"Appa semakin besar kepala saat aku mengikuti ucapannya untuk menikah denganmu."
Y/n mengerucutkan bibirnya. Tapi dia tetap melihat buku yang diberikan oleh wedding organizer yang dipilihkan oleh ayahnya selama perjalanan menuju ke butik tempat mereka akan membuat gaun pengantin.
"Yang benar saja, menyiapkan pernikahan hanya dalam waktu seminggu?" Y/n memijit pelan keningnya.
"Mau bagaimana lagi? Sebentar lagi aku akan berangkat ke Venice untuk menggantikan paman Dongjae. Paman Dongjae 'kan menyerahkan seluruh perusahaan Blance Group kepadaku karna aku akan menikah denganmu."
"Ah tetap saja, mempersiapkan pernikahan hanya seminggu, aku bisa sakit kepala memikirkannya."
"Meski begitu kau tetap senang mengurus pernikahan ini, bukan?" tanya Jisung yang mengemudi.
"Bukannya senang. Namun penikahan ini penting untukku, jadi aku ingin menyiapkannya sebaik mungkin, seperti yang sudah aku harapkan jika aku akan menikah nanti," dia melirik ke Jisung, "ya... walau aku tidak mencintai calon suami ku."
"Omongan mu kembali pedas ya saat keadaan sudah membaik," Jisung mendengus tak percaya, "well, itu lebih baik sih dari pada kau diam saja seperti orang yang sariawan. Bahkan aku yakin kalau sariawan pun, kau pasti akan tetap semangat untuk mengomel."
"Aku diam saja karena aku sedang sedih. Mana mungkin ketika mendengar ayahku kecelakaan aku seperti biasa saja? Memangnya aku anak durhaka?"
"Ah iya, aku lupa kalau kau sekarang adalah alumni anak durhaka," ucap Jisung, menekankan kata alumni, "sebab sekarang kau menuruti semua permintaan ayahmu. Dan aku berharap semoga kita menikah nanti, kau tidak menjadi istri yang durhaka. Kau harus mengikuti kemauanku."
Y/n melihat Jisung curiga. "Kau tidak mengajakku untuk melakukan itu terus 'kan?"
"Itu apa? Aku tak mengerti," ucap Jisung pura-pura bodoh.
Y/n berdecak kesal. "Sesuatu yang biasa dilakukan suami istri pada waktu tertentu dan menyebabkan istri hamil."
"Oh maksudmu seks?"
Y/n membelalakan matanya karena Jisung mengucapkan kata itu dengan santai. Spontan Y/n memukul Jisung dengan buku yang dia pegang.
Untung saja tepat ketika Jisung menghentikan mobilnya karena lampu merah.
"Bagaimana bisa kau mengucapkan kata itu dengan gamblang? Kau benar-benar mesum ya?"
"Lho bukankah kau seharusnya familiar dengan kata itu? Kau kan sering melakukan phone seks pasti banyak kata-kata kotor yang sering kau dengar."
"Aku kan mendengarnya lewat telepon saja. Tidak secara langsung seperti ini, bagaimana pun juga aku adalah gadis polos."
Jisung menaikan sebelah alisnya, dia tersenyum seakan tak mempercayai ucapan Y/n, "mana ada gadis polos yang jago sekali membuat lelaki terangsang hanya lewat telepon? Ah dan juga berfantasi liar akan membuat suaminya puas di ranjang."
"Jisung!" teriak Y/n gemas. Wajah porselen itu memerah padam. Dia tidak bisa membalas ucapan Jisung karena yang ada dipikirannya saat ini adalah bagaimana cara memadamkan rasa malunya.
Jisung tertawa geli, puas sekali mengerjai Y/n.
Atau mungkin, belum begitu puas. Karena bahkan sampai dibutik pun, Jisung tetap meneruskan perbuatannya yang tak bermoral itu -bagi Y/n-.
"Aku ingin desain yang simple namun terlihat mewah dan tidak begitu terbuka," pinta Y/n memberikan clue tentang gaun yang diinginkan olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Contract » Jisung X You✔
FanfictionObsession Series Book 4(End) WARNING! Rating 22+ Mature Content 🚫Not Children Start : 10 October 2023 End : 19 September 2023 *** "Aku tidak mau menikah dengan Park Jisung meskipun dia adalah pria terakhir di muka bumi ini!" "Beri aku waktu 2 bula...