istrinya. Termasuk harus tinggal bersama orang tua Chavali dan tidur bersama di kasur yang sempit.
Sementara itu, Jarrvis kecewa tak bisa makan siang bersama Chavali. Istrinya itu justru makan siang bersama Mila dan Damar. Damar yang baru saja datang menahan tawanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Office Romance
RomanceChavali adalah perempuan berusia 28 tahun. Meski sudah lebih seperempat abad, ia terlihat tidak tertarik dengan kehidupan percintaan dan lain-lain. Yang ia jalani hanya bekerja, bekerja, dan bekerja. Hal ini tentu membuat Mila, sahabatnya, ikut gere...