Extra Eps.4🐹

849 36 2
                                    

"Kami memutuskan untuk berpisah."

"Uhuk!" Park Anna langsung tersedak mendengar penuturan ibunya. Park Andy, kakak lelakinya langsung memberikan segelas air putih padanya, dia meminumnya sampai habis. Dia melihat kedua orangtuanya bergantian dengan pandangan menuntut. "Kenapa?"

"Ada masalah yang tidak seharusnya kalian ketahui."

"Um, baiklah eomma," sahut Anna ragu.

Dia melirik kakak laki-lakinya yang masih memakan sarapannya dengan tenang, seolah ini adalah pemandangan yang biasa.

"Apakah kali ini eomma dan appa benar-benar akan bercerai?" Anna bertanya kembali.

Y/n bangkit dari tempat duduknya. "Eomma pergi dulu." Lalu meninggalkan ruang makan begitu saja.

Anna menatap ayahnya, berusaha menemukan penjelasan. Namun pandangan sang kepala rumah tangga malah mengikuti arah kemana ibunya keluar dan segera menyusulnya dengan terburu-buru. Gerutuan terdengar dari bibir ayahnya.

Anna menghela napas. Dialihkan pandangannya ke arah sang kakak yang menghela napas dengan ekspresi malas.

Remaja berusia 17 tahun itu menopang dagu. "Kau tidak khawatir? Bagaimana kalau kali ini perceraiannya benar-benar dilakukan?"

"Nanti juga eomma dan appa kembali harmonis lagi. Kita sudah lebih dari belasan tahun bersama mereka, kau masih tidak hapal juga dengan eomma yang keras kepala dan appa yang menyebalkan?"

Anna meringis. "Di tahun ini sudah enam kali eomma mengajukan gugatan cerai."

Andy mengangguk. "Sepertinya eomma dan appa ingin membuat rekor baru, tahun kemarin hanya tiga kali."

Berkali-kali gugatan sampai di pengadilan, namun keduanya rujuk dalam waktu singkat, bahkan sebelum pengadilan memutuskan apapun. Anna ingat bagaimana petugas pengadilan, terutama orangtuanya menghela napas pasrah menghadapi kedua orangtuanya.

Bahkan Anna yakin, jika dia melaporkan ini pada sang kakeknya, kakeknya pasti akan menanggapi dengan kalimat. 'Oh Y/n mengajukan gugatan cerai lagi, kali ini sudah yang keberapa nak?'

***

Jisung menginjak gas mobilnya, menghela napas berat. "Berhentilah bersikap kekanakkan, Y/n. Umur kita sudah tak muda lagi, kenapa masih bertingkah seperti itu di depan anak-anak?"

Y/n menganga tak percaya dengan ucapan suaminya. "Kau menyalahiku? Dasar playing fictim! Ini semua kau dan nafsumu itu!"

"Kau marah karena aku terlalu kasar semalam?"

"Tentu saja! Kenapa kau masih bertanya juga?"

"Kupikir kau menikmatinya. Dulu 'kan kau suka melakukannya dengan cara seperti itu."

Y/n berdecak kesal, dengan rona merah di pipinya. "Tapi yang kau lakukan keterlaluan, Jisung!"

Jisung tak mau kalah. "Tapi kau mendesah keenakan semalam. Aku kira kau menginginkannya lagi."

Y/n terperangah. "Turunkan aku!"

Jisung menepikan mobilnya dan berkata dengan nada menggoda, "kalau kau mau aku turunkan. Kita ulang dulu adegan semalam di sini."

Y/n memukul Jisung dengan tas jinjing yang dibawanya. "Aku tidak mau punya tiga anak Jisung!"

***

Cerai.

Satu kata yang menjadi solusi dari tiap permasalah yang Y/n ceritakan pada Chaerin. Wanita itu sudah jengah tiap kali mendengar curhatan sahabatnya.

"Aku sudah mengajukan gugatan cerai lagi."

Marriage Contract » Jisung X You✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang