Eps.5🐹

1K 83 0
                                    

Black card.

Kartu yang hanya bisa dimiliki oleh kalangan elite karena untuk mendapatkan undangan memiliki kartu ini harus aktif memakai kartu Amex selama satu tahun dan juga katanya, minimal harus menghabiskan $250.000 atau setara dengan lebih dari 3 milliar rupiah pertahunnya.

Seharusnya, black card ini adalah miliknya, sebab yang mengabiskan uang sebanyak itu dalam kurung waktu setahun adalah Y/n, bukan Appanya. Tapi kenapa malah kartu yang sangat dia cintai itu jadi milik Appanya?! Dan ketika Y/n tidak menuruti keinginan Appanya. Kartu pusaka itu malah diambil kembali oleh Appanya.

"Kemarikan kartunya kalau kau memang tidak ingin dijodohkan dengan Jisung." Dongjae sudah mengadahkan tangannya.

Y/n masih memegang kuat black card yang baru saja didapatkannya saat ingin kencan dengan Jisung. Kemudian dia melirik kartu kredit miliknya yang juga pernah disita Appanya saat kabur dari rumah. Y/n malah memberikan kartu kreditnya.

"Yang appa mau, kembalikan black card milik appa," ucap Dongjae menekan kata 'black card'.

Y/n melihat kembali kartu debitnya. Yang hanya sisa berapa ribu saja karena sudah dia ambil untuk simpanannya. Tak banyak yang dia ambil,ya... hanya cukup untuk membeli mobil Hyundai Genesis Coupe saja.

Dia memberikan kartu itu pada Appanya.

"Appa tidak perlu kartu ini Y/n. Appa tahu kau sudah mengambil semua uangnya."

"Tidak semuanya. Masih ada sisa 10 ribu," elak Y/n dengan ekspresi polos, "cukup untuk makanan ringan."

Dongjae menepuk dahi mendengar penjelasan anak satu-satunya. "Y/n. Jangan buat Appa marah. Appa butuh kartu itu. Appa tidak mau memberikan fasilitas ke anak yang tidak menuruti perintah orangtuanya."

"Tapi Appa, ini kartu milik ku. Yang membuat Appa mendapatkan kartu ini karena aku bisa menghabiskan minimal $250.000 dalam waktu setahun."

"Itu bukan suatu kebanggaan, Y/n." Dongjae mengambil paksa kartu itu dari tangan Y/n dan memberikan kartu itu ke sekretarisnya yang sejak tadi berdiri di sampingnya. "Kadang Appa heran, kenapa kau yang selama ini boros, bisa hidup sendirian."

"Selama aku hidup sendiri, aku sangat hemat Appa. Makanya saat Appa memberikan aku kartu tanpa limit, aku jadi bisa bersenang-senang lagi."

"Kalau kau menikah dengan Jisung, Jisung bisa memberikan apa pun yang kau mau walau permintaan mu tidak masuk akal sekali pun."

Dengan gerakan tangan, Dongjae menyuruh sekretarisnya untuk lebih dulu ke keluar dari restoran.

Y/n menelan ludah, jika sudah berdua dengan Appanya saja, pasti akan ada obrolan tidak mengenakan. Dan tentu saja berhubungan dengan perjodohan yang memuakan dengan orang menyebalkan.

"Apa Blance Group sedang mengalami kebangkrutan sehingga Appa harus menikahkan aku dengan Jisung agar bisnis membaik? Aku dan Jisung jadi terikat oleh pernikahan bisnis yang tidak didasari cinta."

"Kau ini terlalu banyak menonton sinetron yang menampilkan romansa picisan ya?" Dongjae mendengus geli mendengarnya, "perusahaan baik-baik saja, tak ada unsur bisnis dalam perjodohan kalian, ini murni karena keinginan Appa, juga mendiang ibu mu dan orangtua Jisung, kalian juga sudah kenal dari lama, hanya tinggal kau yang memandang Jisung sebagai laki-laki saja."

"Appa jangan bercanda. Bagaimana mungkin aku bisa memandang orang yang menyebalkan itu sebagai lawan jenis kemudian aku jatuh cinta padanya?" ucap Y/n tidak terima, "Appa pasti terlalu banyak menonton film romansa yang menampilkan drama picisan," sindir Y/n.

Marriage Contract » Jisung X You✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang