"Kau kerja 'kan hari ini?" tanya Y/n penuh semangat menyiapkan sarapan untuk Jisung.
Padahal Y/n menyadari Jisung yang masih kelelahan karena banyaknya pekerjaan kemarin, bahkan pekerjaan itu dia bawa ke rumah juga.
"Kau tidak ada niat melarangku ke kantor hari ini? Aku sangat lelah karena banyaknya pekerjaan," rengek Jisung memeluk Y/n dari belakang sesaat sebelum duduk di salah satu kursi.
"Walau pun aku melarangmu. Aku yakin sekali kau akan tetap bekerja. Karena kau bukan tipe orang yang suka menunda pekerjaan, bahkan menyelesaikan lebih cepat dari waktu seharusnya."
Setelah menyiapkan semuanya, Y/n duduk di samping Jisung, menyendok nasi dan lauk untuk Jisung terlebih dahulu sebelum menyendok makanan untuk dirinya sendiri. Y/n sekarang sudah terbiasa melayani Jisung yang berstatus sebagai suaminya.
"Y/n, sepertinya hanya kau pengantin baru yang senang suaminya sibuk bekerja, dari pada menghabiskan waktu dengan mu," Jisung pun menatap curiga, "kau tidak ada main belakang 'kan?"
Y/n tergelak. "Untuk apa aku melakukan itu? Aku senang mengirimi mu makan siang. Oh iya, dan aku juga dapat teman baru di café, kami mempunyai bahan obrolan yang cocok satu sama lain."
"Apa dia laki-laki?" tanya Jisung menyelidik.
"Tidak, dia perempuan. Kau tenang saja Jisung," ucap Y/n sungguh-sungguh. Tak ingin Jisung menyimpan rasa cemburu yang percuma, "teman baruku berasal dari Colombia, tempat mu bersekolah dulu."
Y/n terlihat antusias menceritakan temannya ini. Berbeda dengan Jisung yang menghentikan gerakan tangannya sesaat setelah mendengar Y/n menyebut Negara yang pernah Jisung tinggali untuk menempuh pendidikan.
"Oh iya, sangat kebetulan sekali," respon Jisung singkat.
Y/n pun terlihat semakin bersemangat untuk menceritakan tentang teman barunya. "Yang sangat kebetulan itu jika ternyata teman baruku juga mengenalmu, Jisung."
Jisung langsung menoleh dengan wajahnya yang terkejut. "Temanmu itu mengenalku?"
Y/n menggeleng. "Maksudku. Jika dia mengenalmu. Atau mau aku kenalkan?" tawar Y/n.
Jisung menggeleng yakin. "Aku tidak berniat berkenalan dengan orang baru apa lagi perempuan. Nanti yang ada istriku cemburu."
"Tidak akan," timpal Y/n, "aku takin kau tidak sebodoh itu untuk menyianyiakan aku."
"Iya sih. Aku memang tidak mungkin sebodoh itu," Jisung mendengus pelan, "ngomong-ngomong, kau 'kan sudah berkenalan. Siapa nama teman barumu itu?"
"Jinsol."
Nama itu membuat Jisung membeku, untung saja dia tidak sedang meminum sesuatu. Yang ada dia malah tersedak minumannya karena terlalu terkejut. Butuh beberapa detik bagi Jisung untuk mengontrol ekspresinya agar tetap biasa supaya Y/n tidak mencurigainya.
"Marganya apa?"
Jisung ingin memastikan lebih jauh. Sebab menurutnya, di dunia ini tidak ada yang nemanaya sebuah kebetulan.
Y/n mengedikan bahu. "Dia hanya menyebutkan nama panggilannya saja."
"Oh... oke."
Mendengar penuturan Y/n, Jisung semakin diliputi rasa penasaran.
"Y/n, kau jangan terlalu dekat dengan teman baru mu itu. Kau 'kan menyandang status sebagai istri dari Presdir. Takut ada yang berniat macam-macam padamu," ujar Jisung memperingati agar Y/n lebih hati-hati.
Y/n menanggapinya dengan anggukan kecil.
Dia sebenarnya malas sekali harus menyelidiki orang lagi. Tapi, rasa malasnya itu dikalahkan dalam waktu singkat dengan rasa penasaran. Dia harus tahu siapa Jinsol yang Y/n maksud, dan dia sendiri pun harus tahu jika memang Jinsol yang Y/n kenal adalah Jinsol yang merupakan mantan kekasihnya, dia akan menyelidiki sendiri alasan Jinsol muncul kembali ke kehidupannya.
Hari ini adalah jadwal dia berkunjung ke kantor pusat Blance Group selama setengah hari. Untuk mengecek keberadaan kantor utama itu, dengan di temani oleh sekretarisnya.
Niatnya hanya ingin melihat-lihat prospek kerja para karyawan di sana saja. Mengingat dua perusahaan yang dipimpinnya itu akan mengeluarkan produk kolaborasi baru, itu membuatnya tidak bisa tidur dengan tenang karena menginginkan hasil yang sempurna seperti biasa.
Siapa sangka saat menginjakan kaki di sana dia bertemu ayah mertuanya yang merupakan mantan Presdir dari Blance Group. Padahal sebelumnya tak ada pemberitahuan apa-apa.
"Perusahaan jadi berkembang pesat karena mu, Jisung."
Mereka berada di ruangan Presdir, hanya berdua tanpa sekretaris dari Jisung atau pun Arya. Jelas sekali obrolan ini bersifat sangat rahasia.
"Terimakasih, abeoji," balas Jisung.
"Hubunganmu dan Y/n baik-baik saja 'kan?" tanya Dongjae.
Jisung mengangguk. "Malah lebih baik dari sebelumnya. Abeoji tak perlu khawatir. Hubungan kami berjalan baik."
"Aku jadi semakin bersyukur menikahkan mu dengan Y/n, Jisung."
Jisung mengulum senyum. "Aku juga sangat berterimakasih karena abeoji yakin menitipkan Y/n padaku. Dia istri yang baik, belakangan ini dia terlihat sangat manis."
Wajah yang tadinya gusar itu, kini tampak sumringah karena bahan obrolan Jisung. "Apa dia sudah tidak manja dan merengek untuk membeli barang-barang mewah lagi?"
Jisung menggeleng. "Dia sekarang sedang hobi memasak. Tiap hari aku mencoba masakan buatannya, selau beragam karena tidak ingin aku bosan. Bahkan tiap jam makan siang, dia selalu menyempatkan diri untuk ke kantor, hanya sekadar mengirim makan siang untukku."
Membicarakan tentang seseorang yang di cinta memang tidak akan ada habisnya. Itulah obrolan yang menarik bagi Jisung saat ini.
Dongjae tergelak, tampak senang dengan perubahan putrinya itu. "Bagaimana kalau dalam waktu dekat ini kalian menginap? Aku dengar dari Hyunsong beberapa waktu lalu kalian menginap ke rumahnya. Masa semenjak menikah kalian tidak pernah menginap ke rumah ku ini. Aku kan kesepian."
"Iya, nanti akan kami bicarakan."
Obrolan Jisung dan mertuanya pun berputar kembali pada dunia bisnis, kali ini di damping oleh sekretaris masing-masing. Jisung yang masih belum hapal tentang seluk beluk Blance Group meminta tolong pada Dongjae untuk mengarahkannya.
Jisung sampai tidak sadar jika dirinya sudah lebih dari setengah hari berada di Blance Group. Bahkan ini sudah waktunya Y/n datang untuk memberikan makan siang.
Dia sampai terburu-buru datang ke kantornya, tak ingin Y/n menunggu lama.
Tapi sampai di sana dia mendapati Y/n yang sudah berbaring dengan tenang di sofa pojok ruangan. Tampak tenang dengkuran yang halus, sepertinya sangat lelah, Jisung jadi tidak ingin membangunkannya.
Jisung beranjak menuju meja untuk mengambil tempat makan yang dibawa Y/n, namun tak sengaja matanya menangkap ponsel Y/n yang menyala menampilkan sebuah notifikasi.
Hal itu spontan membuatnya mengambil ponsel Y/n dan membaca notifikasi tersebut
Jinsol: Y/n, ada barangmu yang ketinggalan. Aku tunggu di café ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract » Jisung X You✔
FanfictionObsession Series Book 4(End) WARNING! Rating 22+ Mature Content 🚫Not Children Start : 10 October 2023 End : 19 September 2023 *** "Aku tidak mau menikah dengan Park Jisung meskipun dia adalah pria terakhir di muka bumi ini!" "Beri aku waktu 2 bula...