THEO
"Favor"○●○
BUKU CATATAN FINANSIAL yang ada di atas meja kembali aku baca, memastikan tidak ada pengeluaran dan pemasukan yang luput aku masukkan ke dalam total perhitungan bulanannya.
Di luar ruangan, aku masih dapat mendengar beberapa karyawan yang sedang memasak makan siang untuk beberapa meja yang penuh di ruang utama. Beberapa kali aku mendengar Jim yang berteriak memanggil karyawan-karyawan untuk membantu membuat resepnya. Aku dapat memahami kenapa pria tersebut sedikit tegang beberapa minggu terakhir, aku mempekerjakan dua intern akademi kuliner yang akan berada di sini sampai liburan musim panas berakhir. Beberapa minggu pertama aku mengajari mereka untuk mengolah makanan di restoran, dan sekarang mereka sepenuhnya berada pada tanggung jawab Jim. aku hanya perlu mengobservasi mereka untuk memberikan sertifkat kelulusannya nanti.
Melihat seluruh catatan keuangan yang ada di hadapanku, sejujurnya aku terlihat lebih tenang dari beberapa bulan yang lalu. Untuk pertama kali aku melihat statistik profit perusahaan yang bergerak rata-rata, tidak menurun drastis yang menyebabkanku untuk kembali menghentikan beberapa pekerjaku.
Sebuah restoran tetap yang berdiri di metropolitan Manhattan, sebuah mimpi yang tidak dapat selalu diraih oleh wisudawan akademi kuliner yang aku dapatkan karena usaha keringat bertahun-tahun lama.
Rasanya masih aneh mengetahui restoranku lebih terkenal setelah berita tentang diriku ada di media. Apakah orang-orang benar-benar berkunjung kemari untuk menikmati makanannya atau mereka ingin melihat secuil kontroversi yang kemungkinan akan terjadi di sini?
Apapun itu aku akan mengambil peluangnya. Karena restoranku yang lebih tenar dari sebelumnya, aku akan memeras semua hal yang sudah terjadi dengan menyiapkan sebuah budget khusus untuk membuat orang-orang untuk tetap makan di sini. Orang-orang kaya dan konglomerat ... masih menjadi target utama karena mereka adalah sumber utama ekonomiku.
"Theo! Aku butuh bantuanmu."
Ah.
Julia masuk ke dalam ruang kantorku, tanda bahwa resepsionis dan juru masak yang ada di dapur bahwa mereka tidak berhasil menjauhkan wanita ini dariku. Entah bagaimana ia masih dapat menyelinap masuk seperti ini, tapi ... aku belajar untuk membiasakannya.
Aku menatapnya dengan satu alis terangkat, bersandar pada meja sambil melipat kedua tangan di depan dada sambil menunggunya untuk mengucapkan apapun yang ingin ia katakan.
"Kau tahu, aku tarik kata-kataku untuk menghapus hutangku dengan cara kau yang datang ke acaraku. Kau tidak perlu datang ke acaranya, aku ingin kau membalas hutangmu dengan menitipkan semua barangku ke apartemenku. Hanya sampai turnya selesai, aku tidak perlu tidur di sana, aku hanya butuh barang-barangku untuk tersimpan dengan aman di sana—juga kedua kucingku. Aku akan segera memindahkan semua saat aku sudah mendapatkan apartemen baru atau Alex datang dari kejuaraan balap mobilnya." Ia berkata dengan cepat, menggesturkan tangannya penuh dengan ekspresi sambil menatapku dengan alis melas.
"Apa yang terjadi dengan apartemenmu?"
Julia berjalan ke arahku, berputar ke kanan dan kiri dengan acak sebelum kembali menatapku. "Aku akan memberitahu semuanya kepadamu nanti, apa kau bisa membantuku memindahkan semua barangku ke apartemenmu?"
Satu alisku terangkat penuh tanya. "Aku tidak yakin apartemenku cukup untuk menyimpan seluruh barang-barang mewah milikmu."
Julia mengerucutkan bibir. "Ayolah ... setengah dari barangku rusak dan hampir dicuri dari dalam truk pindah barang. Aku tidak tahu apa yang aku lakukan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Shatter [END]
Romance🏅"Spotlight Romance of February 2024" Reading List by WattpadRomanceID Ketika satu pasang jantung pecah menjadi kepingan mati rasa, hanya paradigma cinta keduanya yang dapat kembali membangun kembali sebuah kata rasa. Theo Wright, pria dengan aura...