Tangan Jisung bergerak mencari sesuatu yang seharusnya ada di sampingnya. Tapi yang dia rasakan seprei kusut serta bantal dan guling.
Dia mengerang sedikit merasakan sinar matahari yang masuk lewat jendela yang telah terbuka. Matanya terbuka mencari sosok istrinya, namun tak dia dapati.
Pria itu akhirnya turun dari ranjang. Meskipun dia masih merasakan pening karena tidur larut untuk menyelesaikan laporan perusahaan, nampaknya dia lebih memilih untuk mencari istrinya yang entah dimana daripada kembali tidur. Bangun pagi tanpa ada wanita yang dicintainya adalah hal yang tidak disukai Jisung.
Dan tepat saat kakinya berhenti di dapur dia melihat istrinya tengah menuangkan air ke gelas. Bibir itu sedikit menyeringai begitu mendapati sebuah tontonan menarik di pagi hari, bagaimana Y/n yang memakai kemeja longgar diatas lutut miliknya begitu seduktif.
Ah ya, dan jangan lupakan bahwa semakin menggoda tatkala mengingat istrinya itu sedang hamil anak kedua mereka.
Dua tangan itu melingkari pinggang Y/n, menariknya merapat hingga bersentuhan dengan dada bidang yang telanjang. "Aku mencarimu, Y/n. Tidak nyaman sekali, saat bangun tidak ada kau di sampingki."
"Aku haus, Jisung." Y/n menunjukkan segelas air putih yang baru ditungnya dari botol, Y/n menoleh pada Jisung. "Kau mau?" tawarnya.
Dibalas gelengan oleh suaminya.
"Ayo duduk, tidak baik minum sambil berdiri." Jisung menarik kursi di meja makan untuk mempersilahkan Y/n duduk, tapi ketika Y/n hendak duduk Jisung malah menempati kursi itu lebih dulu. "Tapi duduk di pangkuanku ya." Seringai Jisung melebar begitu berhasil menggoda Y/n.
Dia menepuk pahanya sendiri, sebuah tempat yang sudah dipersiapkannya untuk istrinya.
"Tidak akan cukup, kau mengejek perutku yang semakin membesar?" Y/n mendelik sebal.
Kekehan Jisung terdengar semakin menjengkelkan bagi Y/n. "Kalau tidak dicoba mana mungkin kau tahu."
Dengan tarikan lembut Jisung sudah berhasil memerangkap tubuh istrinya dalam pangkuannya. Menciumi wangi vanilla yang menguar lewat tengkuk istrinya.
"Anak kita tumbuh dengan baik." Tangannya sesekali menelusup masuk ke balik kemeja Y/n guna mengelus perut istrinya.
Wajah Y/n merona, sudah tidak meraskan haus lagi meski air digelasnya belum diminumnya sama sekali. Sebab tangan Jisung sedang bergerilya di perutnya. Belum lagi napas panas yang sengaja dihembuskan Jisung pada kulit lehernya.
"Nggh. . . geli, Jisung."
Y/n bergerak gelisah menyadari semakin aktif kedua tangan itu bermain ditubuhnya. Gesekan celana Jisung di pahanya semakin memperparah rasa aneh yang sengaja ditawarkan oleh suaminya.
"Tapi kau menyukainya kan, sayang?" Bisikan seduktif itu menjalar di telinga Y/n hingga membuatnya wajahnya semakin memerah padam.
Menyadari kemana arah pembicaraan Jisung sontak Y/n menggeleng pelan. "Kau tidak berencana melakukannya lagi 'kan?"
"Besok Andy sudah kembali rumah. Ayolah kita habiskan waktu dengan sebaik-baiknya."
"Tapi 'kan semalam sudah."
Y/n bahkan masih bisa melihat tanda kemerahan di sekitar dadanya, belum lagi rasa pegal di tungkai kakinya masih terasa hingga sekarang.
Merasa sedikit sulit merayu Y/n menggunakan kata-kata maka Jisung akan beralih menggunakan tindakan. "Itu 'kan kemarin, bukannya hari ini."
"Hei! Jisung!"
"Kita sulit melakukannya kalau Andy ada di rumah."
Lidahnya mulai menjilat area di leher Y/n, mengecup dan sedikit menghisapnya untuk mempertegas warna merah yang semalam sudah dibuatnya. Lagi, kedua tangannya ikutan bergerak. Bukan hanya di sekitar perut tapi mulai merambat keatas, meraih dua gundukan yang memang tak ada penghalang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract » Jisung X You✔
FanficObsession Series Book 4(End) WARNING! Rating 22+ Mature Content 🚫Not Children Start : 10 October 2023 End : 19 September 2023 *** "Aku tidak mau menikah dengan Park Jisung meskipun dia adalah pria terakhir di muka bumi ini!" "Beri aku waktu 2 bula...